he..he...alasan yang terlalu dipaksakan....
----- Pesan Asli ---- Dari: simon bolenang <[EMAIL PROTECTED]> Kepada: obrolan-bandar yahoogroups <obrolan-bandar@yahoogroups.com> Terkirim: Kamis, 28 Agustus, 2008 18:18:21 Topik: [obrolan-bandar] Purnomo: Dulu Analis dan OPEC Perkirakan Harga Minyak US$ 10-20 Purnomo: Dulu Analis dan OPEC Perkirakan Harga Minyak US$ 10-20 Jakarta - Rendahnya harga LNG Tangguh disebabkan karena analisis harga minyak mentah yang kurang tepat. Ketika kontrak LNG Tangguh diteken, tak ada seorang pun yang memrediksi harga minyak akan tembus hingga US$ 100 per barel seperti sekarang ini. Hal tersebut disampaikan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro usai rapat paripurna kabinet di Istana Negara, Jakarta, Kamis (28/8/2008). "Kita mesti lihat pada waktu itu. Apakah waktu itu kebayang harga minyak naik sampai 100 dolar? Tidak pernah terbayang kan? Kita sudah tanya analis, tanya OPEC, mereka bilang rata-rata harga minyak 10-20 dolar," urai Purnomo, Purnomo menjelaskan, harga LNG Tangguh yang ditetapkan ketika itu tidak flat namun menggunakan formulasi tertentu. Dengan harga minyak di kisaran US$ 10-20 per barel, selanjutnya ditetapkan asumsi pada US$ 35 per barel. Menurut Purnomo, perhitungan itu tidak berpotensi rugi. "Waktu Tangguh, biayanya diputuskan biayanya juga murah. Bayangkan saja British Petroleum berani investasi Rp 55 triliun, kalau itu proyek rugi, mana dia mau?" ketusnya. Purnomo juga menegaskan, dalam kontrak juga ada klausul penyesuaian. Dan itulah yang akan dilakukan pemerintah saat ini, yakni bernegosiasi untuk mencari harga yang terbaik. Ia juga menegaskan, tidak akan ada kerugian dari negara dari penalti jika kontrak tersebut direvisi harganya. Padahal pengamat perminyakan Kurtubi sebelumnya mengatakan, Indonesia berpotensi kehilangan US$ 300 juta karena penalti membatalkan kontrak. "Penalti tidak ada. Perubahan sudah mereka setujui. Mereka setuju pada 3,4 dolar, sekarang kita minta lagi dengan perubahan kedua. Dengan wapres kemarin sudah ada goodwill," jelasnya. Purnomo juga menegaskan, rendahnya harga bukan berarti negosiasinya salah. Situasi kedepan kadangkala memang tidak bisa diprediksi. "Misalnya ini ada tanah waktu itu dijual Rp 10 karena tidak laku, sekarang tiba-tiba disebelah tanah akan dibangun Disney Land sehingga harganya melonjak 100X lipat. Apakah yang menjual dulu harus disalahkan? Kan tidak, orang tidak bisa lihat waktu itu apa yang terjadi. Itu adalah perhitungan situasi dan tidak pernah dapat dianalisis," urainya.(qom/ir) ___________________________________________________________________________ Cari tahu ramalan bintang kamu - Yahoo! Indonesia Search. http://id.search.yahoo.com/search?p=%22ramalan+bintang%22&cs=bz&fr=fp-top