Tegar dan Sabar

Dear God, I pray for patience, and I want it RIGHT
NOW!
Oren Arnold

Tegar 
Tepatkah apabila kita berpikir bahwa orang bahagia
adalah orang yang tidak memiliki problem, selalu
memiliki uang cukup, keluarganya selalu harmonis,
tidak pernah mengalami di tolak atau dipecat dari
tempat kerja, tidak pernah ada anggota keluarganya
yang terkena sakit yang akut?  

Saya percaya di sekeliling kita banyak kawan kawan
atau rekan yang terlihat tetap bahagia mekipun
mendapatkan problem ataupun masalah yang jauh lebih
banyak dari kita.  

Karena kebahagiaan  adalah “pilihan”, maka perlu di
ingat bahwa setiap problem yang kita  hadapi merupakan
sarana latihan mental yang akan memperkuat “mental
fitness” kita, problem yang banyak dan bertubi tubi
akan dapat dihadapi dan diselesaikan satu persatu.
Selama kita hidup, maka problem akan datang terus
menerus, dan kita akan  memecahkan satu demi satu,
sehingga akan semakin meningkat kan rasa percaya diri
dan menumbuhkan sikap yang positif.

Tempat kerja saya terdahulu, perusahaan “home
appliances”  dari Eropa dengan merk Electrolux,
kembali melakukan suatu terobosan reorganisasi
marketing di tingkat regional dan tingkat “country”. 
Salah satu tujuan reorganisasi ini adalah memfungsikan
departemen marketing di negara masing masing di South
East Asia agar lebih “marketing driven dan “glocal”;
yang berarti  perusahaan global ini akan lebih
memikirkan “local consumer insight” dalam hal
menerapkan strategi kebijakan marketingnya. 

Namun sebagai imbas dari perubahan kebijakan ini, ada
seorang rekan saya berkebangsaan Swedia yang menjadi 
Marketing Manager di pasar Thailand harus terkena
imbas reorganisasi apabila menolak di pindahkan ke
divisi lain, dengan alasan, dia adalah orang asing
yang dianggap kurang mampu mengerti kultur dan
“insight” dari lokal market dibandingkan dengan warga
Thailand sendiri.

Pengumuman reorganisasi ini dilaksanakan bulan
Oktober,  rekan saya diberi waktu sampai dengan akhir
tahun untuk memutuskan apakah dia akan mengambil tugas
barunya atau tidak; dan pada saat di umumkan, istri
rekan saya kebetulan sedang hamil tua dan menanti
kelahiran.  Mendengar berita ini, saya langsung
menelpon rekan saya dan mencoba memberi dukungan moral
kepadanya  agar tidak “down”  dan tidak emosional
dalam mengambil keputusan.  

Namun alangkah senangnya saya mendengar bahwa rekan
saya dengan tenang dan happy seperti biasanya
mengatakan bahwa dia tidak terlalu “worry” dengan
kebijakan yang diambil perusahaan, dan bahkan meminta
saya agar bersedia menjadi  sumber referensi apabila
dalam mencari kerja yang baru diperlukan referensi;
dan tentu saja saya langsung bersedia.  

Saya percaya bahwa pembawaan sahabat saya yang selalu
nampak “happy” membuatnya mampu berpikir dengan tenang
dan berkepala dingin tanpa menyalahkan keadaan
Selang beberapa hari kemudian, Eksekutif dari sebuah
perusahaan kosmetik Eropa di Indonesia menelpon saya
dan meminta memberi rekomendasi tentang rekan saya
yang kebetulan di interview untuk menduduki posisi
“Future Managing Director”  dan  akan di training
selama 1 – 2 tahun di Indonesia;  sungguh hal ini
merupakan misteri bagi saya, namun menunjukkan bahwa
Tuhan memiliki rencana yang tidak dapat kita ketahui
sebelumnya.  Seminggu kemudian, saya mendapat SMS dari
teman saya di tersebut yang kira kira isinya sbb: 

“Indra,  saya memberi khabar bahwa hari ini saya
menjadi seorang ayah yang sangat bangga akan  putra
saya yang baru lahir.  Terima kasih atas doa dan
supportnya, saya juga tidak sabar menunggu untuk
bertemu Indra lagi bulan January 2007 karena saya
mendapat pekerjaan di perusahaan kosmetik Eropa
tersebut (dan ditugaskan di Jakarta).”

Air mata saya menetes haru akan  kebahagiaan yang  di
dapat oleh rekan saya tersebut, yaitu anggota keluarga
baru dan juga pekerjaan baru sebagai “Expatriate” di
Indonesia. ; dan juga timbul pertanyaan manakah yang
benar dari pernyataan ini “Happy people go Lucky” or
“Lucky people go happy”?

TEST DAN COBAAN
Memahami misteri dari cobaan tersebut, dapatlah kita
gunakan prinsip ketegaran dan kesabaran dalam
menghadapinya. Pola berpikir yang dapat diterapkan
adalah sbb:

a.      Cobaan adalah ujian terhadap iman, karakter dan
ketahanan kita; “Life is test”
b.      Masalah akan membuat kita tertantang untuk
meningkatkan “skills” dengan penuh kesabaran. Semakin
banyak menjumpai masalah, maka keahlian kita akan
makin meningkat

c.      Kita diajar untuk percaya kepada “God’s timing”;
ada istilah “When the student is ready, the teacher
will come” yang intinya kita akan mendapatkan hasil 
terbaik dengan adanya masalah ataupun cobaan
Seorang anak pernah melihat proses perubahan kepompong
menjadi kupu kupu; karena melihat kupu kupu tersebut
berjuang keras untuk keluar dari kepompongnya, maka ia
pun membantunya. Namun ternyata kupu kupu tersebut
menjadi yang paling jelek diantara kupu kupu yang lain
karena warna sayapnya tidak secerah rekannya dan tidak
dapat terbang karena sayapnya basah. 

Ikan mas pepes di Jakarta tidaklah seenak ikan mas
yang dibesarkan di kolam air deras di Majalaya atau
Bandung, karena selama ikan hidup yang dibawa ke
Jakarta atau dibesarkan di kolam, relatif tidak
bergerak-gerak sehingga pada saat dimasak menjadi
kurang kenyal dagingnya.  

Jika kita berada didalam saat yang sulit, percayalah
bahwa hal ini adalah test dari iman kita, daya tahan
dan kesabaran yang tujuannya adalah untuk membuat kita
hidup lebih baik lagi karena semua potensi hidup,
“skill”, “relationship” akan terbentuk dengan adanya
pencobaan ini, Saya percaya bahwa terkadang kita
memerlukan “push” untuk keluar dari zona nyaman
(“comfort zone”); membuat kita lebih matang, bagian
dari “mental fitness” . Kita akan masuk ke dalam zona
iman yang menjadi dasar dari tantangan hidup kita
menjadi batu pijakan untuk kehidupan dan potensi yang
lebih besar. 

Setelah kita mempelajari ketegaran dan kesabaran,
apakah kita akan terbebas dari masalah? Apakah hidup
kita menjadi lebih sempurna dan tanpa kesulitan? 
Kenyataannya adalah
•       Kita masih mengalami kemacetan lalu lintas seperti
biasa di Jakarta..
•       Pada saat kita sakit dan berkunjung ke dokter,
ternyata  pak Dokter terlambat datang
•       Orang di sekeliling kita dipromosi terlebih dahulu,
padahal kita merasa lebih mampu
•       Suami atau Istri dirumah masih suka marah marah
setiap hari, persis sama seperti “boss” dikantor
•       Biaya sekolah anak anak makin meningkat, gaji tidak
naik – naik

Ternyata bahwa problem itu selalu ada dan datang
selama kita hidup, seolah oleh hidup ini adalah
“series of lessons”; namun biasanya apabila kita tetap
tegar, sabar dan memiliki keyakinan, maka kita akan
dapat mengatasinya, kemudian beralih keproblem yang
lain. Ada kalanya,  problem yang ada adalah problem
yang kita buat sendiri. 

Beberapa pengalaman dari kawan kawan kami antara lain:

•       Ingin cepat kaya :  dengan melakukan investasi
keuangannya pada hal hal yang mereka belum memiliki
skill dan keahlian, misalnya investasi kepada pinjaman
berbunga tinggi yang ternyata berbuntut dengan kredit
macet
•       Merasa kurang tantangan dengan pekerjaannya, dan
mengambil resiko lebih besar memasuki perusahaan yang
lebih besar dan menantang, akhirnya tidak memperoleh
keseimbangan antara bekerja dan dirumah (“no work and
life balance”)
•       Cicilan rumah telah selesai, karena kawan kawannya
banyak yang membeli apartemen, dia ikut membeli.
Ternyata di kantor ada reorganisasi dan terkena
imbasnya, akibatnya tiap bulan kesulitan membayar
cicilan dan stress

Nah, apakah karena problem yang kita hadapi menjadikan
kita tidak dapat berbahagia ? Jawabnya “tentu
tidak”karena kita selalu akan menjumpai problem dan
masalah selama kita hidup maka kembali yang penting
adalah bagaimana menyikapi masalah tersebut  dengan
memperhatikan hal hal sbb:

•       Tetap memilih untuk dapat “happy” dan lebih rileks
menyikapi masalah, terutama dengan memilih untuk
bahagia “sekarang”; bukan setelah cicilan rumah dan
mobil  lunas, setelah anak lulus sekolah, setelah
mendapat pekerjaan baru dan sebagainya
•       Mengingat pengalaman adalah guru yang terbaik,
setiap kesempatan ataupun masalah agar memiliki sikap
kritis untuk mendapatkan pelajaran dari masalah
tersebut, sehingga kelak apabila menghadapi tantangan
yang mirip atau serupa dapat mengatasinya dengan lebih
baik.

SABAR
“When the student is ready, the teacher will come”
adalah ungkapan yang paling banyak diterjemahkan
ataupun dikatakan oleh para pemikir dan ilmuwan yang
semuanya percaya bahwa dalam hidup selalu ada yang
kita pelajari, dan seolah olah ada yang mengatur.
Beberapa ungkapan adalah :

-       Hanya ada satu kebijaksanaan, yaitu adanya suatu
“intelligence” atau kuasa alam yang mengatur semua
yang ada di dunia – oleh Heraclitus, seorang filsuf
Yunani
-       Kita semua belajar dari sekolah yang diajarkan oleh
alam – oleh Leonardo da Vinci
-       Albert Einstein mengatakan bahwa dirinya adalah anak
kecil yang ingin belajar mengetahui pikiran Tuhan
-       Jika kita menanam biji kacang, dan 3 hari kemudian
ditanya hasilnya, maka jawabannya adalah biji kacang
basah… Oleh Andrew Matthew, kartunis Australia

Kita dapat belajar dari siapapun dan apapun yang
melintas melalui kehidupan kita, terkadang karena
terlalu fokus dengan apa yang kita inginkan, maka kita
menjadi tidak sabar dan ingin cepat cepat melalui
keadaan. Ingin cepat sukses, cepat kaya, cepat pintar
, cepat lepas dari beban, akibatnya :

-       Menjadi stress karena keinginan tidak tercapai
dengan segera
-       Tidak dapat menikmati hidup karena merasa selalu
dikejar kejar dan tidak ingin ketinggalan dari orang
lain.
-       Keputusan yang terburu buru dibuat, padahal dengan
menunggu beberapa saat akan diperoleh informasi yang
lebih baik untuk mendukung pengambilan keputusan yang
lebih baik

Padahal yang terpenting dalam perkembangan ataupun
kemajuan bukanlah “lebih cepat atau tidak”, melainkan
“lebih baik atau tidak”. Perhatikanlah hal hal yang
ada disekeliling kita seperti:
-       Nona Anna yang ingin cepat cepat menikah, malah akan
sulit mendapat pasangan yang tepat, karena “sang calon
pasangan” akan merasakan tekanan untuk melakukan
komitmen setiap mereka bertemu atau berdialog. Seolah
olah dia melihat “wedding bell” dibelakang kepala Anna
setiap mereka bertemu. Sehingga masa pacaran menjadi
kurang “enjoy”, akhirnya sang calon pasangan
memutuskan untuk menarik diri. Akibatnya Anna makin
stress

-       Melihat kawan kawan yang sukses di majalah “Swa”
membuat si Anto tidak mau ketinggalan untuk pindah
kerja keperusahaan yang menawarkan posisi product
manager, padahal masa “marketing trainee”
diperusahaannya yang sekarang belum selesai, dan dia
belum mempelajari dengan benar tentang dasar dasar
manajemen pemasaran, akibatnya ia mengalami kesulitan
diperusahaan yang baru dan akhirnya tidak lulus masa
percobaan

-       Beberapa Salesman dari perusahaan dimana saya
bekerja, banyak yang memiliki kesempatan untuk bertemu
dengan para pedagang elektronik yang besar dan mereka
merasa ingin cepat cepat mengikuti gaya hidup yang
tinggi. Karena “imannya” kurang kuat, maka beberapa
dari Salesman nakal tersebut melakukan hal hal tidak
terpuji, dengan memutar uang tagihan perusahaan untuk
diinvestasikan kepada bentuk investasi yang beresiko
tinggi ataupun berjudi. Akibatnya, mereka ketahuan dan
kehilangan pekerjaan serta dilaporkan kepihak
berwajib.

-       Bebarapa orang “bule” yang menjadi atasan saya pada
saat bertugas di Bangkok terkadang tidak sabar dengan
orang “lokal” yang bahasa inggrisnya pas pasan,
terutama didalam meeting. Akibatnya, poin poin  yang
disampaikan oleh orang lokal yang lebih mengetahui
pasar di negara masing masing tidak didengar, karena
para boss tersebut tidak sabar untuk mendengarkan
ataupun bertanya kepada staff lain yang lebih lancar
bahasa Inggrisnya

Kesabaran yang benar adalah kesediaan untuk menanti
saat yant tepat dan menikmati kehidupan dan perjalanan
yang kita lalui secara lebih maksimal dan penuh,
seperti seorang ibu yang membesarkan anaknya ataupun
petani yang menyirami tanamannya. Sabar tidak selalu
berarti “pasif”, melainkan aktif dan hidup berbahagia
menjalani setiap tahap pelajaran yang diterima oleh
alam.

Sebagai tambahan, dibawah ini terlampir beberapa
manfaat dari tetap sabar dan tegar untuk mendapatkan
ketenangan jiwa, kebahagiaan dan sukses:
-       Kesabaran membuat kita tidak cepat marah, mengontrol
emosi dan membuat kita maupun orang didekat kita
merasa lebih bahagia
-       Kesabaran menjadikan kita lebih menyatu dengan alam
semesta dan akan didukung dengan hasil yang optimal -
istilah mestakung 
-       Kesabaran membuat kita mampu untuk berpikir lebih
baik, bernegosiasi dan mengambil keputusan yang lebih
sempurna
-       Kesabaran mendukung iman kita yang selalu penuh
harap dan kasih
-       Kesabaran akan membuat kita memiliki hubungan lebih
baik dengan sesama dan orang yang kita cintai, menjadi
kawan, “soulmate”, anak, orang tua, yang bahagia

Jadi saya lebih percaya yang sabar dan mau menunggu
“timing” yang tepat. Istilah orang sabar adalah
kekasih Tuhan akan dapat kita alami apabila mau
melaksanakan pilihan ini, kesabaran akan menjadikan
kita menjadi lebih “excellent” dan akan banyak sekali
kemurahan semesta dan Tuhan (“Favour of God”) yang
akan mengalir melalui kita.

Untuk lebih lengkapnya baca di buku kami: MANAJEMEN
BERBASIS NURANI, & MENJALANI HIDUP BAHAGIA PENUH MAKNA

Mengucapkan Selamat Hari Natal & Tahun Baru 2007.

salam,
Goenardjoadi Goenawan & S. Indrayana
ESQCU Training & Consulting
Konsultan Rubrik Bisnis Tabloid Untung, panduan
wirausaha
http://swa.co.id/swamajalah/tren/details.php?cid=1&id=3195&pageNum=2

Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.:
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur
* Memasarkan Dengan Hati (terbit 8 November 2006)
ditulis bersama Ir. Stefanus Indrayana, MBA.:
* Manajemen Berbasis Nurani (Terbit 15 Desember 2006)
* Piramida Kebutuhan Jiwa (terbit 20 January 2007) 
* Manjalani Hidup Bahagia Penuh Makna (belum terbit)
Penerbit: Elex Media Komputindo





Kirim email ke