Ass W W

Sebuah hasil renungan yang di ambil dari beberapa kutipan-kutipan, semoga 
bermanfaat bagi saya pribadi dan semua yang membacanya.

Wass W W

M.Gunawan Budi Utama

 

Kegagalan & Kesuksesan adalah Konsekuensi Pikiran

 
Banyaknya harta yang kita miliki tidak pernah membuat
kita merasa cukup menjadi "kaya" dalam arti yang
sesungguhnya. Mari kita luruskan pengertian kita
mengenai orang "kaya". Orang yang "kaya" bukanlah
orang yang memiliki harta benda banyak, tetapi orang
yang dapat menikmati apa pun yang dimiliki tanpa
merasa terikat pada kepemilikan barang-barang itu! 

orang itu sadar sepenuhnya bahwa dia datang ke dunia
hanya dibekali satu nyawa (jiwa). Nah, dia harus
merasa memiliki nyawa itu, dan harus merawat serta
bertanggung jawab dalam kehidupannya. Dengan nyawa itu
pulalah, seseorang harus hidup bahagia, di mana pun
dia berada, dan dalam kondisi apa pun. 

Kunci kebahagiaan adalah bersyukur! Mensyukuri apa
yang kita dapat itu penting. Termasuk hanya punya satu
nyawa untuk bisa hidup di alam ini. Kebahagiaan itu
bisa dibuat dengan tidak meminta apa pun kepada orang
lain, tetapi berikan apa yang bisa diberikan kepada
orang lain agar bahagia. 

Betapa sering kita memfokuskan diri pada apa yang kita
inginkan sehingga membuat kita menjalani hidup dengan
segala rasa kurang puas. 
Kita tidak pernah memfokuskan diri pada apa yang kita
miliki dan memberdayakan seoptimal mungkin apa yang
ada dan apa terjadi pada kita. Jika kita tetap
berfokus pada keinginan, hidup pun terasa menjadi
sengsara karena selalu merasa kurang puas dengan apa
yang sudah dimiliki atau yang terjadi. 

Kita dapat mengubah perasaan itu dengan berfokus pada
apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di
sekeliling, pikirkan yang dimiliki, dan syukurilah.
Karena itu, Anda akan merasakan nikmatnya hidup ini
dengan segala yang terjadi pada diri kita. Siap untuk
menjalani segala peran yang disediakan alam untuk
kita. Peran kocak membuat kita tertawa. Peran sedih
membuat kita menangis. Peran bercinta membuat kita
mabuk kepayang. Itulah dunia, tempat berperan untuk
melakoni lokakarya kehidupan. Dan tugas kita harus
bisa berjuang dengan peran yang sedang kita perankan
sebaik-baiknya. 
Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan,
tetapi kita perlu menyadari bahwa itulah akar perasaan
tidak tenteram. 
Katakanlah kita sudah memiliki rumah, kendaraan,
pekerjaan tetap, dan pasangan yang baik. Tetapi, Anda
masih merasa kurang. Pikiran Anda dipenuhi berbagai
target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah
yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan
yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini
dan itu. Bila tidak mendapatkannya, kita terus
memikirkannya. Anehnya, walaupun sudah mendapatkannya,
kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap
tidak puas, dan kita ingin yang lebih lagi dan lagi. 

Dengan melihat apa yang menjadi problem kita,
hendaknya itu cepat diselesaikan, jika dibiarkan
terlalu lama, berlarut-larut, membuat kita jadi
frustrasi, dan akhirnya depresi. Segera buat
keputusan, dan jangan menjadi orang yang terlalu
"ideal". Itu memang penyakit kita, apa yang ada di
pikiran dan menjadi prinsip di batin harus dijalankan,
dan kalau ada penentang atau hambatan kita hajar atau
kabur. Itulah masalah yang kita timbulkan sendiri. 

Nah, sekarang kita harus sedikit pakai stategi "lentur
sedikit" pakai ilmu bambu, batang bambu walaupun
tinggi, ditiup angin sampai ujungnya mencapai tanah
pun bambu itu, tidak patah, bahkan bisa melambai naik
kembali. Batang bambu mampu mengikuti terpaan angin
badai sekalipun. begitu juga kita, harus mampu
mengikuti arus kehidupan tanpa menghakimi, nikmati
saja seperti air mengalir, tidak lurus kaku, jika ada
yg menghambat bisa membelok atau mencari jalan lain,
tetapi tidak berhenti. Karena itu, air yang terhenti
akan mengendap jadi kubangan lama-lama dipenuhi cacing
dan jadi dangkal. 

Mengalir ibarat air itu penting. Hal tersebut
dijabarkan dengan bekerja sebagaimana porsi dan posisi
yang kita dapat dalam hidup ini. 
Ada pendapat yang mengatakan bahwa manusia
sesungguhnya makhluk pemalas. Mereka mengharapkan ada
kekuatan suci tertentu yang dapat menghapus
dosa-dosanya, sekaligus membawa mereka ke tempat yang
suci yang nyaman. Apakah itu benar dan masuk akal?
Dalam agama apa pun kita ditegaskan bahwa Tuhan Yang
Maha Esa menunjuk para orang terpilih, orang-orang
suci, para nabi untuk menunjukkan jalan yang benar
kepada umat manusia. Tetapi, manusia itu sendirilah
yang harus berusaha. Nabi-nabi hanya memberi jalan dan
arah menuju kebenaran, sedangkan keputusan ada di
manusia itu sendiri yang memutuskan untuk jadi orang
baik atau orang jahat. Sebagai muslim tetaplah berpegang pada
pedoman hidup yang telah diserukan oleh Nabi kita tercinta Nabi Muhammad SAW, 
yaitu Al Qur'an dan Hadist.

Orang bijak sadar bahwa keberhasilan atau kegagalan
hidupnya adalah konsekuensi perbuatan dan hasil
pikiran-pikiran yang terbentuk. 
Manusia harus selalu mengintrospeksi diri, apakah
pikiran dan perbuatan sesuai dengan hukum alam dan
kehendak Yang Mahakuasa? 
Karena pahala dan dosa tidak bisa diwakilkan, dan
harus ditanggung sendiri. 

Apakah bisa kita mungkiri bahwa hidup di dunia adalah
medan perjuangan yang bergelimang penderitaan?
Sebagian orang masih menyangkal karena mereka hidup
dalam kondisi serba baik dan menyenangkan. Karena itu
kita melihat dengan mata hati, dunia ini sebagai surga
atau sebagai neraka penderitaan. Hanya diri sendiri
yang bisa menjawab karena mengalaminya. 

Pertanyaan yang menggoda yang muncul sebagai berikut.
"Adakah dari kita yang suatu saat bisa menghindarkan
diri dari ketuaan, penyakit, dan kematian?" Tentu saja
jawabannya tidak. Karena itu, jalani hidup dengan
bersyukur dengan menghargai pemberian Allah SWT, yaitu
nyawa (jiwa) yang bersemayam di dalam tubuh kita (Goen19)

*******************************
Disadur dari beberapa artikel email 

                
---------------------------------
 Sell on Yahoo! Auctions  - No fees. Bid on great items.
_____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke