http://www.gatra.com/2006-12-22/artikel.php?id=100466
TVRI Maluku Diperkirakan Bangkrut Lima Tahun Lagi Ambon, 21 Desember 2006 01:06 TVRI Stasiun Maluku dan Maluku Utara (Malut) diprediksi akan bangkrut dalam jangka waktu lima tahun mendatang karena fasilitas yang dimiliki tidak memadai, serta sumber daya manusia (SDM) yang lemah. "Dengan kondisi yang memprihatinkan ini maka diperkirakan dalam kurun lima tahun mendatang TVRI stasiun Maluku dan Malut akan bangkrut dan tutup," kata anggota Komisi I DPR-RI, Permadi, di Ambon, Rabu (20/12). Menurut dia, dengan kondisi peralatan siaran yang sebagian besar rusak, maka TVRI tidak akan mampu bersaing dengan televisi swasta yang semakin berkembang, padahal peran dan misi yang diemban TVRI sangat besar. Permadi juga menegaskan ia akan membicarakan masalah ini dengan pimpinan TVRI Pusat, terutama menyangkut perbaikan peralatan yang rusak, meningkatkan kualitas SDM serta penambahan dana operasional. "Saya pun akan menanyakan kepada Dirut TVRI tentang besarnya hasil dari TVRI di daerah yang harus disetor ke pusat, sedangkan yang diberikan dan dikembalikan ke daerah sangat kecil," katanya. Sementara anggota Komisi I lainnya, Andi M Ghalib, meminta Gubernur maluku para Bupati dan Walikota untuk memberikan subsidi kepada TVRI stasiun Maluku dan Malut maupun Perjan RRI Stasiun Muda Ambon, karena merupakan media publik yang dapat menjangkau semua daerah di wilayah ini. "Saya akan telepon Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu untuk membicarakan masalah ini karena beliau teman baik saya, sehingga peran kedua media ini benar-benar efektif dan optimal," katanya. Anggota Komisi I lainnya Andrean H Pareira, malah menilai TVRI dan RRI di berbagai daerah menghadapi masalah yang sama seperti yang terjadi di Maluku, di mana hal ini perlu dibahas lebih mendalam dengan pimpinan kedua media ini di pusat. "Jika dibiarkan terus begini maka maka kedua media penyiaran publik ini di daerah-daerah akan mati karena kalah bersaing dan tidak memiliki dana yang cukup untuk operasional apalagi kondisi geografis Maluku dan Malut yang merupakan daerah kepulauan sehingga membutuhkan dana sangat besar," katanya. Pemancar Rusak Kepala Stasiun TVRI Maluku dan Malut, Zainuddin Latuconsina, mengatakan, sedikitnya lima dari 15 stasiun transmisi yang dimiliki kondisinya rusak dan tidak memiliki dana untuk memperbaikinya. "Bahkan tiga diantaranya stasiun transmisi yang rusak ini berada di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) dan Kepulauan Aru yang berbatasan langsung dengan Australia dan Timor Leste," kata Latuconsina. Begitu pun gedung dan rumah dinas di kantor utama sudah tidak dirawat sejak 2000 karena tidak adanya dana perawatan, serta gedung transmisi dan rumah dinas di daerah rusak parah dan tidak bisa diperbaiki. TVRI juga hingga kini tidak memiliki studio produksi, kamera studio serta tata cahaya, di samping sebagian besar kamera yang digunakan tidak standar dan dalam kondisi rusak. Menyangkut SDM, dari 137 orang karyawan yang ada 71 diantaranya berstatus PNS dan sisanya kontrak, dengan 41 orang sarjana dan sisanya berpendidikan SMA dan SMP. 50-70 persen baik Sementara itu, Kepala Stasiun RRI Stasiun Muda Ambon, Nus Tuwanakota mengatakan, RRI memiliki lima buah pemancar dengan kondisi 50 hingga 70 persen baik. Kondisi ini membuat stasiun itu belum mampu menjangkau seluruh wilayah di Maluku. Pendapatan RRI Ambon dalam setahun sebesar Rp382 juta, di mana setelah dipotong pajak 60 persennya dikirim ke pusat dan 40 persen sisanya di daerah. RRI Ambon kini membutuhkan satu pemancar SW dengan kapasitas 10-20 kilowatt agar siarannya bisa menjangkau seluruh wilayah "blank spot" terutama di kabupaten MTB, Seram Bagian Barat, Seram Utara dan Seram Bagian Timur. [EL, Ant