Salam, Yang mesti diwaspadai bukan RUU APP-nya, tapi niat busuk yang menungganginya. Bahwa pornografi musti dilarang atawa dilokalisir, seperti juga miras dan pelacuran memang ya. Tapi draft RUU APP yang dibawa Kablan Kaplale itu tendensius, mendiskreditkan perempuan, menempatkan perempuan sebagai pembawa dosa, cenderung ke-Arab-Araban dan beraroma Timur Tengah, itu soalnya.
Bisa dimonitor di pemberitaan media, khususnya harian Republika, RUU APP lebih banyak didukung ormas-ormas Islam Garis Keras seperti FPI, MMI, Hisbuth Thahir, dan konco-konconya. Patut diduga RUU APP mau dijadikan "pintu masuk" bagi berlakunya Syariat Islam, bagi masuknya Taliban-Taliban dan Islam garis keras untuk berkuasa, seperti di Afganistan, dengan mendirikan NII - Negara Islam Indonesia . Itu soal gawatnya. Dengan begitu, disintegrasi bangsa sudah di depan mata! Sungguh mengerikan!!! Menolak budaya barat, bukan berarti ke Timur Tengah. Kita masih bisa menjadi diri sendiri. Pakai kebaya, baju bodo, 'kan bisa. Kan masih Indonesia, meski bagian atasnya terbuka. Penari - penari Tayub, Lengger, dan Jaipong 'kan nggak kebarat-baratan?! Tapi, menurut Kablan itu bakal dibatasi, untuk acara adat, tidak boleh untuk "busana umum" karena memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh. Itu yang mau dicapai di RUU APP! Pendeknya, arah yang dibenarkan untuk berpakaian ala RUU APP adalah busana ke ARab-araban, yang dibuntel-buntel kayak kueh lepet, atau kerudungan model ondel-ondel seperti yang dilakukan para pendemo. Dalam hal berpakaian, di zaman yang modern begini, tidak layak ada Undang Undang Negara mengatur. Pakaian dan dandanan setiap orang (perempuan dan laki) hanya layak diatur oleh komunitas. Misalnya, ada pesta halowen tolong pakai kostum hantu. Ada perayaan Valentin, harap pakai baju warna pink. Ada peresmian proyek baru, tolong pakai batik. Ada pengajian, tolong pakai busana muslim, dst. Pendeknya, urusan pakaian wilayah Event Organisir (EO), panitia-panitia acara. Bukan urusan negara! Marilah kita bercermin ke negara Asia yang lebih maju: Saya belum pernah dengar ada pengamat suatu negara, yang kredibel, yang menyebut negara Jepang, Korea, Hong Kong, dan Taiwan, sebagai negara seks, negara porno, meskipun di negeri 4 Macan Asia ini toleran terhadap penerbitan majalah porno. Playboy bisa beredar di negeri-negeri ini. Baik edisi internasional maupun lokalnya. Kenapa? Karena mereka punya pencapaian prestasi lain yang layak dibanggakan lebih dari sekadar memproduksi barang porno. Orang-orang Indonesia jadi cerewet dan nyinyir terhadap pakaian, dan penerbitan Playboy karena tak punya prestasi apa pun di internasional selain bisa ngirim babu dan TKI. Artis remaja Agnes Monica punya argumentasi cerdas: "Yang punya masalah (menahan nafsu seks) 'kan lelaki! Lelaki yang gak bisa menahan nafsunya, kok, perempuan yang malah disalahkan?" Sungguh cerdas dia. Bahasa hukum universial yang benar adalah : "Anda dinyatakan tidak bersalah sampai Sidang Pengadilan membuktikan Anda bersalah!" Dalam konteks RUU APP kebalikannya : "Anda dianggap bersalah (karena pakai baju sexy), sampai pengadilan membuktikan Anda tidak bersalah (karena terbukti tidak mengakibatkan tindak perkosaan, dan penyimpangan seksual!" Minum minuman keras dibatasi dan dilokalisir, setuju. Pemabuk yang melakukan kejahatan dan atau mengakibatkan kecelakaan yang merugikan pihak lain, dihukum dua kali lipat dari yang bukan mabuk, setuju. Tapi melarang sama sekali penjualan minuman keras, tidak realistis. Sama seperti judi dan pelacuran. Dihapuskan sama sekali adalah mustahil. Tapi dilokalisir, setuju. Las Vegas, Macao, Sydney, Genting Islands, baik-baik saja dengan lokalisasi judinya. Negeri-negeri mereka dari hari ke hari tambah makmur saja. Di sini dengan pemimpin-pemimpin negerinya yang munafik, penakut, dan sok moralis, sok beragama, tetap miskin karena mengabaikan income dari judi. Dimas Mungkin ada yang berargumen: Menutup tubuh seperti orang-orang di Arab nggak bisa menjamin tidak akan ada perkosaan. Buktinya ada cewek yang berjilbab yang diperkosa. Jawabannya: Nah... kalau pakai jilbab saja masih diperkosa, apalagi kalau pakai baju seksi? Ini kan analoginya sama saja dengan pertanyaan bodoh: Apakah sabuk pengaman dan helm bisa menjamin kita tidak mati ketika kecelakaan mobil? Jawabnya: Pakai sabuk pengaman dan helm saja bisa mati, apalagi kalau tidak pakai sabuk pengaman dan helm. Guys... Gue pecandu seks. Tapi gue setuju kalau pemerintah membuat undang-undang yang menekan sekecil mungkin prostitusi. Mungkin RUU APP ada pasal-pasal yang harus disempurnakan, tapi bukan berarti harus dihapus atau ditentang! RUU itu gue pikir tujuannya baik. Siapa tahu itu bermanfaat buat adik-adik kita (terutama yang cewek), atau anak-anak kita kelak (kita nggak mau kan kalau anak kita nantinya jadi bispak?). __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Indonesian girls sites by NonaManis: - MoreNonaManis.com est. 2005 - More Revealing Indonesian Beauties - IndoAmateurs.com est. 2004 - Indonesian Girls Next Door - ExoticAzza.com est. 2001 - Indonesia Erotica Reopening Soon: - NonaManis.com est. 1997 - Sexy Indonesian Girls Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/nonamanis2/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/