USD index (87.67)
Dolar AS berpotensi menguat kembali dalam waktu dekat ini, berkat perkiraan 
stimulus Obama $787 miliar dapat mempercepat pemulihan ekonomi ketimbang negara 
maju lainnya, diikuti penerbitan Treasury + Corp bond senilai lebih dari $ 1.9 
triliun di tahun ini (blm termasuk IMF bond sebesar $150 miliar). Meski 
perkiraan GDP Q4 AS akan direvisi menjadi -5.5% q/q pada pekan ini dari -3.8% 
di lap sebelumnya. Masih terpuruknya ekonomi di Januari-Februari (ISM Februari 
diperkirakan anjlok ke 34.1, non farm payroll diprediksikan -625k di 
Feb;pengangguran naik menjadi 8.0% dari 7.6% di Januari,penjualan perumahan 
anjlok 40% dlm 6 bln terakhir,GDP Q1 diperkirakan terpuruk kembali menjadi 
-5%,isu nasionalisasi Citigroup-BOA), seharusnya mendukung perkiraan krisis 
masih jauh dari akhir, dapat mendorong investor risk averse dalam waktu dekat 
ini, karena kondisi ekonomi di Eropa, China, Jepang jauh lebih buruk dari 
perkiraan. Sementara efek stimulus global diperkirakan
 terjadi di semester 2 (akhir Q3). Pelemahan dolar baru-baru ini berkat kondisi 
overbought tidak akan berlgsg lama, mendukung average buying untuk target 
90.40, resiko jika ditutup dbwh support 83.60.
 

Euro-dollar ($ 1.2753)
Euro berpotensi tertekan terhadap dolar, pound berkat memburuknya ekonomi Euro 
(GDP Q4 -1.5%) & potensi penurunan rating hutang sejumlah negara di Eropa Timur 
(7 negara telah minta bantuan finansial kepada IMF), picu spekulasi penurunan 
suku bunga ECB di awal Maret sebesar 50 bsp menjadi 1.50% dan kemungkinan 50bsp 
di awal Mei. Safe haven inflow ke pasar Treasury AS ditengah kejatuhan saham 
Wall Street masih menguntungkan dolar AS terhadap euro, terutama level diatas 
1.30 merupakan peluang untuk sell on rally untuk target 1.23 dalam 1-2 pekan 
mendatang.


Dolar-yen (97.37)
Memburuknya fundamental ekonomi Jepang (GDP Q4 09 -12.7% y/y, defisit 
perdagangan membengkak 23% di Januari 09) dan ketidakpastian politik paska 
mundurnya menkeu Jepang dan kejatuhan indeks saham Nikkei ke kisaran 7,000an, 
mendorong investor menjual yen terhadap dolar, euro. Meski laju pelemahan yen 
terbatas menjelang akhir tutup buku di bln Maret. Tembusnya resistance di 
94.10, dapat arahkan yen ke target 99.8.

 Poundsterling-dolar (1.4186) 
Pound mendapatkan keuntungan dari technical rebound di tengah kondisi grafik 
weekly yg oversold dalam beberapa pekan terakhir, dimana tidak akan berlangsung 
lama karena kondisi ekonomi 
Inggris mengalami resesi berkepanjangan terburuk, terutama setelah aktifitas 
manufaktur,perumahan,pertumbuhan (GDP Q4 09 -1.5% Q/Q) dan isu nasionalisasi 
bank di Inggris, berpotensi mengarahkan suku bunga repo ke 0.5% di awal Maret, 
negatif untuk pound dalam jangka pendek-menengah. Secara teknikal pound 
terlihat gagal menembus resistance di 1.4982, potensi terkoreksi ke 1.35 bahkan 
1.28 di bulan Maret.


Dolar-Rupiah (11,930)
Rupiah gagal memanfaatkan laporan positif dari kenaikan dana siaga ASEAN 
senilai $ 120 miliar dan disetujuinya paket stimulus pemerintah sebesar Rp 73.3 
triliun untuk tahun ini, karena masih timpangnya supply & demand, meningkatnya 
permintaan dolar untuk pembayaran hutang LN, kebutuhan BUMN, kelangkaan dolar 
dan sentimen negatif dari mata uang dan bursa saham regional yang dapat picu 
capital outflow (Dana asing keluar dari SUN sebesar Rp 2.2 triliun di Januari 
2009). Potensi penguatan rupiah terbatas di kisaran Rp 11.600/11.700, meski 
adanya intervensi penjualan dolar oleh BI, karena pandangan ekonomi yg melemah 
lebih dari perkiraan pasar dan menghadapi ketidakpastian pemilu & politik. 
Secara teknikal, dolar masih bullish untuk trend jangka pendek-menengah, selama 
bertahan diatas 11,200 target 13,000/13,150 di bulan Maret.


Globalmarket strategist: Andri Zakarias Siregar



      

Kirim email ke