Buat rekan2 di OB,

Saya forward pandangan dari milis tetangga, seorang dedengkot dari medan.

Menarik utk pertanyaan, USD 3.2 juta eh milyar itu duitnya ada nggak sih ??????

Apalagi sumber nya (pembelinya) dari dalam negeri ini sendiri (konsorsium dari luar negeri ??)

 

Pagi2 sebelum BUMI di release, Macquire Research udah kasih target kalo harga BUMI bakalan 920,

Jadi recommendasi nya utk take profit – tapi secepat itu (in matters of 1 hour)

Ruar biasa …

 

A3K

 


From: saham@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of IN
Sent: Thursday, March 23, 2006 10:45 PM
To: Milis Saham
Subject: [saham] Gempa BUMI

 

  • Transaksi BUMI hari kemarin merupakan pemecahan rekor baru nilai transaksi reguler terbesar dalam sejarah BEJ. Dengan nilai lebih dari Rp 800 M? Ini sesuatu yang luar biasa. Dengan nilai keluar oleh investor asing yang lebih dari Rp 200 M juga sesuatu yang sangat luar biasa. Semuanya hanya terjadi dalam satu sesi saja!

    Kalau kita melakukan charting dengan candlestick, maka sudah terjadi big black candle terbesar yang pernah dialami oleh BUMI. Ini adalah sinyal bearih yang sangat kuat.

    BUMI dibuka dengan angka 1070 dan ditutup dengan angka 900 juga sebuah fenomena yang sangat menarik.

    Di sinilah kita dapat belajar dari kekejaman arena BEJ. Di sini kita juga belajar kekejaman dari yang namanya bandar?

    BUMI dibuka pada sesi II sedangkan ENRG sudah dibuka pada sesi I apakah ada sebuah permainan? BUMI dan ENRG adalah sebuah permainan?

    Menilik lebih jauh, Renaissance Capital (RC) dulu adalah bertindak sebagai arranger dari akuisisi KPC oleh BUMI. Namun tiba-tiba RC membeli BUMI? Sebuah logika yang tidak jalan. PT Borneo Lumbung Energi (BLE) sebagai perpanjangan tangan dari RC dalam membeli KPC dan Arutmin apakah pemiliknya bukan orang-orang dari Group Bakrie juga?

    RC membeli KPC seharga USD 2,6 M? Sedangkan BUMI dulu membeli hanya dengan USD 0,5 M? Bukankah penjual KPC (Rio Tinto?) dulu sangat bodoh..atau..sengaja?

    Bukankah RC itu juga adalah orang-orangnya Group Bakrie? Siapakah RC sebenarnya?

    Kenapa BUMI mau menjual KPC dan juga Arutmin yang merupakan cash cow tergemuknya? Dengan menjual KPC dan Arutmin, maka BUMI sekarang tidak mempunyai apa-apa lagi kecuali hanya duit cash saja. Itupun kalau sudah dibayar oleh RC.

    BUMI mau meggarap proyek energi konversi dari batubara menjadi energi BBM (cair) ini sesuatu isu yang luar biasa. Dengan dana lebih dari Rp 30 T? Tidak masuk diakal dengan meninggalkan KPC dan Arutmin menggarap usaha baru yang tidak jelas hasilnya.

    Saham-saham Group Bakrie selalu bermain-main dalam pasar modal di Indonesia. Perlu dicermati dan dianalisis dan dipertimbangkan lebih lanjut apabila kita hendak berinvestasi di saham-saham group Bakrie.

    Saham Bakrie mana yang belum pernah right issue untuk kesekian kalinya? BNBR right issue di harga Rp 100 padahal waktu itu sahamnya ada di Rp 200-an. ELTY right issue di harga Rp 150 padahal waktu itu sahamnya ada di Rp 200-300 an. ENRG juga right issue di harga Rp 770 (tidak ada yang mau eksekusi kecuali orang-orang di belakang Bakrie? - padahal ENRG baru listing).

    Sebelum right issue ini dikemukakan, maka orang-orang di belakang saham-saham Group Bakrie sudah melakukan manuver-manuver yang ujung-ujungnya mereka akan menangguk keuntungan luar biasa dan merugikan investor publik.

    Jika BUMI kekurangan dana untuk melakukan proyek barunya, maka apakah juga akan melakukan right issue seperti trik-trik sebelumnya yang dilakukan pada saham-saham UNSP, BNBR, ELTY, ENRG?

    Ini hanyalah pendapat pribadi saya saja.

    Salam,

    IN



SPONSORED LINKS
Business finance course Business to business finance Small business finance
Business finance consultant Business finance magazine Business finance schools


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke