http://www.indomedia.com/poskup/2007/08/22/edisi22/opini.htm


Perpustakaan keliling,  upaya menjemput bola

Oleh Pius Teo *



SEIRING dengan kemajuan teknologi yang pesat dan meningkatnya kebutuhan 
informasi di era globalisasi ini, pada umumnya masyarakat perkotaan dan 
pedesaan makin haus akan informasi yang akurat, tepat dan cepat, baik cetak 
maupun elektronik. Namun demikian, mengingat keterbatasan sarana dan prasarana, 
masyarakat pedesaan agak lamban dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan. 
Untuk mengatasi kesenjangan informasi ini, pemerintah daerah (pemda) berusaha 
memberikan layanan informasi tertulis kepada masyarakatpedesaan antara lain 
dengan menyediakan layanan perpustakaan keliling (mobile library). Layanan 
jenis ini perlu dikembangkan dan diperkenalkan kepada masyarakat, agar mereka 
dapat memanfaatkan perpustakaan keliling sebagai suatu sarana pengembangan 
pribadi dalam pendidikan nonformal.

Perpustakaan keliling merupakan salah satu perangkat penyelenggaraan pendidikan 
nonformal yang berupaya untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana 
diamanatkan oleh UUD 1945. Berdasarkan amanat ini, perpustakaan keliling 
bertugas mengumpulkan, memilih, dan menyajikan karya-karya manusia kepada 
pembacanya (masyarakat) yang tidak terlayani oleh perpustakaan umum (di kota) 
(Hardjoprakoso, 1992).

Perpustakaan "berpindah-pindah" ini dimaksudkan untuk mempercepat penyebaran 
informasi kepada masyarakat luas. Dilihat dari sejarahnya, bantuan untuk 
perpustakaan keliling di Indonesia sudah ada sejak tahun 1975. Pemerintah 
melalui proyek pembangunan Depdikbud telah mencanangkan perpustakaan keliling 
sebagai salah satu layanan perpustakaan publik. Tujuan utamanya adalah 
mendekatkan informasi kepada masyarakat di daerah terpencil, sebab masyarakat 
desa sampai saat ini belum mampu mencapai informasi semaksimal mungkin 
(Perpustakaan Nasional,1992).

Pengertian perpustakaan keliling

Perpustakaan keliling adalah bagian dari pelayanan perpustakaan umum yang 
mendatangi/mengunjungi pembacanya dengan menggunakan kendaraan, baik darat 
(mobil) maupun air (perahu). Dengan kata lain, perpustakaan keliling adalah 
perpustakaan yang bergerak dengan membawabahan pustaka untuk melayani 
masyarakat dari satu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh 
perpustakaan umum, dalam hal ini adalah perpustakaan menetap (stationary 
library). Jadi secara teknis, pada umumnya, perpustakaan keliling menjadi 
bagian yang tak terpisahkan dari perpustakaan umum di suatu wilayah, misalnya 
di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). 

Perpustakaan keliling memiliki beberapa ciri, di antaranya bergerak, ada 
pengguna, ada bahan pustaka, memberikan jasa, tidak terjangkau dan menggunakan 
kendaraan. Jadi secara sederhana dapat disimpulkan bahwa perpustakaan keliling 
adalah perpustakaan yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan 
menggunakan kendaraan dan membawa bahan pustaka serta memberikan layanan jasa 
perpustakaan kepada pengguna di daerah yang tidak terjangkau oleh perpustakaan 
umum/menetap (Sulistiyo-Basuki,1991:48).

Tujuan perpustakaan keliling

Penyelenggaraan perpustakaan keliling bertujuan untuk (1) meratakan layanan 
informasi dan bacaan kepada masyarakat sampai ke daerah terpencil yang 
belum/tidak memungkinkan adanya perpustakaan permanen; (2) membantu 
perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan nonformal kepada publik luas; 
(3) memperkenalkan buku-buku dan bahan pustaka lainnya kepada publik; (4) 
memperkenalkan jasa perpustakaan kepada publik; (5) meningkatkan minat baca dan 
mengembangkan cinta buku pada masyarakat; dan (6) mengadakan kerja sama dengan 
lembaga masyarakat sosial, pendidikan, dan pemerintah daerah dalam meningkatkan 
kemampuan intelektual dan kultural masyarakat (PerpustakaanNasional 1992).

Tujuan perpustakaan keliling perlu ditingkatkan dari waktu ke waktu sesuai 
dengan perubahan zaman dan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang dan 
mendesak. Jika hasil kerja atau manfaat perpustakaan keliling kurang dirasakan 
masyarakat, maka dukungan masyarakat terhadap keberadaan perpustakaan keliling 
akan semakin berkurang. Dan apabila kondisi yang kurang menguntungkan ini 
berlarut-larut, maka perpustakaan keliling akan terancam ditinggalkan oleh para 
pembaca (Perpustakaan Nasional RI,1992:20).

Fungsi perpustakaan keliling

Perpustakaan keliling merupakan perpanjangan atau perluasan jangkauan layanan 
perpustakaan umum yang berfungsi untuk mempertemukan bahan bacaan dengan 
pembacanya di daerah yang relatif jauh dari perpustakaan umum atau karena 
situasi dan kondisi tertentu, tidak sempat datang ke perpustakaan umum. 
Walaupun masih terdapat banyak kendala dalam perwujudannya, fungsi utama dari 
perpustakaan keliling adalah mendekatkan informasi kepada masyarakat desa, 
karena mereka belum mampu memperoleh informasi secara mandiri. Dengan kata 
lain, hakekat keberadaan perpustakaan keliling adalah pelayanan bagi pembaca. 
Apa pun bentuk operasionalnya, yang penting bahan bacaan dapat dimanfaatkan dan 
dirasakan oleh publik pembaca.

Secara umum perpustakaan keliling dan perpustakaan umum mengacu kepada 
prinsip-prinsip yang sama, yaitu (1) pendidikan bersifat seumur hidup (lifelong 
education). Dalam hal ini perpustakaan keliling pun ikut memelihara dan 
menyediakan sarana untuk pengembangan perorangan ataukelompok pada semua 
tingkat pendidikan dan kemampuan; (2) sumber informasi dan rujukan. Artinya 
perpustakaan menyediakan kemudahan bagi pemakai berupa akses cepat (diberikan 
dalam waktu yang singkat) dan tepat (sesuai dengan kehendak dan minat pembaca) 
terhadap penggunaan informasi; (3) bahan hiburan. Artinya perpustakaan memiliki 
peranan penting dalam mendorong penggunaan secara aktif rekreasi dan punyai 
waktu senggang dengan menyediakan bahan bacaan. Dan perpustakaan juga 
sepatutnya menjadi lembaga pro deo yang tak pandang bulu, tempat di mana 
masyarakat dapat memperoleh informasi secara cuma-cuma tanpa membedakan baik 
jenis kelamin, umur, ras, pekerjaan, agama, partai pilitik maupun kedudukan 
sosial; dan (4) pusat kehidupan dan kebudayaan. Dalam hal ini, perpustakaan 
keliling pun merupakan pusat kehidupan dan kebudayaan (peradaban) yang secara 
aktif mempromosikan partisipasi pada semua bentuk seni dan hasil kreasi manusia 
(Perpustakaan Nasional RI, 1992:1).


* Penulis, staf Bagian Kepegawaian Setda TTU, 

mahasiswa Jurusan Perpustakaan UGM Yogyakarta 

Kirim email ke