Mutiara 2 Kalimat Syahadat
Rasulullah bersabda bahwa, ada satu kalimat yang ringan di ucapan (lisan), tetapi berat di timbangan (mizan). Apa itu? Kalimat Laa i1aha iliallah artinya, Tiada Tuhan selain Allah. Kalimat ini merupakan pengakuan mendalam akan eksistensi Allah sebagai Tuhan kaum mukmin, Dan, kalimat ini selalu diucapkan berulang‑ulang dalam dzikir usai shalat. Malah, pengakuan keagamaan seseorang baru diakui secara sah kalau ada pernyataan kalimat ini yang disempurnakan ucapannya menjadi, "Asyhadu Allah ilaha illallah" (Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah). Kalimat ini biasanya diucapkan saat seseorang mengawali kehidupan baru, ketika akad nikah. Akad nikah itu sakral, maka kepada mempelai diingatkan bawa nikah itu atas nama Allah, bukan atas nama nafsu birahinya. Orang berkeluarga hendaknya mampu membawa keluarganya menuju pada ridho Allah, Berkeluarga bukan main-main, tanpa tujuan, Bukan hanya suami, tetapi juga istri dan semua keturunannya langkah spiritualnya hendaknya menuju pada pengakuan agung "Laa ilaha illallah". Bukan hanya ketika memulai kehidupan baru mengucapkan kalimat suci ini, tetapi hampir di setiap aktivitas mengisi hidup, kita warnai dengan ucapan ini. Dalam shalat, ada bacaan kalimat ini, dan ketika akan mengakhiri kehidupan juga dituntun dengan ucapan kalimat ini, Mengapa kalimat ini begitu penting? Agar keimanan kita selalu lurus, tidak bengkok. Itu sebabnya, ada syarat yang harus kita pahami dari ucapan Laa ilaha illallah, 1. Harus paham maknanya. Setidaknya ada lima cakupan dari kalimat ini. Yaitu, tidak ada yang disembah kecuali Allah, Tidak ada yang kita tuju dalam hidup kecuali Allah, Tidak ada yang kita cari kecuali Allah. Tidak ada yang kita cinta kecuali Allah, dan tidak ada yang berwujud di alam semesta ini kecuali diwujudkan Allah. 2. Setelah paham keimanan akan mantap dan tidak ragu‑ragu, Allah berfirman, Sesungguhnya yang disebut orang mukmin adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasulnya lalu tidak ragu‑ragu. Sebab, sifat ragu‑ragu sama sekali tidak ada manfaatnya. 3. Qabul, Artinya, kita menerima dari apa yang dikandung dalam kalimat tersebut, Salah satunya, kita hanya beribadah kepada Allah. Sebab, beribadah selain kepada Allah tergolong syirik atau dosa besar yang tidak akan diampuni. 4. Patuh. Orang yang sudah ikrar sepenuh hati, lantas hatinya sudah sepenuhnya tidak ragu, maka dia akan patuh kepada Zat yang disebut dalam kalimat persaksian itu. 5. Shidiq (jujur). Salah satu indikasi orang beragama dengan benar adalah sifat jujur. Ini yang ditunjukkan oleh semua sahabat Rasulullah. Mereka selalu selaras antara ucapan dengan perbuatan. Sampai‑sampai para lawan mereka selalu percaya kepada pembicaraan sahabat Nabi Saw. 6. Ikhlas. Inilah puncak dari sebuah pengakuan, la akan ikhlas melaksana-kan semua perintah Zat yang diimani. Dia melaksanakan ajaran agama sepenuh hati, Agama dianggap sebagai proses pemenuhan jiwa, bukan sebagai beban. 7. Mahabbah. Yaitu, muncul rasa cinta yang sangat mendalam kepada Allah, la mengaku dirinya benar‑benar sebagai hamba, sedang Tuhan sebagai kholiq (pencipta) dirinya. Hubungan antara hamba dengan pencipta, benar‑benar akrab dan tidak bisa dipisah sedikitpun dalam hidupnya. Bahkan, orang ini siap mengorbankan harta dan jiwanya demi kecintaannya kepada Allah. Itu antara lain mutiara dari syahadat kita yang setiap saat kita ucapkan. Tampaknya ringan diucapkan, tetapi dalam praktek sangat mendalam. Maka, Rasul nyatakan kalimat ini akan berat nilainya dalam timbangan akhirat. (Goen19) --------------------------------- Do you Yahoo!? Yahoo! Mail - You care about security. So do we. _____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting ------------------------------------------------------------ Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib ____________________________________________________