--- In [EMAIL PROTECTED], IKOHI Indonesia 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

 
   
  Pekan Penghilangan Paksa Internasional 2007, 
  26-31 Agustus 2007 
  Galeri Cipta III, Teater I, Taman Ismail Marzuki 
  Jalan Cikini Raya No.73, Jakarta 
   
  
  
  
  A Week to Remember
  Mengenang Korban, Melawan Lupa
   
  
  
  
  Dalam rangka memperingati hari Penghilangan Paksa Sedunia yang 
jatuh setiap tanggal 30 Agustus, akan digelar rangkaian kegiatan 
untuk mengenang mereka yang telah menjadi korban penghilangan paksa. 
Kegiatan tersebut akan dilaksanakan selama sepekan, dimulai tanggal 
26 hingga 31 Agustus 2007 ini di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. 
  
  Rangkaian kegiatan tersebut adalah:
  
  
     
  Minggu, 26 Agustus 2007; Pukul 18.00 - 21.00 WIB

  PERINGATAN ULTAH WIJI THUKUL & PELUNCURAN BUKU KEBENARAN AKAN TERUS 
HIDUP
  
  Tanggal 26 Agustus merupakan tanggal lahir Wiji Thukul, seorang 
seniman-aktivis semasa Orde Baru. Salah satu larik puisinya yang 
sangat popular di kalangan gerakan pro-demokrasi adalah: “Hanya Ada 
Satu kata: LAWAN!”. Karena aktivitas seni perlawanannya, Wiji Thukul 
dihilangkan pada tahun 1998 dan belum kembali hingga saat ini.
  
  Peringatan ulang tahun Thukul ke-44 di barengi dengan peluncuran 
buku Kebenaran Akan Terus Hidup yang berisi tulisan Wiji Thukul dan 
tulisan berbagai kalangan mengenai diri, gagasan dan kehidupan Wiji 
Thukul. 
  
   
  Susunan Acara: 
  · Pembukaan Acara A Week To Remember oleh Mugiyanto, ketua IKOHI.
  · Sambutan oleh Ibu Shinta Nuriyah*
  · Pemutaran Video Dokumentasi Wiji Thukul.
  · Pembacaan Puisi oleh Sastrawan & Sastrawati Perwakilan dari; 
Cyber Sastra, Bunga Matahari, Forum Sastra Pembebasan, Dewan Kesenian 
Jakarta, Jaringan Kerja Budaya, dan Pelajar SMU. 
  · Thukul dimata kawan-kawan: Romo Bhaskara, Linda Christanty, 
Pemenang Baca Puisi Wiji Thukul.
  · Pemotongan tumpeng oleh keluarga Wiji Thukul dan simbolis 
penyerahan buku.
  
  
     
  Senin, 27 Agustus 2007, Pukul 14.00 - 20.00 WIB

  TRIBUTE TO VICTIM
  
  Kegiatan seni budaya yang dipersembahkan untuk korban penghilangan 
paksa dan korban pelanggaran HAM lain yang kasusnya belum selesai 
sampai saat ini. Kegiatan seni budaya ini dipersembahkan oleh aktivis 
HAM dan Prodemokrasi, Mahasiswa, Pemusik dan Kelompok seni lainnya. 
Persembahan ini berupa pementasan teater, musik, pembacaan puisi dan 
lagu-lagu perjuangan.
  
  Susunan Acara: 
  · Pementasan Teater KASBI
  · Pembacaan Puisi
  · Pementasan Teater GMNI
  · Musik oleh Korban TPST Bojong
  · Musik oleh Marjinal dan Yayak Kencrit
  · Pementasan Teater Pelangi Senja
  · Musik oleh Kelompok Pekojan
  · Musik oleh Oet Eno
  · Kelompok-kelompok lainnya: FPPI, GMKI, Mahasiswa UN, RPM, 
  · SALUD, dan Siswi-siswi Santa Ursula
  
  
     
  Rabu, 29 Agustus 2007 

  AKSI KE KEJAKSAAN AGUNG
  
  Aksi ini ditujukan untuk mendorong kasus penghilangan 97-98 yang 
saat ini sedang ter-
  hambat di meja Kejaksaan Agung setelah proses penyelidikan oleh 
KOMNAS HAM. Aksi ini dilakukan oleh panitia bersama pekan 
Penghilangan Paksa dan keluarga korban, berkumpul di TIM menuju ke 
Kejaksaan Agung.
  
  
     
  Kamis, 30 Agustus 2007. 18.30 - 22.00 WIB

  PELUNCURAN DAN DISKUSI BUKU NUNCA MAS!
  
  Buku Nunca Mas yang berarti “Jangan Lagi” merupakan laporan CONADEP 
yang sangat terkenal di dunia. Buku Nunca Mas sendiri buku yang 
sangat relevan di Indonesia , karena memberikan inspirasi bagi 
gerakan korban pelanggaran HAM di Indonesia. Keberadaan kasus 
penghilangan paksa di Indonesia yang sekarang sedang diselidiki oleh 
Kejaksaan Agung dan menjadi perdebatan nasional merupakan momentum 
tepat untuk peluncuran buku ini.
   
  
  Pembicara Diskusi: 
  · Mugiyanto, Ketua Ikohi
  · Garda Sembiring, Editor Buku Nunca Mas
  · Nur Iman Subono, Pemerhati Amerika Latin
  · Yoseph Adi Prasetyo/Stanlet, Komnas HAM
   
  
  
     
  Jum’at, 31 Agustus 2007

  AUDIENSI KE DEPARTEMEN LUAR NEGERI
  
  Audiensi ini dilakukan untuk mendorong pihak Departemen Luar Negeri 
untuk melakukan langkah-langkah konkrit yang dibutuhkan dalam upaya 
ratifikasi konvensi anti penghilangan paksa.
  Konvensi ini sendiri sangat penting untuk menjamin setiap orang 
bebas dari
  kejahatan penghilangan paksa.
   
  
  
  Selain kegiatan-kegiatan tersebut, akan digelar pula pameran foto 
dan memorabilia korban dan pemutaran film-film dokumenter seputar 
kasus penghilangan paksa sepanjang pekan penghilangan paksa ini 
dengan penjadwalan sebagai berikut:
  
  
     
  Minggu â€" Jum’at, 26 - 31 Agustus 2007

  PAMERAN MEMORABILIA KORBAN PENGHILANGAN PAKSA
  Pameran benda-benda korban penghilangan paksa dan juga pelanggaran 
HAM di Indonesia.
  
  
     
  Senin â€" Jum’at, 27 - 31 Agustus 2007

  PEMUTARAN FILM TENTANG PENGHILANGAN PAKSA
  Film tentang Penghilangan Paksa akan diputar di Studio 1, TIM 21 
Jakarta.
  
  
   
  Jadwal Pemutaran Film 
  
            No.
    Hari /Tanggal
    Waktu
    Judul Film
      1
    Senin, 27 Agustus 2007
    14.15
    - Batas Panggung
  - Voice From The Darkness
      
    
    17.30
    - His Story, Documentary Film About Munir
  - Tuti Kotto; A Brave Woman
  - Wiji Thukul; Penyair dari Kampung 
  Kalangan Solo
      2
  
    Selasa, 28 Agustus 2007
  
    14.15
    - Healing Wounds Mending Scars
  - Morning Till Dawn
  - Kashmir Cries For Help
  - Trampled Flowers
      19.30
    - Las Madres Plaza del Mayo
      3
  
    Rabu, 29 Agustus 2007
  
    14.15
    - His Story, Documentary Film About Munir
  - Tuti Kotto; A Brave Woman
  - Wiji Thukul; Penyair dari Kampung 
  Kalangan Solo
      17.30
    - Batas Panggung
  - Voice From The Darkness
      4
  
    Kamis, 30 Agustus 2007
  
    14.15
    - Las Madres Plaza del Mayo
      19.30
    - Healing Wounds Mending Scars
  - Morning Till Dawn
  - Kashmir Cries For Help
  - Trampled Flowers
      5
  
    Jum’at, 31 Agustus 2007
  
    14.15
    - Healing Wounds Mending Scars
  - Morning Till Dawn
  - Kashmir Cries For Help
  - Trampled Flowers
      19.30
    - His Story, Documentary Film About Munir
  - Tuti Kotto; A Brave Woman
  - Wiji Thukul; Penyair dari Kampung 
  Kalangan Solo

  
  
   
  Sinopsis Film
  
  1. Batas Panggung (2004), durasi 47 menit. Sutradara: Lexy Rambadeta
  Dokumentasi mengenai korban penghilangan paksa yang diculik pada 
tahun 1997-1998, kesaksian orang-orang terdekat mereka , serta 
kesaksian korban yang dibebaskan. Mereka menjadi korban karena 
aktivitas dalam gerakan melawan pemerintah Orde Baru.
  Produksi: Off Stream â€" KontraS
   
  
  2. Wiji Thukul; Penyair dari Kampung Kalangan Solo. Sutradara: 
Tinuk D. Yampolsky
  Kisah perjalanan hidup seniman yang dihilangkan oleh negara karena 
sikap politik dan keberpihakannya kepada kaum miskin.
  Produksi: Yayasan Lontar
   
  
  3. His Story, Documentary Film About Munir, 28 menit . Sutradara 
Steve Pilar Setiabudi
  Dokumentasi pengadilan tersangka pembunuhan aktivis HAM Munir, yang 
melibatkan Badan Intelijen Negara dan Garuda Indonesia. Terdakwa 
Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot senior Garuda yang sedang tidak 
bertugas pada saat kejadian, dan diketahui mengajak Munir bertukar 
kelas di pesawat yang mereka tumpangi.
   
  
  4. Tuti Koto; A Brave Woman (1999), 21 menit. Sutarada: Riri Riza 
  Dokumentasi perjuangan seorang ibu dalam menelusuri keberadaan 
anaknya yang dihilangkan secara paksa pada tahun 1997. Kesabaran dan 
keberaniannya menjalani setiap proses pengungkapan kasus yang menimpa 
sang anak.
   
  
  5. Las Madres Plaza de Mayo
  Perjuangan legendaris ibu- ibu Plaza del Mayo di Argentina dalam 
memperjuangkan nasib keluarganya yang dihilangkan.
   
  
  6. Healing Wounds Mending Scars (2005), 60 menit. 
  Dokumentasi kesaksian keluarga korban penghilangan paksa di Asia 
yang tergabung dalam Asian Federation Againts Involuntary 
Dissapearances (AFAD), antara lain Srilanka , Pakistan , Indonesia , 
Filipina , Thailand , dan Kashmir .
   
  
  7. Mourning Till Dawn (2006), 21 menit. Sutradara Butch Nolasco 
  Bercerita tentang keluarga korban penghilangan paksa di Filipina 
pada rezim Ferdinand Marcos. Menuturkan kisah para korban yang 
diculik oleh aparat keamanan, baik kepolisian maupun militer, 
berseragam dan bersenjata lengkap ataupun yang tidak berseragam. 
Biasanya mereka diculik lalu dimasukkan ke dalam mobil dan dibawa ke 
kantor polisi. Sebagian besar korban ditemukan telah tewas dan 
mayatnya ditinggalkan begitu saja.
   
  
  8. Kashmir Cries For Help. 15 menit. Produser: Nazir Amir. 
  Bercerita tentang kekejaman tentara India yang melakukan 
pembunuhan, penyiksaan, penculikan, dan pemerkosaan terhadap etnik 
Kashmir 
   
  
  9. Trampled Flowers. 11 Menit. Produser: Muhammad Saadullah Khan
  Bercerita tentang anak-anak etnik khasmir korban kekerasan tentara 
India. Para tentara India melakukan kekerasan hingga pembunuhan 
terhadap anak-anak Kashmir.
   
  
  10. Voice from The Darkness (2006). 26 menit. Produksi: Unit 
Advokasi Film Nepal .
  Bercerita tentang penghilangan paksa yang dilakukan tentara 
Kerajaan Nepal terhadap mereka yang dituduh sebagai pemberontak 
Maoist. Namun kebanyakan korban merupakan penduduk desa yang tidak 
terlibat pemberontakan.
  
  
  
  
   
  PANITIA BERSAMA
  AFAD (Asian Federation against Involuntary Disappearances), IKOHI, 
Masyarakat Perfilman Indonesia (MPI), Dewan Kesenian Jakarta, Taman 
Ismail Marzuki (TIM), KineForum, ELSAM, Praxis, Yappika, PEC, 
KontraS, IGJ, HIVOS, Panon Photo, ICTJ Indonesia, Ruang Rupa, Black 
Box, DEMOS, LBH Jakarta, HRWG, Forum Asia, Voice of Human Rights, 
Imparsial, KBR 68H
  
  
   
  Contact Persons:
    
   Simon â€" 0813.1810.4500   
   Dhiah Hartini â€" 0815.9872.417   
   Veronika Iswinahyu â€" 0812.813.8182


              Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia - IKOHI 
  Indonesian Association of Families of the Disappeared
  "Victim's Place for Solidarity Building in Fighting for Justice"
Jl. Kalasan Dalam No. 5, Pegangsaan, Jakarta Pusat 10320
  Telp/Fax: +62-21-3157915
  Email: [EMAIL PROTECTED], Web: www.ikohi.blogspot.com
  INDONESIA




Kirim email ke