Taufik Wijaya Dilaporkan ke Polisi Karya jurnalistik kembali diuji?
SENIN lalu saya dikejutkan satu pesan pendek masuk di telepon genggam saya. "Aku dilaporkan ke polisi oleh majelis kesultanan lantaran artikelku di media Indonesia, tapi belum dipanggil," begitu saya baca isi pesan tersebut. Artikel soal sultan Palembang dipermasalahkan. Pengirim pesan Taufik Wijaya-biasa disapa Tewe, jurnalis di Palembang. Ia juga kolumnis lepas dan kontributor detik.com. Saya tak tahu aduan apa diajukan majelis itu ke polisi Palembang. Pencemaran nama baik atau perbuatan tidak menyenangkan. Saya harap ini soal tulisan jurnalistik semata. Bukan kasus kriminal. Menurut Tewe, Majelis ini kelompok Syafei Prabu Diraja, seorang polisi berpangkat komisaris besar, punya gelar raden di Palembang. Syafei merasa Sultan Palembang sekarang. Saya belum tahu siapa ayahnya. Ia keturunan kelima Sultan Mahmud Badaruddin II. Syafei keberatan soal wangsit pada tulisan Tewe. Tewe menulis Syafei mengangkat dirinya Sultan Palembang setelah menerima wangsit. Pengangkatan ini terjadi 2003. Ia bersumber pada wawancara langsung dengan Syafei dan tulisan di Sumatera Ekpres, harian di Sumatera Selatan. Kepada Sumatera Ekpress, Syafei mengatakan ia menerima wangsit. Kenapa Syafei dan majelis itu tak mempermasalahkannya? Iskandar Mahmud Badaruddin, raden Palembang yang juga merasa sultan Palembang, menelepon Tewe terkait tulisan itu. Iskandar mempertanyakan kenapa sultan-sultan Palembang dahulu ditulis buruk. "Dari sepuluh sultan yang berkuasa di Palembang, hampir semuanya mangkat dalam kehinaan. Jika tak mati diracun, ya mati dibunuh," tulis Tewe. Iskandar tak melaporkan hal ini ke polisi. Saya belum juga menemukan siapa nama ayah Iskandar. Garis ayah penting disusuri untuk konteks masyarakat patilineal, melihat seseorang dari garis bapak. Iskandar keturunan sultan Mansyur Jayo Ing Lago, sultan sebelum Mahmud Badaruddin II. Ia juga punya garis keturunan Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wirokromo. Iskandar punya dua garis keturunan sultan Palembang. Ia ditetapkan oleh Zuriat Kesultanan Palembang Darussalam, semacam paguyuban priayi Palembang, Oktober 2006. Tak kurang 10 Zuriat- keturunan sultan dahulu, mendukung Iskandar. Saya tunggu perkembangan ini. Taufik bilang ia belum dipanggil polisi. Ia baru tahu ia diaporkan. terima kasih kiagus amir