Assalamu'alaikum wr.wb. Manuruik pandapek ambo yang bodoh ko...kito hanyo paralu sosialisasikan ka ranah kualitas kepuasan konsumen di pelayanan jasa. Karano masalah pelayanan ko bana yang kurang dek dunsanak yang di ranah. Takana dek ambo waktu pulang ka Padang, naiak Taksi jauah labiah maha di Padang dari pado di Jakarta+macetnyo untuak jarak yang samo, abis tu argo meter ndak pulo dijalankannyo. Kalau kito ndak namuah naiak langsuang se taloncek kato yang indak sopan dari sopirnyo. Yang paralu budayakan selalu senyum dalam berusaha. Karano iko yang kurang dek kebanyakan urang di ranah yang bahubuangan langsuang jo konsumen. Mungkin wacana di bawah bisa jadi pencerahan
Selama ini, banyak yang beranggapan bahwa untuk membuat sebuah brand populer, maka kita harus melakukan aktifitas komunikasi dengan cara beriklan. Padahal anggapan ini tidak selamanya benar. Ada aktifitas komunikasi lain yang lebih utama dan mendasar, yang jika dilakukan dengan benar bisa memberi efek yang lebih kuat dari pada iklan. Aktifitas komunikasi tersebut berupa peningkatan kualitas produk dan layanan, sebuah kebutuhan dasar yang selalu dicari oleh konsumen namun seringkali kita lupakan ketika kita sudah berbicara tentang iklan. Perhatikan aktifitas komunikasi yang dilakukan Shell. Mungkin, mereka beriklan di sejumlah media. Tapi kita tidak pernah lihat apalagi ingat. Namun layanan mereka yang sangat menyanjung konsumen seperti memberi senyum kepada konsumen ketika datang, membukakan pintu, gratis cuci mobil setelah isi bensin, dan yang terakhir kita dengar mereka membagi bagikan bendera merah putih selama menyambut perayaan kemerdekaan, jauh lebih melekat di otak kita. Bagaimana cara kita tahu layanan Shell bagus? Mungkin Anda menduga saya pernah kesana dan langung merasakan servicenya. Kenyataannya, saya sama sekali belum pernah isi bensin di Shell! Kita bisa tahu itu semua dari Word of Mouth yang menyebar dari orang orang yang pernah merasakan dan belum pernah merasakan servicenya. Bayangkan, berapa biaya yang diperlukan untuk melatih pegawai tersenyum, mengucapkan salam, membukakan pintu dan mengucapkan terimakasih serta selamat jalan? Saya yakin tidak sebesar jika kita membombardir konsumen dengan iklan ATL maupun BTL yang bernilai milyaran rupiah. Iklan memang diperlukan, tapi pada sejumlah kasus menjadi tidak terlalu penting karena iklan hanya memberi efek awareness yang instant, tapi tidak bekerja dalam jangka panjang dan tidak membuat konsumen loyal. Sebelum beriklan, pastikan produk dan layanan yang Anda berikan sudah sesuai keinginan konsumen. Bagaimana cara mengetahui keinginan konsumen? Ya posisikan saja diri Anda sebagai konsumen. Jika Anda menjadi konsumen yang akan mengkonsumsi produk Anda, kira kira apa yang Anda cari? Begitu juga jika produk Anda tidak memiliki budget komunikasi yang besar. Tak perlu berambisi untuk beriklan. Perbaiki saja kualitas produk dan layanan, senangkan konsumen, dan Anda akan menikmati free publicity. Konsumen adalah sarana iklan berjalan yang memiliki kredibilitas tinggi. Namun untuk diiklankan oleh konsumen, maka kita harus mampu memberi lebih dari apa yang biasa produk/brand lain berikan. Amaze your customers, itu kuncinya. Waktunya memaknai 'marketing communication' dalam lingkup yang lebih luas. wassalam Reza -------------------------------------------------------------- Website: http://www.rantaunet.org ========================================================= * Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting * Posting dan membaca email lewat web di http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages dengan tetap harus terdaftar di sini. -------------------------------------------------------------- UNTUK DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply - Besar posting maksimum 100 KB - Mengirim attachment ditolak oleh sistem =========================================================