11/07/2007 03:20:16 WIB
JAKARTA, Investor Daily PT Aneka Tambang Tbk menjalin kerja sama dengan PT Krakatau Steel untuk membangun pabrik baja di Batulicin, Kalimantan Selatan senilai US$ 65 juta atau sekitar Rp 585 miliar. Menurut rencana peletakan batu pertama (ground breaking) proyek yang berdiri pada lahan seluas 30 hektare tersebut dilakukan Agustus 2007. Sekretaris Perusahaan PT Aneka Tambang (Antam) Bimo Budi Satriyo mengatakan, pihaknya telah menyelesaikan studi kelayakan untuk memastikan ketersediaan bijih besi untuk mendukung pembangunan pabrik baja. Hasil studi kelayakan tersebut mendukung rencana Antam dan PT Krakatau Steel (KS) untuk membangun pabrik baja. Saat ini Antam-KS menyiapkan pembentukan perusahaan konsorsium karena menanti proses studi pendanaan dari bank (bankable). Sejumlah bank kabarnya berminat mendanai pembangunan pabrik baja tersebut. Selain Bank Mandiri, BNI dan Hongkong Shanghai Banking Corporation (HSBC) meminati proyek tersebut. Dari total dana yang disiapkan untuk pengembangan pabrik tersebut, 35% ekuitas dan 65% pinjaman dari bank. Kami tinggal wait and see, ujar Bimo kepada Investor Daily di Jakarta, Selasa (10/7). Menurut Bimo, jika dana dari perbankan telah dipastikan, perusahaan joint venture segera dibentuk. Ada beberapa alternatif, di antaranya pabrik baja dan kuasa pertambangan (KP) menjadi unit usaha terpisah yang dikelola menjadi anak perusahaan konsorsium KS dan Antam atau KS dan Antam memiliki saham langsung pada pabrik baja itu. Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta, manajemen KS mempercepat realisasi pembangunan pabrik pengolahan bijih besi (baja) di Kalsel. Bapak Wakil Presiden meminta pengimplementasiannya satu bulan atau Agustus 2007. Fokus kami di Kalsel, kata Dirjen Industri Logam, Mesin, Tekstil, dan Aneka Anshari Buchari di Istana Wapres Jakarta, Rabu (4/7). Menurut dia, KS telah menyatakan kesiapannya, baik secara teknis maupun teknologi. Wapres menjamin, KS akan mendapatkan pasokan bijih besi yang selama ini dikuasai perusahaan yang memiliki KP, menyusul segera disahkannya UU Pertambangan, Mineral, dan Batubara (Minerba). Bimo Budi menegaskan, pihaknya sebetulnya berniat membeli kuasa pertambangan bijih besi dari perusahaan pemilik KP di Kalsel. Namun, mereka menolak. Ketika ditawari untuk memasok juga tidak mau, karena mereka (pemilik KP, red) punya rencana sendiri, jelas dia. KS menargetkan pabrik mulai beroperasi pada 2009, dengan masa pengerjaan pabrik dan infrastruktur penunjangnya selama 18 bulan. Kemudian, secara bertahap pabrik baja diharapkan mencapai produksi puncak hingga 300.000 ton per tahun, dalam waktu 6-12 bulan. Secara terpisah, Komisaris Utama KS Amir Sambodo, berdasarkan riset yang telah dilakukan pertama kali, pertambangan bijih besi di Kalsel akan memiliki kapasitas 800 juta ton. Kami menargetkan dua juta ton produksi bijih besi tahun ini. Tahun 2009 naik jadi 2,4 juta ton dan 2013 menjadi 10 juta ton per tahun, ujar Amir di sela seminar Reformasi BUMN di Era Indonesia Baru di Jakarta, kemarin. Menurut Amir peluang pasar bijih besi di Indonesia masih sangat lebar, karenakebutuhan bijih besi di Indonesia adalah 6,5 juta ton per tahun. (pya/ari) --------------------------------- Ready for the edge of your seat? Check out tonight's top picks on Yahoo! TV.