Dear all Nakitaers, 
kebetulan saya terima 1 email dari milist tetangga..
Email ini dikirim oleh salah seorang SPa di RS yang tersebut di subject.
Bukan bermaksud membela siapa pun, mungkin klarifikasi dari beliau cukup 
rasional,
apalagi beliau tahu persis kondisi pasien yang disebutkan.
Alhamdulillah kita diberikan akal & nalar untuk berpikir & melihat suatu 
kebenaran,
meskipun kebenaran yang hakiki itu hanya milik si Pencipta akal tersebut, 
wallahuálam.

Ini saya attach potongan 2 email, dari keluarga pasien & dari sang dokter..
Semoga bermanfaat

Wassalam
(YENTI-mama VARI)


----- Original Message ----- 
From: [EMAIL PROTECTED] 
To: 
Sent: Sunday, September 02, 2007 1:25 AM
Subject: hati2 melahirkan di harapan kita


rekans,
Salam kenal dari saya dr. Toto W. Hendrarto, SpA, bekerja di unit
perawatan intensif neonatal RSAB Harapan Kita. Sekedar klarifikasi saja
untuk rekan2 pada umumnya dan rekan Prawitosari, D (Lili) khususnya. Adik
rekan Lili tgl 4 Agustus 2007 melahirkan Caesar di Harapan Kita atas
indikasi denyut jantung janin menurun dan ketubannya berubah warna. Pasca
lahir bayinya di rawat di Unit Perawatan Intensif Bayi baru lahir level 2
(artinya, unit perawatan spesialistis untuk mendapatkan pengobatan secara
injeksi, karena infeksi oleh kontaminasi kotoran janin=mekonium pada
cairan ketubannya akibat gawat janin). Singkat kata, bayinya sakit dirawat
di ruang rawat bayi sakit. Asupan nutrisi bayi tersebut tetap
diprioritaskan ASI. Bagi yang sudah membaik dengan kemampuan hisapnya
normal, cara pemberian ASI dapat langsung ke puting ibu. Bayi yang masih
lemah belum kuat menghisap, cara pemberian ASInya di'sendokin'. Untuk
tetap mempertahankan refleks hisap dan melatihnya, bayi tersebut diberi
dot (mpeng=pacifier). Mpeng tersebut tidak harus dipegang langsung oleh
suster yang bertugas, jadi bisa diplester dengan plester non alergi. Nah,
ini jawaban ilmiahnya. Sayangnya adik rekan Lili mendapatkan jawaban
perorangan yang 'ngawur'. Tapi ok, terima kasih atas infonya, kejadian2
aneh sering kali terjadi diluar kontrol kita. Sebenarnya di unit kami
mempunyai mekanisme konsultasi oleh dokter spesialis anak yang bertugas
untuk perkembangan penyakit atau masalah lain termasuk mengadukan jawaban
'ngawur' setiap hari kerja jam 11.00-12.00. Insya Allah mekanisme ini bisa
mengatasi kejadian-kejadian yang tidak diharapkan. Kami berusaha
semaksimal mungkin melayani pasien di RS kami, dan kami terbuka untuk
ditegur dan dikoreksi dalam menjalankan profesi kami. Semoga Allah
melimpahkan pahalanya kepada rekan yang mengamalkan ini, Amin



-----Original Message-----
From: 
On Behalf Of Prawitosari, D
(Lili)
Sent: Wednesday, August 29, 2007 8:44 AM

Rekans,

Sekedar info buat ibu2 yang akan melahirkan, ini bukan mengintimidasi
ya..tapi sedapat mungkin hindari RS bersalin Harapan Kita. Adik saya
tanggal 4 agustus kemarin baru saja melahirkan di harapan kita secara
caesar karena denyut jantung bayi terus menurun dan ketubannya sudah
berubah warna. Karena proses melahirkannya tidak normal, adik saya belum
boleh bangun dari tempat tidurnya selama satu hari dan belum boleh
menyusui bayinya. Pada hari ke3 si bayi belum diperkenankan pulang
karena terkena infeksi (saya belum sempat tanya apa yang infeksi)
singkat kata karena adik saya sudah merasa sehat, pada malam ke 3 dia
bermaksud melihat anaknya yang berada dalam ruang perawatan khusus.
Wah...adik saya kaget banget waktu liat bayi2 lain di ruang bayi karena
yang dia liat semua bayi dikasih dot (mpeng) dan dotnya di plester
dimulut bayi biar nggak lepas kata susternya (hi...jahat banget
ya...saya ngetik ini sampai gemeteran tangan saya...) langsung dia liat
anaknya ternyata diperlakukan sama dengan bayi2 lain. Adik saya tanga
sama susternya kenapa kok mulutnya di kasih dot terus di plester, kata
susternya biar nggak nagis bu malem2 biar nggak berisik. Lha adik saya
bales nanya khan kalo nagis paling dia minta susu, kasih aja ke Ibunya
atau kasih susu formula.....tau apa jawaban susternya, Ibu ini gimama
sih...kita nggak ada tenaga buat yang ngurus begituan makanya kasih dot
aja biar diem terus dotnya diplester biar nggak lepas....... Ya ampun
saya pengen nagis denger cerita adik saya kasian banget....makanya saya
nggak mau hal ini terjadi lagi di orang lain......

Salam,
LI2 prawito 















   
  __,_._,___ 



=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]






=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke