Pertama, terima kasih buat Mas Radityo yang telah bantu forward email dari Gola 
Gong ini kepada saya.

Kedua, saya harapkan semoga Gola Gong segera sehat kembali karena baru saja 
keluar dari rumah sakit. Salam kenal juga. Saya baru saja kembali dari 
perpustakaan kampus di Kanada, dan saya lihat buku-buku tulisan Anda hampir 
lengkap dapat ditemui di perpustakaan itu. Sangat membanggakan.

Ketiga, mengenai tanggapan saya atas wawancara dengan GM: tanggapan itu adalah 
opini spontan tanpa riset-risetan. Saya sudah lihat Jurnal Bumiputra itu 
sewaktu ada hajatan Hiski di Depok Agutsus lalu, karena Wowok 
membagi-bagikannya. Terus terang, jika hanya membaca jurnal itu, sangat mudah 
bagi seseorang untuk memperoleh kesan bahwa Rumah Dunia mengamini isinya. 
Bahwasannya Rumah Dunia cuma jadi tuan rumah, dan bahkan Gola Gong secara 
pribadi tak setuju dengan cara Saut dan Wowok, baru saya dengar sekarang. Jadi, 
sangat baik bahwa Gola Gong muncul untuk mengklarifikasi kejadian yang 
sebetulnya waktu seniman Nusantara kumpul-kumpul di Rumah Dunia itu. 

Keempat, karena "kerusakan" sudah terjadi akibat tanggapan saya terhadap 
wawancara dengan GM itu, khususnya dalam kaitan dengan peran Rumah Dunia 
Banten, maka dengan ini saya menyampaikan permintaan maaf yang tulus kepada 
segenap anggota keluarga Rumah Dunia Banten, yang rupa-rupanya cuma "ketamuan" 
saja oleh para seniman itu, termasuk yang melakukan serangan terhadap 
pribadi-pribadi di TUK. 

Kelima, terlepas dari persoalan ini semua, saya pikir tak ada satupun di antara 
kita, ataupun di kalangan para seniman, yang "memberhalakan" TUK atau GM. 
Seniman itu, sepanjang saya tahu, terlalu besar egonya untuk bisa memuja 
siapapun, bahkan tidak juga dirinya sendiri. Jadi, sesuai saran Anda, saya juga 
biasa-biasa aja. Dan saya juga 100% setuju bahwa kita semua cuma manusia biasa. 
Dan di antara konsekuensi yang ada sebagai akibat kemanusiawian kita itu, maka 
ada kalanya kita bisa berbuat salah. Namun, akibat kemanusiaan kita juga, maka 
jika kita berbuat salah pada manusia lain, maka kita mesti bersedia meminta 
maaf. Kedua-duanya sudah saya lakukan: berbuat salah dan meminta maaf kepada 
Rumah Dunia Banten.

Harap dipahami bahwa pandangan saya terhadap sikap Saut dkk dalam kaitan dengan 
TUK tidak berubah, dan kepada mereka saya tidak meminta maaf atau merasa telah 
melakukan kesalahan. Demikian juga pandangan saya terhadap TUK atau GM yang 
termuat dalam tanggapan saya itu.

Dengan demikian, urusan saya dengan Gola Gong dan Rumah Dunia Banten semoga 
dapat dianggap selesai. Kini setelah saya kenal Gola Gong, lain kali jika ada 
berita menyangkut dirinya atau "rumah"nya, tentu saya akan kontak untuk 
konfirmasi.

Oh ya, saya juga sudah baca "manifesto" para seniman Ode Kampung yang Anda 
sebut-sebut itu. Saya bahkan juga terima manifesto lain berjudul "Orde Ayam 
Kampung dari penyair JokPin lewat email. Masih kental kaitan dengan TUK dan 
Saut. Anda sudah lihat? Jika belum saya bisa forward.

salam,
manneke

-----Original Message-----

> Date: Mon Sep 17 11:04:28 PDT 2007
> From: "radityo djadjoeri" <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Tanggapan Gola Gong untuk Manneke Budiman: "Komunitas Utan Kayu 
> tidak membumi"
> To: [EMAIL PROTECTED], "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>, "[EMAIL 
> PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>, "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>, 
> "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>, "ilalang" <[EMAIL PROTECTED]>, 
> "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>, "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL 
> PROTECTED]>, "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>, "[EMAIL PROTECTED]" 
> <[EMAIL PROTECTED]>, "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>, "[EMAIL 
> PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>, "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>, 
> "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>, "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL 
> PROTECTED]>, "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>, "[EMAIL PROTECTED]" 
> <[EMAIL PROTECTED]>, "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>, "[EMAIL 
> PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>, "budaya tionghoa" <[EMAIL PROTECTED]>, 
> "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>, "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL 
> PROTECTED]>, "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>, "[EMAIL PROTECTED]" 
> <[EMAIL PROTECTED]>
>
> From: Gongmedia Cakrawala
>   E-mail: [EMAIL PROTECTED]
>   Date: Mon, 17 Sep 2007 03:24:43 -0700 (PDT) 
> 
>   - sudah disunting seperlunya, karena banyak kesalahan ketik -
>   
> Salam kreatif
> Saya baru saja keluar dari rumah sakit.
> Saya di sms Saut untuk membuka inbox email.
> Katanya ada hal penting tentang tulisan Manneke Budiman.
> Kata Saut, "MB apa pernah ke Rumah Dunia?"
>  
> Saya membaca tulisan MB di bawah ini:
>  
> Lepas dari "dosa-dosa" TUK yang telah diinvetarisasi secara dramatis oleh 
> Rumah Dunia dan disebarkan di jurnalnya, Bumiputra, saya respek pada sikap 
> yang diambil GM dalam wawancara ini...
>  
> MB yang belum saya kenal, salam kenal. Ada baiknya sebelum menulis check and 
> recheck dulu. Pernah membaca jurnal Boemiputra? Coba lihat di boks 
> redaksinya, apakah tertera nama Rumah Dunia? Saya ingin mengabarkan, bahwa 
> Rumah Dunia dan jurnal Boemiputra (BP) sesuatu yang berbeda. Bahkan saya 
> secara pribadi tidak terlibat di keredaksian. 
>    
>   Ya, itu pekerjaannya Saut, Wowok cs. Saya pernah bertanya kepada Wowok, 
> kenapa BP memakai diksi yang vulgar kepada GM dan KUK? Jawab  Wowok, 
> "Mengingatkan GM dan KUK nggak bisa dengan cara intelektual. Kosakata kelamin 
> harus dilawan dengan kelamin lagi." 
>    
>   Jadi, biar saja itu urusannya Saut dan Wowok dan konco-konconya. Jadi, soal 
> penggunaan "dramatis" juga terlalu berlebihan. Biasa sajalah. Kalau GM dan 
> KUK dikritik orang, biasa sajalah. Rumah Dunia tidak merasa mendramatisir. 
> Bagi saya pribadi, GM dan KUK biasa saja. GM adalah seniman dan saya 
> membacanya. Tapi, saya tidak bergantung pada GM dan KUK. Jadi, biasa sajalah. 
> GM, Saut, Niewan, Sitok, Maneke sendiri, bagi saya, biasa sajalah. Kalian 
> manusia. Mau berbaik-baik dengan saya dan Rumah Dunia, mari. Tidak, ya biasa 
> sajalah. Kami tidak akan repot karena hal itu. Saya jadi ingat Dr. Muhamad 
> Yunus yang dapat Nobel. Dia bilang, jaminan dari para peminjam uang di bank 
> saya, bahwa dia sudah sebagai manusia saja itu sudah cukup untuk dijadikan 
> jaminan. Begitu. Hehehe, nggak nyambung ya.
>   
> Nah, ini ada penggalan lagi dari MB:
>    
>   Namun, jika kritiknya dilontarkan dengan cara kasar seperti yang 
> dipertunjukkan oleh Rumah Dunia Banten, saya khawatir simpati masyarakat 
> justru berbalik kepada TUK, dan para pengkritiknya malah yang akan dapat 
> label sebagai kelompok norak yang tak punya 
>   kesantunan.. ..
>  
> Hehehe, MB memang kurang riset dalam menulis nih. Rumah Dunia itu sebuah 
> komunitas di Serang Banten. Kegiatan reguler tahunannya bernama "Ode 
> Kampung". Ini kali yang kedua. Yang pertama temu sastrawan, dan yang kedua 
> temu komunitas. Se-Nusantara lho, may pren. Undangan kami sebar di 
> milis-milis. Siapa saja boleh datang. Ini pesta komunitas. KUK juga komunitas 
> seperti Rumah Dunia 'kan. 
>    
>   Hanya sayang, mungkin KUK tidak ikut atau terdaftar sebagai anggota di 
> milis-milis yang kami ikuti; pasarbuku, pojok teater, publik seni, penyair, 
> sehingga luput dari peristiwa sastra ala kampung ini  (tapi, bukankah kita 
> ini berasal dari  kampung, ya?). 
>    
>   Sementara komunitas2 sastra dari Aceh hingga papua merespon dan ingin ikut 
> acara 'Ode Kampung 2" dengan hajatan bernama temu komunitas sastra  
> se-Nusantara" di Rumah Dunia. Jadi, panitianya juga bersama komunitas2 lain.
>  
> Nah, saat perayaan komunitas, semua komunitas tampil. Mereka melemparkan 
> uneg-uneg dan gagasan. Semua orang diberi kesempatan  untuk menyuarakan 
> aspirasinya kayak rakyat ke wakilnya saja, hehehe... 
>    
>   Nah, komunitas sastra indonesia meluncurkan jurnal Boemiputra. Ini 
> peristiwa kontroversial bagi saya secara pribadi. Saya dan teman2 di Rumah 
> Dunia sebagai tuan rumah tentu tidak bisa melarang mereka. Semua komunitas 
> berhak mendapatkan waktu untuk bicara. Wah, berani juga nak2 kasi (Wowok dan 
> Saut) meledek GM dan KUK. Haha.... ternyata mereka tidak memberhalakan GM dan 
> KUK. Saya angkat topi juga, walaupun saya bilang ke mereka, sorry, may pren, 
> saya nggak ikutan dengan BP. Cara saya lain melawan hegemoni sebuah 
> komunitas. hahahaq...
> 
>   Lalu, muncullah surat pernyataan Ode Kampung yang nolak 3 hal itu; MB baca 
> lagi deh di blog, atau search di google.
>  
> Jadi, mungkin bisa memberi gambaran ya.
> Nah, kami memang menyayangkan KUK nggak hadir.
> Tapi, itu salah KUK sendiri, karena tidak down to earth, hehehe..
> Bisik2 tetangga, KUK itu adanya di menara gading.
> Bahkan berani mengklaim, ukuran sastrawan tidaknya seseorang harus lewat KUK.
> Jadi, saya tahu diri, kalau hajatan ode kampung nggak akan masuk hitungan KUK.
> 
>   Biar sajalah..... toh, kami di Rumah Dunia sudah mengundang secara  
> terbuka. Kami memerlakukan sama kepada semua komunitas. Tidak ada yang kami 
> anggap lebih satu dari komunitas lainnya.
>  
> Begitulah, semoga Maneke Budiman bisa memahami persoalan dan mulai hati-hati 
> saat menulis, supaya tidak terkesan asal menulis ya, may pren. 
>    
>   Pis sajalah.
>  
> Tetap semangat dan berkarya dan berteman
> 
>   gola gong
> penasehat rumah dunia
>  
> ps. semoga MB membaca tulisan saya.
> 
> 
> 
> e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
>   blog: http://mediacare.blogspot.com  
>    
> 
>        
> ---------------------------------
> Building a website is a piece of cake. 
> Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.

Kirim email ke