Wa'alaikumslaamwarahmatullahiwabarakaatuhu.

Terimakasih Mak Asmardi. mengingat Mak Asmardi ini,
saya sering teringat akan seorang sahabat Rasulullah
shallallahu'alaihi wasallam, yang sellau mendukung dan
membenarkan apa yang disampaikan oleh Rasulullah,
padahal kaum lainnya banyak yang tidak masuk diakal
mereka sekalipun, itulah sebabnya sahabat tersebut
digelar dengan " Asshiddiq "(orang yang selalu
membenarkan). Pasti kita semua tahu siapa sahabat itu,
tiada lain dan tiada bukan adalah Abu Bakar Asshiddiq.

Mak Asmardi, terlalu berat sebenarnya perjalanan
dakwah yang saya lakukan dari dulu hingga kini.
Terkadang saya harus bertarung dengan periuk nasi,
atau asap dapur, dan biasanya yang empotan jantung
akan hal ini adalah suami saya, khawatir gara-gara
keberanian saya menyampaikan yang haq, akhirnya beliau
dipecat dari kerjanya. Tetapi alhamdulillah, sampai
kini semua berjalan lancar, itu jugalah sebabnya
beliau selalu mendukung kegiatan saya berdakwah.

 Biaya untuk berinternet ini, luar biasa besarnya,
karena setiap hari saya menghabiskan waktu dengan
menjawab semua pertanyaan dimilist baik japri, apalagi
umum, masalah agama, beliau ikhlas saja.(maaf bukan
maksud menyebutkan, betapa saya/tentu duit suami juga 
banyak mengeluarkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
itu, tetapi sebenar perlu diketahui saja, agar jangan
ada sedikitpun yang berprasangka niat saya untuk
mencari nama, mencari ketenaran, apalagi duit). 

Saya sudah puas dengan ketenaran dimasa saya duduk
dibangku SD-SMP, SMA apalagi semasa kuliyah, juara
Umum itu dan pujian2 sudah biasa saya dapatkan dan
kedengar ditelinga saya, sehingga hati saya menjadi
kuat, dan hinaan, bahkan cercaan orang yang merasa
saya sedikit diatas dari mereka, tentu ada, dan itu
sudah pula biasa saya hadapi sejak kecil lagi. 

Soal kemewahan, juga alhamdulillah orang tua saya
kepala bagian disuatu kantor, mana ibu saya punya toko
, sehingga benar-benar puas dengan semua itu. Itu pula
penyebab saya menjadi manusia yang merasakan tiada
yang dicari sebenarnya didunia ini selain Ridha Allah,
juga tujuan akhir dan yang utama adalah akhirat.

Syukur ketika itu da Junaidi dan da Ardi menyampaikan
pantun, kalau saya tidak salah tulis, adat
dikasampaingkan, agama batilanjangan. Mulanya saya
menduga, begitu sekali orang Minang memegang adatnya,
walau hal itu bertentangan dengan agama, ternyata
bukan, dari pantun itu, adat Minang itu sebenarnya
sesuai dengan agama, hanya saja mungkin orang-orangnya
yang masih belum menjalankannya.

Saya juga pernah berdebat dimilist RN ini masalah
harta pusaka, setahu saya pembagian harta warisan
haruslah jelas sumber asalnya dan harus dibagikan
menurut ketentuan agama. Dan seterusnya.

 Dulu kakak ipar perempuan saya, mengharapkan saya
membela beliau agar harta jatuh ketangan dia semuanya,
tetapi apa jawab saya. Maaf kak, saya tidak bisa
membeli agama dengan nilai apapun, pembagian harta
bagi lelaki setengah, sedangkan perempuan tidak
sebagaimana pembagian lelaki. Tetapi kalau kakak ingin
mengambil bagian dari da rahim(suami saya tentunya),
silahkan saja. Saya bertekad tidak akan pernah mau
memperebutkan harta, juga mengambil harta warisan
suami dari ortunya, padahal tanah warisan ortunya
banyak sekali menurut saya, setelah saya telusuri dan
jalan-jalan dikampung itu, karena mertua perempuan
saya mengajak saya jalan-jalan melihat daerah suami
saya itu.

 Hati saya lebih tenang hidup dari hasil suami dan
kerja sendiri, tetapi dengan syarat, jangan ganggu
keluarga kami kelak, dan ingat pula andaikan kami
punya anak lelaki, maka jangan harapkan keluarga pihak
suami/istri juga mendapatkan harta warisan kami, semua
harta warisan bila ada anak lelaki dan perempuan jatuh
pada anak-anak kami, kecuali seperenam/sepertiga buat
ibu kandung masing-masing(sesuai dengan ketentuan),
juga sepertiga buat wasiat. Hal senada juga saya
sampaikan pada keluarga saya, jadi bukan sepihak saja.
 

Sebagaimana kebanyakan para istri yang terlalu
"curang", pada keluarganya ia serahkan harta suami,
namun untuk keluarga suami dilarang/dihalang-halangi
untuk diberikan(naudzubillahimindzalik, ini realita
yang banyak terjadi dalam hidup RT). Suami saya
bersyukur dalam hal ini, mendapatkan istri yang tidak
bersikap berpihak pada keluarga istri saja.

Silahkan dijapri beliau dengan semua apa yang saya
sampaikan bahwa bagaimana kehidupan yang saya
ceritakan dimilist begitulah adanya, saya tidak pandai
berbohong, karena saya tahu bohong itu adalah suatu
kefasikan yang membawa pemiliknya digiring keneraka.

Saya ngak mau RT diganggu oleh keluarga masing-masing
kedua belah pihak karena masalah harta, tetapi
membantu dengan keikhlasan itu sering kami
lakukan,kewajiban pada orang tua masing-masing tak
pernah terlupakan, namun untuk diatur oleh keluarga
tunggu dulu, tidak akan pernah terjadi pada keluarga
saya. Saya memang cukup tegas dalam hal apapun, namun
bukan keras atau kejam. 

Justru saya tahu apa benar manfaatnya kita membantu
keluarga, orang lain, masyarakat yang tidak mampu,
karena kita hidup didunia adalah manusia yang saling
butuh membutuhkan, jangan ada sedikitpun dihati
bersikap pelit, apalagi menyuruh orang untuk pelit,
karena pelit itu dilarang dalam agama, terlalu baik
juga dilarang : " Janganlah kamu mengikat kedua
tangankamu sampai ke pungguk kamu saking pelitnya, dan
jangan pula membentangkan seluas-luasnya,saking
pemurahnya, maka kamu menjadi orang yang tercela.."

Pahit memang didengar kakak ipar saya, tetapi
begitulah ketegasan saya.Saya kuat memegang agama
saya, karena itulah yang saya tahu, dan saya miliki.



--- asmardi arbi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>  
> Assalamu'alaikum wr.wb.
>  
>  
> Kemnd Rahima,
>  
> Penjelasan nan alah disampaikan cukuik bagus dan
> santun,lengkap dg dalil-dalil berdasarkan Al Qur'an
> dan Hadist. Adat Bersendi Syara', Syara' Bersendi
> Kitabullah. Syara' mangato ,, Adaik mamakai. Adat
> harus dikesampingkan manakala bertentangan dengan
> Kitabullah.
>  
> Lagi pulo anggota palantako ambo raso alah dewasa
> sadonyo dan beragama Islam. Indak paralu pulo pai
> kabiliak khusus. Dalam postingan ambo sabalunko alah
> ambo sabuik, asal lai indak disampaikan untuak
> bagarah atau batea-tea, soalko indak paralu
> ditabukan. Didalam palanta awak indak taikek dalam
> hubungan kekerabatan macam dalam kaum atau keluarga.

Mak Asmardi, dan dunsanak semuanya. Do'a yang mak
Asmardi sebutkan dibawah, itulah yang sellau saya
ucapkan dan do'akan dihadapan Allah Subhanahu wata'ala
tatkala saya sedang berdiskusi suatu masalah yang
terkadang memang pelik, do'a itu tak pernah luput dari
jiwa saya : Terjemahannya : " Ya Allah ya Tuhanku,
tunjukkanlah kepadaku yang benar-itu benar, dan
berikanlah kami petunjuk untuk mengikutinya, dan
tunjukkanlah juga kepada kami yang bathil itu adalah
bathil, dan beri juga kami petunjuk untuk menjauhinya
".

Saya kira do'a itu benar-benar ampuh, sehingga setiap
berdebat, sellau kebenaran itu muncul, walaupun
terkadang bagi sebahagian orang mengira saya ini
seakan-akan "merasa benar sendiri",
naudzubillahimindzalik. Saya malah mohon petunuk pada
Allah untuk itu, dan Allahlah yang membukakan saya
jalan dengan ingatnya saya segala macam dalil baik
dalam AlQuran ataupun hadist dalam hal tersebut.


Dan saya mohon maaf, bila sering dalam jawaban saya
sering tidak mencantumkan ayat keberapa, atau ada
dimana hadist tersebut, karena benar-benar semua itu 
datang dengan sendirinya ada saja dalam hati dan
ingatan saya, jarang saya buka buku untuk itu, kecuali
kalau memang audiens menginginkan sumbernya, akan saya
buka buku-buku itu, atau agar meyakinkan audiens, saya
harus buka buku. Padahal pada hakikatnya, Allah yang
tunjukkan semua itu, bukan berasal dari
saya.Subhanallah, "'Allamalinsaanaa maalam ya'lam". 

Kalau kita meneliti buku karangan para ulama terdahulu
sering juga memang mereka berkata dengan dalil AlQuran
dan hadist tanpa pencantuman sumbernya,mereka menulis,
apa yang ada dalam hati dan ingatan mereka, itulah
sebabnya datang ulama kemudian mentahqiqnya(meneliti
dan menyebutkan sumber ayat atau hadist ini ada
dimana-mana saja). 

Demikian, bagi saya beda pendapat, tidak pernah
menjadikan saya membenci, apalagi mendendam orang
tersebut, saya bukan type semacam itu, karena saya
orang yang tahu agama, karena niat saya juga
benar-benar ikhlas, bukan ketenaran, pujian, ataupun
masalah duniawi lainnya. Sungguh cuman ridha Allah
saja, makanya cuek saja, orang begini, atau begitu
sama saya, dakwah saya akan tetap jalan dimana sajapun
saya berada.Allah berfirman 

: " Janganlah kamu takut kepada manusia, tetapi
takutlah kamu hanya kepadaKU ". " Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan istiqamah dengan
agamanya, Malaikat akan turun kepada mereka yang
istiqamah (menegakkan agama tersebut), dan janganlah
mereka takut dan berkecil ataupun bersedih hati...".

Wassalamua'alaikum. 
Semoga bermanfaat adanya.

Rahima.


                
__________________________________ 
Yahoo! FareChase: Search multiple travel sites in one click.
http://farechase.yahoo.com

Website http://www.rantaunet.org
_____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
____________________________________________________

Kirim email ke