JAKARTA. Bertambah satu lagi anak usaha Grup Bakrie yang harus merevisi
laporan keuangan. Kali ini, giliran PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melakukan
revisi karena salah menulis beberapa angka dalam laporan keuangan kuartal
I-2009 yang tidak diaudit.

Kepada otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen BUMI menyatakan,
kesalahan penulisan itu hanya terdapat di catatan (notes) laporan keuangan.
Tapi, ternyata banyak koreksi yang harus mereka lakukan.

Senior Vice President Hubungan Investor BUMI Dileep Srivastava menyatakan,
revisi tersebut tidak membawa dampak apa-apa. Sebab, BUMI hanya merevisi
catatan laporan keuangan. Kesalahan bukan pada isi laporan keuangan. "Tidak
ada yang berubah dengan neraca laba rugi perseroan," terang Dileep, dalam
pesan singkatnya kepada KONTAN, kemarin (7/5).

Toh, revisi laporan keuangan ini tetap ironis. Apalagi, akhir pekan lalu,
BUMI baru saja mendapat penghargaan sebagai salah satu perusahaan Indonesia
yang memiliki tata kelola yang baik atau good corporate governance dari
Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD). Adalah Kepala Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Ahmad Fuad Ramhany
yang menyerahkan penghargaan itu di Bali.
Makanya, investor menganggap manajemen BUMI sudah keterlaluan. "Kalau memang
sudah tidak mampu, ya, lebih baik mundur saja," tandas Ketua Kelompok
Investor Publik Saham BUMI (KIPS BUMI) Oetomo Rully Susanto.

Ia kesal lantaran manajemen BUMI bisa salah menulis beberapa informasi
penting. Ia mencontohkan, kesalahan pada persentase kepemilikan BUMI di
sejumlah anak perusahaannya.

Dalam laporan tersebut, tertulis kepemilikan langsung BUMI pada PT Arutmin
Indonesia yang di tahun 2008 baru 70%, kini meningkat menjadi 100%. Tidak
hanya itu, kepemilikan langsung perseroan pada PT Kaltim Prima Coal (KPC)
juga naik, dari 13,6% menjadi 95%.

Padahal, kedua aset itu merupakan aset BUMI yang paling berharga. Dengan
penambahan kepemilikan, logikanya pendapatan BUMI juga akan bertambah.
"Keputusan investor bisa sangat terpengaruh oleh keterangan itu," kata
Rully.

Kepala Riset Batavia Prosperindo, Suherman Santikno juga mencium keganjilan
dalam kesalahan BUMI. "Sepertinya mereka mencoba memberikan sinyal-sinyal
tertentu ke pasar," kata Suherman.

Suherman menambahkan, fenomena salah ketik ini adalah hal baru di Bursa Efek
Indonesia, dan semuanya terjadi di Grup Bakrie. Ini merupakan kali ketiga
perusahaan di Grup Bakrie salah menuliskan kinerja. Sebelumnya, PT Bakrie &
Brothers Tbk (BNBR) dan PT Bakrie Sumatra Tbk (UNSP) juga tak teliti lantas
merevisi laporan keuangan mereka.

Risikonya, ini bisa membuat investor asing menyingkir. "Seperti sekarang,
mayoritas pemegang saham BUMI adalah investor lokal," kata Suherman.


Yuwono Triatmodjo, Rizki Caturini
http://www.kontan.co.id/index.php/investasi/news/13276/Kini_Giliran_BUMI_yang_Revisi_Laporan_Keuangan

Kirim email ke