Jangan Membiasakan Menjepit Gagang Telpon
Sabtu, 21 Juni 2008 22:16:59

Tonjolan tulang dapat memutuskan saluran pembuluh darah dan memicu stroke. 
Peringatan berikut ini mungkin perlu di perhatikan benar oleh para sekretaris, 
operator, konsultan, dokter dan para karyawan yang sering menggunakan telepon.

Ingat, janganlah terlampau sering melepaskan gagang telepon daritangan anda dan 
meletakkannya di antara pundak dan telinga, sementara tangan melakukan 
aktivitas lain. Konon, perilaku semacam itu bisa menyebabkan stroke. Demikian 
dikemukakan seorang ahli syaraf asal Perancis pada Jurnal Kesehatan beberapa 
waktu lalu.

Seorang psikiater yang biasa berbicara lewat telepon yang terjepit di telinga 
kiri dan pundaknya lebih dari satu jam, dilaporkan menderita stroke ringan. 
Kejadian nahas itu terjadi akibat adanya tonjolan tulang yang memutuskan 
saluran pembuluh nadi. Menurut tim dokter yang meneliti kasus tersebut, pria 
berusia 43 tahun yang terbiasa berbicara dengan pasien-pasiennya pada mulanya 
sehat-sehat saja.

Namun, seusai memberikan konsultasi kepada pasiennya di psikiater ini 
mengeluhkan kebutaan sementara pada mata kirinya, telinga kirinya pun seperti 
merasakan sebuah dengung. Tak hanya itu, dia pun mengaku kesulitan untuk 
berbicara. Kondisi ini menunjukkan bahwa dirinya menderita stroke ringan.

Dari hasil pemindahan tampaklah adanya sobekan pada dinding arteri bagian dalam 
dari organ tubuh si pria tadi. Sobekan tadi jelas mempengaruhi saluran 
pengiriman darah yang menuju ke otak. Seperti diketahui, pada tubuh manusia 
terdapat dua kelenjar arteri yang bertugas menyalurkan darah yang mengandung 
oksigen dari jantung menuju kepala dan leher. Kedua saluran arteri tersebut 
naik di kedua sisi leher, dari jantung menuju otak. Pada gambar scanning 
tampaklah adanya sebuah peruncingan tulang yang lazim di sebut sebagai proses 
stiloid, yang menyebabkan adanya kontak antara tulang (pada bagian leher) 
dengan arteri.

Sebenarnya, setiap orang memiliki dua tulang stiboid ini.. Keduanya menonjol 
dari dua sisi tulang tengkorak,tepat di bawah telinga dan di belakang tulang 
rahang. Namun, tulang yang dimiliki psikiater tadi lebih panjang dari biasanya.

Mathieu Zuber, ahli syaraf dari rumah sakit Saint Anne, Paris mengatakan 
“Untungnya pasien ini hanya mengalami serangan insemik berkala, atau terjadi 
penghentian suplai darah menuju otak yang kurang dari 24 jam”. Dengan begitu, 
hanya stroke ringanlah yang menyerang psikiater yang biasa bertelepon dengan 
pasiennya tadi.”Namun, kejadian ini menunjukkan kepada kita bahwa aktivitas 
setiap hari yang melibatkan penyimpangan agak lama di bagian leher, seperti 
menggunakan telepon dengan menghimpit antara telinga dan pundak, bisa 
menimbulkan masalah yang tidak terduga bagi sebagian orang,” tambahnya.

Ia menambahkan, psikiater tersebut tidak mengalami gejala stroke terlalu lama. 
Namun, sejak kejadian itu, ia tidak mau lagi melakukan pembicaraan dengan cara 
menghimpit telepon di antara telinga dan pundaknya saat melayani keluhan 
pasien-pasiennya. oleh sebab itu mulai dari sekarang hilangkan kebiasaan 
tersebut “lebih baik mencegah sebelum hal itu terjadi pada kita semua”.

keep your health...



      

Kirim email ke