Indonesia Masih Menarik di Mata Investor    

 

        
                JAKARTA.
Analis CIMB-GK securities Erwan Teguh dalam hasil risetnya yang dirilis
hari ini mengulas mengenai hasil roadshow ke 50 fund manager di Asia.
Hasilnya, mayoritas dari fund manager tersebut masih optimis terhadap
equities. “Pandangan terhadap Indonesia juga positif. Hal ini
disebabkan kondisi ekonomi yang mampu bertahan di tengah krisis, pemilu
yang aman serta corporate earning yang kuat,” papar Erwan.

Dia menjelaskan, saat ini, sejumlah fund manager memandang overweight position 
terhadap Indonesia, meski kenaikan terakhir
dianggap
terlalu cepat. Dia menilai, sebagian besar terjadinya reli belakangan
ini disebabkan oleh investor ritel lokal. “Intuisi kami
mengatakan
akan ada pull-back atau penarikan kembali. Namun kami menyimpulkan
bahwa Indonesia kembali masuk ke dalam radar investasi, sehingga
investor akan membeli ketika terjadi pull-back,” urainya.

Outlook Sektor Perbankan

Sementara
itu, terkait sektor perbankan di Indonesia, CIMB-GK Securities menilai
pertumbuhan kredit akan lebih kuat pada kuartal II 2009 daripada
kontraksi yang terjadi pada kuartal I 2009. Pandangan tersebut didukung
oleh kemajuan likuiditas perbankan, termasuk NPL outlook.

Erwan
menjelaskan, hasil survei CIMB-GK Securities terhadap lima bank
terbesar di JCI menunjukkan bahwa sektor perbankan telah memangkas
20-150 basis poin (ytd) dan masih tertinggal sekitar 200 basis poin
lagi dari benchmark rate. Dengan demikian, masih ada potential rate cut
ke depannya. 

CIMB-GK merekomendasikan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk (BMRI) karena upside yang besar dari write off yang
hampir selesai (sudah mencapai target NPL 5%), memasuki fase
pertumbuhan (FY09-10), akuisisi terakhir atas high yield (consumer
finance dan micro lending). “Selain itu, BDMN dan BBRI juga menjadi
favorit kami karena potensi pertumbuhan kredit yang mencapai 12%-16%
pada tahun 2009,” jelasnya. 

Namun, CIMB-GK melihat, PT Bank
Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) akan
mengalami underperform karena valuasi premium yang sudah kurang relevan
serta potensi write down utang bermasalah.
sumber:http://www.kontan.co.id/index.php/investasi/news/14149/Indonesia_Masih_Menarik_di_Mata_Investor
        


      

Kirim email ke