Betapa Bahayanya Bimbingan Psikotes dan Buku Latihan Psikotes Oleh : Dian A. A. Hippy http://kabarindonesia.com/berita.php?pil=12&dn=20061226153532 26-Des-2006, 20:41:17 WIB - [www.kabarindonesia.com]
Istilah ‘psikotes’, saat ini memang sudah semakin dikenali banyak orang, terutama mereka yang pernah atau bahkan sudah beberapa kali menjalani psikotes. Psikotes sampai kini banyak digunakan sebagai salah satu alat seleksi, misalnya seleksi dalam penerimaan murid di sekolah, penerimaan mahasiswa di universitas, serta penerimaan tenaga kerja dalam suatu organisasi. Jika kita cermati, ternyata banyak diantara orang-orang yang menjalani seleksi tersebut mengalami kesulitan dalam mengerjakan psikotes, dan banyak juga yang mendapatkan nilai yang rendah yang mengakibatkan mereka dinyatakan gagal. Kekecewaan dan putus asa pun mereka rasakan. Berangkat dari fenomena tersebut, kini banyak lembaga yang bergerak di bidang bimbingan psikotes didirikan, dan banyak buku latihan soal psikotes diterbitkan. Hal ini bertujuan untuk melatih seseorang dalam mengerjakan psikotes, sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik dan mereka akan lebih mudah lolos dalam psikotes yang nantinya akan mereka jalani. Bimbingan psikotes yang didirikan serta buku-buku latihan soal psikotes yang diterbitkan, banyak mengajarkan kepada para peserta atau pembacanya mengenai cara berpikir cepat, tepat, teliti, dan benar ketika mengerjakan psikotes. Padahal, yang ingin diukur dalam psikotes, terutama tes-tes ability, adalah kemampuan problem solving. Dari tes semacam ini, seseorang dituntut untuk menemukan insight bagaimana memecahkan persoalan dari stimulus-stimulus yang ada di dalam soal-soal di hadapannya. Jika insight tersebut diajarkan, maka hasil tes tidak menggambarkan kemampuan seseorang yang sebenarnya. Seringkali para peserta psikotes merasa awam dan tidak tahu aturan main dari psikotes. Kemudian mereka menganggap dengan melatih diri melalui tempat bimbingan psikotes ataupun buku-buku latihan soal psikotes, dapat memaksimalkan hasil psikotes mereka. Padahal, merasa tidak familiar dengan soal-soal yang dihadapi merupakan hal yang biasa terjadi. Contohnya saja yaitu tes penalaran abstrak yang stimulusnya terdiri dari serangkaian gambar dengan bentuk tertentu, dan seseorang diminta menentukan bentuk gambar berikutnya. Dalam hal ini, seseorang memerlukan orientasi. Diperlukan waktu untuk memahami persoalan waktu itu sendiri. Biasanya kebutuhan orientasi ini dipenuhi dengan cara pemberi tes atau tester memberikan contoh soal sebelum tes dimulai. Berkaitan dengan tujuan psikotes, dalam kehidupan sehari-hari pun seseorang harus cepat mendapatkan insight dalam mengenali masalah yang muncul, berikut dengan pemecahannya. Artinya, kecepatan memahami aturan main alat tes juga merupakan bagian dari tes itu sendiri. Di dalam psikotes, yang ingin diukur biasanya adalah kemampuan problem solving, tingkat kecerdasan, sikap dan cara kerja, serta kepribadiannya. Kemudian dari hasil tes bisa dilihat skor untuk seluruh aspek. Kehadiran tempat bimbingan psikotes dan buku latihan soal psikotes bisa memunculkan dampak negatif karena skor seseorang bisa menjadi tidak valid. Entah apakah hal ini disadari atau dianggap angin lalu oleh para pendiri tempat bimbingan psikotes atau para pembuat buku latihan psikotes tersebut. Apabila hasil tes seseorang yang menunjukkan skor mengenai aspek-aspek di atas tidak sesuai dengan kemampuan yang sebenarnya, maka akan merugikan bagi universitas, perusahaan, atau organisasi yang mengadakan psikotes tersebut karena menerima orang-orang yang ternyata tidak benar-benar tepat pada bidangnya. Sedangkan dari sisi peserta yang mengikuti psikotes sendiri, bisa sakit, stress, atau mengalami gangguan emosional lainnya karena tidak sanggup menjalani tugas-tugas mereka setelah mereka diterima di suatu tempat yang mereka tuju tersebut. __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com