PRESS RELEASE Untuk Redaktur/Wartawan Metropolitan, Lingkungan Hidup dan Humaniora Menggugat Agenda Pertemuan Internasional Batter Air Quality (BAQ) Tidak banyak orang yang tahu bahwa pada awal bulan Desember tahun 2006 ini akan diselenggaraan konfrensi internasional lingkungan hidup tentang udara bersih yang bertajuk Batter Air Quality (BAQ) di kota Jogjakarta. Dalam event yang disupport penuh oleh Asian Development Bank (ADB) melalui jaringan kerjanya yang bernama Clean Air Initiative (CAI)-Asia. Karena disupport penuh oleh ADB, bukan tidak mungkin dalam kesempatan itu juga dibicarakan pula kemungkinan-kemungkinan untuk disepakatinya komitmen utang baru untuk membiayai program-program lingkungan hidup khususnya yang terkait dengan pengendalian pencemaran udara. Hal itu dimungkinkan sebab selain memberikan pinjaman untuk proyek-proyek pembangunan fisik, saat ini ADB juga memberikan pinjaman untuk program-program lingkungan hidup termasuk dalam pengendalian pencemaran udara. Tidak semua proyek utang yang mengatasnamakan pengendalian polusi udara berhasil dijalankan, ujar Anggota Kaukus Lingkungan Hidup Jakarta Firdaus Cahyadi. Menurutnya, proyek pengadaan stasiun pemantau kualitas udara (air quality monitoring/AQM) di 10 kota Indonesia pada penghujung tahun 1990-an yang dibiayai oleh utang luar negeri adalah salah satu contoh proyek pengendalian polusi udara dengan berbasiskan utang yang gagal dan justru merugikan rakyat Indonesia pada saat ini. Betapa tidak, peralatan AQM yang ada di 10 kota tesebut kini tidak dapat difungsikan secara optimal karena mahalnya biaya operasional dan perawatan peralatan tersebut. Kerugian yang harus dibabankan ke rakyat menjadi berlipat ganda, di satu sisi rakyat tetap dibebani untuk membayar utang luar negeri dan di sisi lainnya rakyat tidak dapat mengambil manfaat dari peralatan tersebut. Negara dan lembaga donor internasional yang memberikan utang dalam pengadaan alat AQM tidak pernah peduli dengan kondisi seperti ini, mereka hanya peduli pada uang yang telah diinvestasikan lewat utang tersebut dapat dikembalikan dengan bunga yang berlipat ganda tegasnya. Kemiskinan merupakan domain penting dalam spiral masalah pencemaran udara. Kemiskinan bisa jadi merupakan bagian dari mata rantai awal dan sekaligus akhir dalam permasalahan tersebut. Salah satu trend tersebut bisa dilihat dalam grafik parameter pencemar PM-10 di beberapa negara dimana negara-negara yang income perkapitanya rendah cenderung mempunyai level yang tinggi dalam hal ini. Pertanyaanya adalah apakah pertemuan BAQ ini nanti juga akan mengadopsi isu-isu polusi udara yang terkait dengan kemiskinan? ujar Sekjend Kaukus Lingkungan Hidup Dede Nurdin Sadat. Menurutnya jika BAQ ini tidak mengakomodasi isu-isu yang terkait dengan kemiskinan bahkan dijadikan ajang oleh ADB untuk menjebak negeri ini dalam jebakan utang maka pertemuan internasional ini tak lebih hanya pertemuan kamuflase saja. Jika pertemuan ini hanya digunakan oleh ADB untuk memasarkan utang maka Walhi Jakarta akan memboikot pertemuan tersebut, ujar Direktur Walhi Jakarta Selamet Daryoni. Kontak Selamet Daryoni, Direktur Eksekutif Daerah Walhi Jakarta, Hp. 0815 841 97713 Dede Nurdin Sadat, Sekjend Kakus Lingkungan Hidup Jakarta, Hp. 08158154472 Azas Tigor Nainggolan, Ketua FAKTA, Hp. 0815 9977 041
--------------------------------- Need a quick answer? Get one in minutes from people who know. Ask your question on Yahoo! Answers.