Dear Mamanya Fariz dan Rara....... Wah saya jadi gak enak nih, saya yang duluan share tadi mengenai TBC ini, saya gak punya maksud apa2 apalagi mempengaruhi nakita-ers semua, saya hanya ingin curhat aja bahwa saya juga dulu pernah dipaksa sama mertua saya untuk periksakan anak saya ke dokter gara2 ngeliat anak saya yang kurus, sama dengan anaknya mama Fariz dan Rara, anak saya sekarang 4,2 tahun BB nya cuma 14,5 kg, tapi ya begitu, anaknya lincah2 aja kok, sehat, sakitnya juga jarang..... Jadi maaf sekali lagi dan saya juga hanya ikut prihatin dan cukup heran juga atas kejadian dan masalah yang seringkali akhir2 ini anak divonis kena TB, walaupun memang saya juga gak tau anak saya sebenarnya sehat apa gak, ya mudah2an aja sehat dan mudah2an pemikiran positif saya ini benar adanya bahwa anak saya kurus karena bibitnya juga kurus2. Dulu saya juga hampir mau periksakan anak saya ke Dokter, tapi setelah saya tanya sana sini termasuk ke Mas Gendi yang aktif banget dan concern banget sama masalah ini di milis sebelah ( saya dapat alamat emailnya juga dari Mbak Intan, sekali lagi makasih Mbak ) dan akhirnnya saya mengurungkan niat saya untuk periksakan anak saya ke Dokter.
Jadi semuanya terserah pada keputusan masing2, Mbak Intan sering banget kok share masalah TB ini, dan disitu dibahas lengkap banget, jadi observasi dulu aja anaknya. Oya, sekalian aja deh saya copykan emailnya dari Mas Gendy di bawah ini, semoga dapat menambah wawasan tapi maaf kepanjangan. salam, Mama Diva ----- Original Message ----- To: Sekretaris Indogrosir Bandung Sent: Wednesday, March 15, 2006 10:56 AM Subject: Re: Flek Paru ok deh mba, saya coba jelaskan...gak apa2kan kalau panjang, itung2 sebagai latihan u/ persentasi berikutnya, he3...intinya saya mau mencoba menjelaskan bagaimana diagnosa TB dan kondisi di lap yg sebenarnya pertama tentang istilah "flek paru" yg bisa menyesatkan, kenapa? kata flek paru biasanya digunakan dokter u/ merujuk ke hasil rongent yg ada flek2nya, istilah kedokterannya infiltrat (bercak2 putih). sebenarnya penyebab infiltrat bisa muncul di rongent buanyak, mulai dari batuk/pilek biasa, bisa krn TB, penyakit paru2 lainnya, bahkan kadang org sehatpun bisa muncul. tapi dgn kata flek paru maksudnya dokter tuh TB...jadi menyesatkan kan?! Penularan TB TB ditularkan melalui droplets (percikan dahak) oleh org dewasa yg sedang sakit TB (aktif) dan menurut mayoclinic, 50% orang tua yg sakit TB bisa menularkan ke janinnya. Begitu kuman TB masuk, bbrp minggu kemudian sistem kekebalan tubuh respons melalu sel darah putih dan macrophages, lalu mengurung bakteri yg sudah masuk ke tubuh. pada kondisi ini kuman TB tidak mati, tapi terkurung & tidak aktif atau disebut juga infeksi TB. orang yg infeksi TB sama sekali tidak ada gejalanya, tidak sakit & tidak menularkan. bisa saja nih org tsb sampai meninggal sama sekali tidak sakit TB. tetapi ketika sistem kekebalan tubuhnya rendah, kuman TB yg tdnya tdk aktif, bisa keluar & kembali aktif dan menyerang organ tubuh, terutama paru2. kondisi ini disebut aktif TB atau sakit TB. kondisi yg menyebabkan kekebalan turun adalah penuaan, aids, penggunaan kortikosteroid dlm jangka panjang, penggunaan alkohol/obat2an berlebihan, malnutrisi Gejala TB demam tingkat rendah (37.5-38 c) yang tidak hilang-hilang; berkeringat pada malam hari; batuk yang berlangsung selama 3 minggu atau lebih, kadang mengeluarkan dahak yang berdarah; kehilangan berat badan tanpa sebab yang jelas; menggigil; kehilangan nafsu makan; rasa sakit timbul ketika bernafas atau batuk. gejala di atas harus dilihat secara keseluruhan/sebagian besar, jgn hanya terpaku ke satu gejala saja. misalnya anak batuk lama, jgn mikirnya langsung TB apalagi bila tdk ada gejala lainnya. batuk lama bisa juga disebabkan oleh alergi. bagaimana diagnosa TB? ada banyak tahap yg musti dilakukan dan hal ini harus dilakukan secara keseluruhan u/ diagnosa yg akurat, tidak bisa hanya satu saja, misalnya hanya tes rongent saja. tahapannya sebagai berikut: 1. Kontak Erat walau TB menular, tapi butuh waktu yg lama untuk menjangkiti orang disekitarnya, tdk spt. virus common colds. menurut mayoclinic, butuh waktu kontak selama 8 jam/hari selama 6 bulan. jadi TB lbh mungkin ditularkan oleh orang dirumah atau orang sekantor drpd oleh orang yg kita temui sekilas di restaurant atau di bis. TB pada anak tdk menular, begitupun dgn infeksi TB. Orang dewasa sakit TB yg sudah minum obat anti TB selama 2 minggu, dahaknya juga sudah tidak menular lagi. 2. Tes Mantoux u/ lbh jelasnya, mba baca aja artikle tes mantoux di attachment. yg mau saya tegaskan, yg dilihat dr hasil mantoux adalah benjolannya, BUKAN kemerahannya. pernah ada dokter yg melihat kemerahannya, padahal bukan ini yg seharusnya dilihat dan kadang pd anak yg alergi, kemerahannya bisa lbh lebar. 3. Tes rongent Dilakukan dari depan dan belakang. kenapa? krn kuman TB pd anak membangun sarangnya di kelenjar getah bening (KGB) yg letaknya di dekat jantung. kalau fotonya hanya dr depan, bisa saja KGB tsb tertutup oleh bayangan jantung & tdk terlihat. jangan sekali2 menerima diagnosa TB yg hanya ditegakkan oleh rongent. pernah dilakukan suatu studi di india terhadap kasus TB yg hanya ditegakkan oleh rongent dan setelah di evaluasi ulang, hasilnya lebih dari 50% terjadi over diagnosa. membaca hasil rongent itu tdk mudah, walau untuk yg expert sekalipun. menurut penelitian, hasil rongent yg sama diperlihatkan 2 kali ke dokter ahli yg sama pd waktu berbeda, terjadi deviasi sampai 20%. 4. Tes dahak Diagnosa TB melalui dahak ini ada 2 jenis, yaitu pemeriksaan dahak di mikroskop dan kultur dahak. Pemeriksaan di mikroskop disebut juga tes sputum BTA (bakteri tahan asam). Pengambilan spesimen dahak dilakukan 3 kali. Pada kunjungan pertama ke dokter, besok pagi harinya dan terakhir pada kunjungan kedua. Selain itu, dokter mungkin meminta untuk melakukan tes kultur dahak, yaitu dahak yang keluar ketika batuk untuk diambil sampel yang kemudian dilakukan kultur (dibiakkan). Dari hasil pembiakkan, kita akan tahu apakah terdapat kuman TB atau tidak. Terlebih lagi, bila memang positif, dari hasil tes tersebut dokter bisa mengetahui jenis pengobatan yang paling efektif. Kekurangan dari tes kultur dahak ini adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasilnya, tetapi nilai diagnosanya cukup tinggi. Namun kedua tes dahak ini sulit dilakukan pada anak-anak, karena biasanya mereka belum bisa mengeluarkan dahaknya, melainkan ditelan. Oleh karena itu diperlukan alat bantu semacam selang untuk mengambil spesimen dahak dari tenggorokannya. 5. Tes Darah Biasanya pemeriksaan darah yang dimaksudkan untuk TB adalah LED (laju endap darah) dan hitung jenis limfosit. Tetapi kedua pemeriksaan ini nilai diagnostiknya untuk TB rendah, jauh lebih rendah dibanding rontgen, sehingga hanya digunakan sebagai data tambahan. Selain itu ada masih lagi pemeriksaan darah lainnya, yaitu pemeriksaan PCR dan serologis, seperti PAP TB, Mycodot, ICT dll. Namun semua pemeriksaan itu tidak lebih unggul daripada uji Mantoux. Semua pemeriksaan itu jika positif juga hanya menunjukkan adanya Infeksi TB, tidak bisa untuk menentukan ada tidaknya Aktif TB. kalau menurut saya siih, untuk diagnosa TB gak perlu deh tes darah segala, apalagi kan sakit dan muahal untuk semacam PAP TB, mycodot & PCR. nah itu tadi berbagai cara untuk mendiagnosa TB dan sebaiknya semua dilakukanuntuk hasil yg akurat, kecuali tes darah yah. nah keponakan mba itu kemaren cara diagnosanya bagaimana? semakin mudah diagnosanya, semakin besar kemungkinan terjadi overdiagnosa. beberapa waktu yg lalu saya ikut seminar TB dan pembicaranya dari who, dr. davide bilang di indonesia tempat paling baik untuk diagnosa TB adalah puskesmas. kenapa? karena mereka sudah punya standard nasional untuk mendiagnosa TB, dimana mereka akan menggunakan scoring chart yg melihat semua aspek diagnosa yg saya sebutkan di atas. dan bila positif, mereka juga sudah ada pegangan berapa lama pengobatannya dan gratis pula. ada satu hal yg mengganjal pikiran saya...semua keponakan mba katanya kena TBapakah sudah di cari sumber penularannya? sebaiknya di cek orang dewasa di rumahnya, krn diagnosa TB pd org dewasa lbh mudah. dan apabila ternyata negatif semuanya, kecil kemungkinan keponakan mba terkena TB. mengenai BB, saya setuju sama mba tuh...kalau anak juga perkembangannya tentu gak jauh dari orang tuanya. anak saya kedua, sasi tuh mungil tapi lincah banget deh...yah memang ibunya dulu mungil kok (skrg imut, he3...) masa' mau maksa anak kita gemuk sih....lagipula yg penting anak kita sehat, tul gak mba? sebenarnya saya mau tulis sedikit lagi tentang penyebab2 terjadinya pertumbuhan yg terhambat...tapi sudah puanjaang banget tulisan saya di atas, takutnya mba ketiduran krn bosen, heeee...jadi segini dulu aja yah mba. kalau mba minat, bilang aja atau kalau ada pertanyaan lainnya seputar TB, silahkan aja mba, gak perlu sungkan2...sejak anak saya overdiagnosa TB, saya selalu semangat kalau ada yg tanya tentang TB...yah maunya jgn sampai hal yg sama terjadi sama ortu lainnya. ----- Original Message ----- To: Sekretaris Indogrosir Bandung Sent: Wednesday, March 15, 2006 1:53 PM Subject: Re: Flek Paru pertama saya mau menhjelaskan dulu tentang cara baca CG( growth chart) kenapa? karena sangat penting untuk menggunakan & menguasai cara membaca GC dgn benar sebelum kita loncat ke kemungkinan pertumbuhan yg terhambat, yg mungkin perlu banyak memerlukan tes segala macam dan bisa traumatis bagi si anak. sering kita melihat pertumbuhan anak hanya berdasarkan visual semata, belum lagi kalau ortunya menbanding2kan dgn anak tetangga yg gemuk (tul gak siiih) dan ini gak obyektif. setiap anak itu unik dan mempunyai pola pertumbuhan yg berbeda2. mba sudah tahu kan GC dari CDC? setahu saya GC keluaran indonesia terakhir sudah lama banget keluarannya, sedangkan kalau GC dr CDC itu lebih updated dan memang diperuntukkan untuk anak di seluruh dunia. nanti di GC tsb kita akan tahu BB dan TB anak kita ada di persentile berapa. misalnya anak saya BBnya ada di persentile 10, artinya 90% populasi anak mempunyai BB diatas anak saya dan 10% sisanya punya BB dibawah anak saya. apakah percentile rendah berarti jelek? belum tentu mba. yg musti kita lihat perkembangannya dari masa ke masa. jangan hanya lihat BBnya pada satu saat tertentu saja. jadi kita selalu pantau tuh mba dari usia 2,3,4 bulan dan seterusnya. kalau dari awal persentilenya memang cenderung rendah, that's normal. spt. mba bilang di email sblmnya, kan bisa juga krn keturunan. dan lihat perkembangan TBnya juga, jangan hanya BB saja....coba deh mba lihat perkembangan BB & TBnya diva. kalau persentil TBnya lbh tinggi dari persentile BBnya, berartikan pertumbuhan TBnya lebih pesat drpd BBnya...kemungkinan krn ortunya termasuk yg tinggi kita musti waspada ketika persentilenya mendadak turun drastis. misal tadinya persentilnya ada di 70, tapi 2 bulan kemudian ada di persentile 20. atau juga, garis perkembangannya datar, alias gak ada perkembangan sama sekali. tapi hal ini berlaku untuk anak dibawah 1 tahun yah mba. kalau anak seusia diva, wajar dlm sebulan gak ada perkembangan, krn memang polanya sdh berbeda dan kecenderungan anak seusia inikan sudah banyak bergerak...belum lagi kalau sering ketularan penyakit anak umumnya krn aktifitasnya sudah sering diluar rumah. saya harap mba mengerti sampai tahap ini...kalau gak, berarti sayanya yg gak pinter menjelaskannya. kemudian mengenai terhambatnya pertumbuhan (failure to thrieve) itu sendiri ada beberapa faktor dan secara garis besar ada 3, yaitu: 1. Non Penyakit, contohnya: Membatasi jumlah kalori yang masuk secara tidak proporsional, karena takut gemuk atau mengikuti pola diet orang tua; Cara pemberian makan yg salah atau membosankan, sehingga anak kurang nafsu makannya; Kurang perhatian; Terlalu banyak gangguan didalam rumah tangga jadi si anak terabaikan; Kemiskinan dan sejenisnya. yah intinya kalori yg masuk kurang dari yg dibutuhkan. jadi sebelum ortunya curiga krn penyakit, dilihat dulu kemungkinan2 di atas. ada gak kira2...tapi seringnyakan kita langsung curiga "kena penyakit apa nih"...tul gak? 2. Penyakit, sbg berikut: Gastrointestinal disease, Kidney disease, Heart and lung disease, Endocrine disease, Infectious disease, Chromosomal birth defects, Fetal alcohol syndrome, Lead poisoning, Cancer. Nah kalau krn penyakit infeksi itu salah satunya karena ISK (infeksi saluran kemih) atau TBC. Kalau ada kecurigaan krn infeksi, pertama yg musti dilakukan seharusnya cek apakah ISK atau bukan. kenapa? krn kemungkinannya cukup besar, tesnya mudah, tidak menyakitkan dan tidak traumatis bagi si anak. Caranya? cukup sertakan sampel urin ke lab dan minta tes urin. tes urin itu ada 2 tahap, urin rutin dan urin kultur (pembiakan). urin rutin hanya u/ melihat apakah ada bakteri atau tidak. kalau positif, diteruskan ke urin kultur dan dari hasil kultur nanti akan didapatkan jenis bakteri beserta jumlahnya dan juga dilihat nih bakteri sudah resisten sama antibiotik (AB) jenis apa saja. dikatakan infeksi kalau jumlah bakterinya >100,000. kalau infeksi pilih jenis AB yg paling ringan di antara jenis AB yg masih mempan/sensitif. mau cerita lagi tentang anak saya yg kedua, sasi. waktu usia sekitar 7 bulan, dlm waktu 2 bulan BBnya datar aja, sama sekali gak ada kenaikan. padahal waktu itu sudah mulai makan dan lahap pula dan juga sama sekali gak ada gejala khas ISK, misalnya demam tapi tanpa batuk/pilek. tapi ketika di cek urinnya, ternyata terkena ISK dan bakterinya sudah resisten dgn bbrp jenis AB loh...jadi kesimpulannya waktu itu anak saya kena silent ISK. andai waktu itu sasi dtg ke dsa yg sama dgn pasha yg salah diagnosa itu...saya rasa sudah di tes mantoux, rongent dan dibilang TB. 3. Mix (karena penyakit & non penyakit) contohnya: pada anak yg menderita penyakit reflux (katup lambung tdk menutup sempurna), si anak gampang muntah sehingga sangat malas makan. kondisi ini bisa menyebabkan orang tua frustasi dan gak sabaran...akhirnya orang tua jadi tidak bisa memasok kalori ke anak sesuai keperluannya. jadi summarynya: 1. gunakan dan kuasai GC 2. lihat kondisi di rumah, bagaimana cara/kondisi pemberian makanan sehari2nya. lihat kemungkinan2 non penyakit 3. bila curiga infeksi, cek urinnya 4. kalau semua diatas tidak ada hasil yg memuaskan, baru lihat kemungkinan penyebab penyakit lainnya Happy reading! Regards, Gendi Jatikusumah =+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+ Mailing List Nakita milis-nakita@news.gramedia-majalah.com Arsip http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/ ------------------------------------------------ untuk berlangganan kirim mail kosong ke : [EMAIL PROTECTED] untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke: [EMAIL PROTECTED]