Kuis di televisi sekarang ini memang semakin menggiurkan hadiahnya. Saat 
Family 100 AN TV di tahun ‘90an memberikan hadiah sebesar seratus juta rupiah, 
masyarakat kala itu sudah menganggapnya luar biasa dan berdecak kagum. Lalu 
bandingkan dengan kuis-kuis masa kini seperti Super Deal dan Deal or No Deal 
yang mampu memberikan hadiah berupa uang sampai dengan 2 milyar!
   
  Selama Ramadan ini, banyak pula kuis-kuis yang bertebaran di berbagai jenis 
program, dan beberapa kuis Ramadan itu telah mengalami pergeseran, baik dari 
segi jumlah uang yang dimenangkan maupun tata cara “bermainnya”. Dilihat dari 
hadiahnya, tentu hadiah yang diberikan menjadi lebih besar ketimbang 
tahun-tahun sebelumnya, hadiah berupa paket umroh atau sepeda motor adalah hal 
lumrah.
   
  Dari segi cara dan aturan main pun berbeda. Dulu hanya ada satu cara 
konvensional, pihak penyelenggara kuis – dalam hal ini stasiun televisi – 
membuka line telepon terbuka untuk siapa saja yang tertarik untuk ikut. 
Sehingga siapa yang paling cepat memencet nomor telepon dan bisa menembus 
padatnya saluran masuk, lalu bisa menjawab pertanyaan adalah orang yang berhak 
mendapat hadiah.
   
  Sistem semacam itu sudah mulai berubah, ada cara baru yang mengharuskan calon 
peserta kuis untuk terlebih dahulu mengirim SMS registrasi kepada pihak 
penyelenggara dan kemudian mendapatkan nomor PIN. Nah, nomor PIN inilah yang 
kemudian akan diacak oleh pihak penyelenggara untuk mencari peserta yang 
beruntung dan akan dihubungi. Beberapa program acara selama Bulan Ramadan yang 
mengadakan kuis dengan sistem seperti ini, antara lain Stasiun Ramadan RCTI, 
SineKuis PPT SCTV, dan Komedi Putar TPI.
   
  Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menilai kuis Ramadan yang 
menggunakan sistem semacam itu, identik dengan judi yang diharamkan dalam 
Islam. Tarif SMS premium yang mencapai 2000 rupiah untuk sekali kirim bisa 
dianggap sebagai pemasukan bagi pihak penyelenggara, dan kemudian hadiah bagi 
peserta kuis diambil dari sebagian uang yang masuk ke pihak penyelenggara. 2000 
rupiah yang dikeluarkan oleh peserta bisa dianggap sebagai uang taruhan. 
   
  Itung-itungannya adalah, semisal biaya administrasi pengiriman satu SMS 
mencapai 500 rupiah, sedangkan sisanya sebesar 1500 rupiah dibagi dua antara 
pihak penyelenggara dan provider seluler. Jadi pihak penyelenggara mendapat 
pemasukan 750 rupiah per registrasi SMS, seandainya ada 1 juta orang mengirim 
SMS registrasi, berarti 750 juta masuk ke “kantong” penyelenggara. Angka 
sebanyak itu tentu lebih dari cukup untuk sekedar menyediakan hadiah-hadiah 
berupa kendaraan roda dua, atau bahkan mobil untuk setiap satu kali 
penyelenggaraan kuis.
   
  Pihak penyelenggara kuis, yakni stasiun televisi dalam hal ini mempunyai 
posisi yang sama persis dengan bandar dadu. Dia mendapat uang taruhan dari para 
peserta, lalu melakukan pengocokan dadu, dan peserta yang jitu tebakannya akan 
mendapat sejumlah uang berlipat dari taruhan awal. Sejumlah uang yang dimenangi 
itu diambilkan dari kontribusi/taruhan peserta lainnya. Jadi, beberapa kuis 
Ramadan itu sama halnya dengan sebuah perjudian massal yang melibatkan jutaan 
orang!
   
  Dari 1 juta peserta yang mengikuti kuis tadi hanya 3-5 orang saja yang bisa 
mendapat hadiah, sedangkan ratusan ribu peserta sisanya cuma bisa gigit jari. 
Lalu sisa uang yang masih terlalu banyak itu akan kembali menjadi milik 
penyelenggara, dimana-mana bandarlah yang selalu untung, dan pesertanya yang 
buntung.
   
  Tulisan ini hanya sekedar wacana saja, pembaca yang budiman boleh mengangguk 
setuju atau justru menggerutu tak setuju, keduanya boleh saling beradu. Yang 
jelas, saya bukan ahli urusan agama, apalagi seorang ustad, tentu masih jauh 
dari itu.
   
  Selamat Berpuasa...
   
  Salam hangat dari Solo,
  Dony Alfan ( http://putradaerah.blogspot.com )
  
       
---------------------------------
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers
       
---------------------------------
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!

Kirim email ke