Senin, 21 Mei 2007 
Menetak Sejarah Perempuan 
Jurnalis: Henny Irawati 

Jurnalperempuan.com-Jakarta. ?Selama SD, SMP, SMA, saya tidak pernah tahu siapa 
itu ibu SK Trimurti atau Herawati Diah.? Pengakuan itu disampaikan Manager 
Program Yayasan Jurnal Perempuan Mariana Amiruddin dalam diskusi sekaligus 
peluncuran Jurnal Perempuan Edisi 52 ?Kami Punya Sejarah? dan ?95 Tahun SK 
Trimurti Pejuang Indonesia?, di Perpunas RI, Rabu (16/5). ?Saya hanya tahu 
Soekarno dan Hatta. Saya tidak melihat pejuang-pejuang perempuan dalam buku 
sejarah,? sambungnya. 

Perempuan-perempuan, SK Trimurti misalnya, memang seringkali absen dalam 
rekaman-rekaman sejarah. Padahal, mereka turut pula duduk bersama dengan tokoh 
dan negarawan lain untuk membangun bangsa Indonesia. Bahkan, pada tahun 1928, 
para perempuan dari seluruh pelosok Indonesia telah memprakarsai sebuah 
pertemuan yang membahas masalah hak asasi perempuan, trafiking, perkawinan, 
kesehatan reproduksi, dan sebagainya. 

Kegelisahan yang dialami Mariana terbit pula dalam diri sejarawan sekaligus 
peneliti utama LIPI Asvi Marwan Adam. ?Hari Minggu lalu, di sebuah hotel di 
Jakarta, Persatuan Wartawan Indonesia memberikan Penghargaan Pengabdian Seumur 
Hidup kepada dua wartawan senior, Rosihan Anwar (85 tahun) dan Herawati Diah 
(90 tahun).? Padahal, menurut Asvi, masih ada wartawan yang lebih senior, yakni 
SK Trimurti (95 tahun). Mengutip tulisan dalam rubrik profil Jurnal Perempuan 
Edisi 52, Mikael Johani menemukan SK Trimurti dijuluki ?Wartawan Tiga Zaman? 
dan ?Legenda Jurnalisme Indonesia?. 

Asvi sementara tidak terlalu bersedih. Aliansi Jurnalis Independen sedang 
membuat film dokumenter tentang SK Trimurti dan tahun ini akan memberikan 
penghargaan SK Trimurti Award pada wartawan yang berprestasi. ?Tidak ada kubu 
yang berseberangan (baik antara PWI maupun AJI),? papar Asvi dalam acara hasil 
kerjasama Yayasan Jurnal Perempuan dan Yayasan Bung Karno tersebut. Upaya ini 
patut dihargai sebagai salah satu langkah pendokumentasian jejak-jejak 
perjuangan perempuan. Herawati Diah sendiri merupakan satu dari dua nama yang 
masih diingat SK Trimurti dalam kondisi kesehatannya yang tidak terlalu 
menggembirakan itu. 

SK Trimurti baru satu nama. Dalam Jurnal Perempuan bertajuk ?Kami Punya 
Sejarah?, sejumlah penulis menguarkan nama, peristiwa, dan perjuangan lain yang 
di dalamnya banyak melibatkan perempuan juga yang selama ini keberadaannya tak 
ubah sebuah buku tua yang terlupakan di toko buku bekas.* 

baca juga artikel dan kabar lain seputar perempuan di www.jurnalperempuan.com 
atau www.jurnalperempuan.multiply.com 

 

Kirim email ke