http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=36321&ik=4


Kamis 2 Agustus 2007, Jam: 21:21:00 


Pabrik Sepatu PT Tong Yang Bekasi Bangkrut, Pemilik Kontrakan Gulung Tikar 



BEKASI (Pos Kota) - Bangkrutnya pabrik sepatu Reebok PT Tong Yang Indonesia 
(TYI) di Bekasi yang berdampak menganggurnya 11.000-an tenaga kerja, juga 
dirasakan kepedihannya oleh ratusan warga di sekitar pabrik yang berlokasi di 
Desa Jatimulya, Tambun. 


Warga yang sebagian besar mengandalkan mata pencaharian sebagai pemilik rumah 
kontrakan, gulung tikar. Pasalnya, belasan ribu pekerja PT TYI itu adalah 
pelanggan setia mereka. 


Menurut pemantauan Pos Kota, rumah-rumah kontrakan menyebar di sekeliling 
lokasi PT TYI, di empat penjuru angin. Rumah-rumah kontarakan ini disewakan 
pemiliknya kepada para pekerja PT TYI dengan harga antara Rp 150.000 sampai Rp 
200.000 perbulannya. Biasanya, para pekerja PT TYI itu menyewa rumah petak 
berukuran 3x3 meter atau 3x4 meter itu secara berpatungan dua atau tiga orang. 


Meski hanya cukup untuk tidur, rumah-rumah kontrakan tersebut menjadi serbuan 
para pekerja pabrik. Maklum karena lokasinya yang tidak jauh dari lokasi 
pabrik, yang bisa ditempuh hanya belasan menit berjalan kaki. 


Sejak pabrik sepatu tersebut bangkrut sekitar delapan bulan lalu, para pemilik 
rumah kontrakan terkena imbasnya. Ratusan rumah petak yang biasa dikontrak para 
pekerja pabrik tersebut kini kosong melompong. 


Mpok Aminah, seorang pemilik rumah kontrakan di Jembatan I Desa Jatimulya 
misalnya. Dia memiliki sepuluh kamar petak yang disewakan Rp 150.000 perbulan. 
Dengan demikian, sebulannya Mpok Aminah yang asli warga Jatimulya itu punya 
penghasilan Rp 1,5 juta. 

RP 1 MILYAR HILANG 
"Sekarang penghasilan saya gak ada lagi. Udah berbulan-bulan kontrakan saya 
kosong melompong," aku Mpok Aminah sembari menunjukkan deretan rumah 
kontrakannya yang kosong tersebut. 


Jika dikalkulasikan seperempat saja dari 11.000 pekerja PT Tong Yang tinggal di 
rumah kontrakan, berarti sedikitnya 1.000 rumah petak diandalkan untuk menerima 
sewa dari para pekerja pabrik. Itu berarti, sebulan sedikitnya warga menerima 
penghasilan dari rumah yang disewakan itu Rp 150 juta. Selama delapan bulan 
pabrik sepatu ekspor itu bangkrut, berarti lebih dari Rp 1 milyar penghasilan 
mereka hilang. 


Menurut Ny Anisah, pemilik lima belas rumah petak kontrakan di Gang Sawo, 
Jatimulya, sebagian besar pekerja PT Tong Yang memang masih berstatus lajang. 
Sehingga ketika pabrik tempat mereka bekerja bangkrut, mereka langsung angkat 
kaki dari rumah kontrakannya. 


(suzana) 

Reply via email to