menarik juo mak bandaro yo sanak sadonyo, 

dari pengalaman ambo, dalam budaya minang, 
memang jarang tanampak , seorang suami menunjukkan kedekatan yg 
sangat dg istrinya, spt pantun tsb

kelihatan spesifik dibanding etnis lain spt batak, sunda atau jawa.

nampaknya seperti ada jarak antara suami dan istri, karena sistem 
sosial matrilineal , membuat peran istri/perempuan serasa powerfull, 
sehingga seorang suami pun harus menjaga tingkah laku nya pula ketika 
bersama istri nya , khususnya ketika berada di kaum kerabat nya 
( di tempat keluarga istri nya )

apakah karena ada rasa segan pada mamak, atau keluarga istrinya ?
sehingga seorang suami / pria minang bersikap demikian ?

baintun kiro2 pandapek ambo, mohon dimaafkan kalau indak tapek

salam 

hm
jkt

In [EMAIL PROTECTED], "Bandaro Labiah" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> ambo acok mandanga :
> Sayang ka anak, iyo dipatangih.
> Sayang ka kampuang tingga-tinggakan
> Sayang ka "bini" usah dipanampakkan.
> 
> ba a puo kiro-kiro satantangan nan bak nantun, apokoh lah salah tu 
> salamoko ?
> 
   Wassalam    

>> Bandaro Labiah
> 





____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke