Assalamualaikum.wr.Wb.

Maaf terpaksa jalum

Maaf da Ridwan, ini baru copyan berita yang uda minta,
maaf ima kurang hafal mail adress da Ridwan, dicari2
di file ngak juga ketemu, ngak ada jalan lain lewat RN
saja. Tapi fotonya ngak bisa kalau dicopykan, jd mohon
da Ridwan balas mail ini, ntar yang saya FWDkan ke
japri, biar kelihatan fhoto ketika Munakasyahnya.

Saya sudah balas msg da Ridwan, untuk minta alamat
mail da Ridwan, ngak dibalas, apa ngak nyampai ?

Salam buat anggota Minang di Jeddah
dr kami sekeluarga di Kairo. 

Wassalam. Rahima.Rahim

Assalamu'alaikum wr.wb.
 
FYI dari Mimbar Minang, 7 Maret 2005 
 
ZS
 
 


 

 

MAHASISWI MINANG

RAIH GELAR DOKTOR DARI UNIVERSITAS AL AZHAR MESIR 

DENGAN JUDISIUM SUMACUMLAUDE

 

Mimbar Minang, 

 

Seorang mahasiswi Al-Azhar University Cairo, asal
Kinari Solok, bernama Ellywarti Maliki (45 tahun) ,
tgl. 24 Februari 2005 yl telah berhasil mempertahankan
desertasinya di depan sidang yang dihadiri oleh
promotor Prof. Dr. Su’ad Ibrahim Saleh, Dekan Fakultas
Studi Islam, Universitas Al-Azhar Cairo, Mesir. Tim
Penguji terdiri dari Prof. Dr. Mohd. Fahmi As-Sirjani
dan Prof. Dr. Yusuf Mahmud Abd. Maksud.

 

Di depan tim penguji, Elly berhasil mempertahankan
desertasinya yang berjudul “Al-Ahkam As-syar’iyah
Al-musthambathah min Qaidah Saddizara’i fi Fiqhil
Mar’ah wa Taksyiruhu ‘alal binail Mujtama’
(Hukum-hukum syari’ah Islam yang diprediksikan dari
Kaidah Saddizara’i dalam Fiqih Wanita dan penerapannya
terhadap pembinaan masyarakat) dengan hasil
sumacumlaude , peringkat pertama dan amat terpuji.
Disertasinya yang berjudul cukup panjang ini
direkomendasikan untuk dicetak oleh Al-Azhar
University.

 

Sidang diskusi dihadiri oleh Kuasa Usaha a.i. Kedutaan
Besar R.I, H. Muzammil Basyuni MA, Atase Pendidikan
dan Kebudayaan KBRI Cairo Slamet, Atase Pertahanan
Kol. Yuhastiar, 1000 lebih mahasiswa Al-Azhar itu
menjadi menarik karena adanya pesan dan rekomendasi
khusus dari promotor Prof. Dr. Su'ad Dekan Fakultas
Studi Islam Putri Al-Azhar University selaku promotor
dan pemimpin sidang diskusi.



Rekomendasi tersebut ditujukan kepada pemerintah
Indonesia melalui Dubes RI di Cairo, bahwa promovendus
ini cukup berpeluang diusulkan untuk menduduki jabatan
Menteri Urusan Wanita di Indonesia.
Sebuah rekomendasi yang selama ini belum pernah
terdengar di suatu sidang diskusi mempertahankan
disertasi di Al Azhar University. Semoga rekomendasi
ini sampai ke pihak yang berkompeten di Indonesia dan
menjadi bahan pertimbangan dalam pembentukan kabinet
di masa mendatang, demikian Prof. Dr. Su’ad.



Yang menarik bagi Dr. Su'ad mengenai desertasi atau
risalah Ellywarti adalah pokok pembahasannya yang
menyangkut hukum-hukum dan masalah kewanitaan,
ditunjang oleh keberanian penulis tesis untuk
mengemukakan pendapatnya (berijtihad), sehingga
mendapat komentar promotor dari pembahasan tesis ini
terlihat perpaduan antara fikih dan usul fikih. 

Elly mengemukakan pemikiran-pemikiran baru membela
kaum wanita ditinjau dari sisi peranan wanita dalam
masyarakat, baik masyarakat Islam, nasional dan
internasional. Dibahas juga bagaimana masalah “gender”
menurut pandangan Islam, baik di tinjau dari sudut
pendapat Imam Syafi’i dan dari sudut pandangan Imam
Hanafi. 

 

Menurut sumber yang hadir dalam diskusi tersebut,
Abdurrahim Sumin mengatakan bahwa dalam hal ini
promotor mengomentari bila ijtihad-nya benar maka
mendapat 2 (dua) pahala dan bila salah mendapat satu
pahala.



Karena antusias dan semangatnya pula, tidak jarang
kita menyaksikan selama sidang berlangsung, promotor
juga gigih mempertahankan risalah itu, bukan hanya
penulis. Promotor sendiri juga bersemangat untuk
menjawab permasalahan-permasalahan yang disampaikan 2
orang profesor penguji, meskipun menurut promotor
sendiri apa yang dilakukannya itu masih dalam koridor
meluruskan permasalahan selaku ketua sidang.


Memang cukup meyakinkan, bila masalah kewanitaan
diteliti oleh seorang wanita tulen, dalam arti seorang
wanita ibu rumah tangga, berkeluarga dan punya
anak-anak yang pendidikannya juga  berhasil, masih
sempat menyelesaikan tulisannya dan berijtihad untuk
kemaslahatan wanita. Apalagi di antara studi dan rumah
tangga masih tugas ada yang digelutinya yaitu mengurus
yayasan pendidikan Alquran di Jeddah dan menjadi staf
Kedutaan Besar Kerajaan Brunei Darussalam di Jeddah.
Ini menjadi motivasi bagi wanita lain, bahwa untuk
mengurus rumah tangga dan wanita karir, tidak perlu
meninggalkan studi untuk menuntut ilmu dan berkarir
tidak selamanya harus meninggalkan urusan rumah
tangga, demikian komentar Dr. Su'ad.



Menurut Abdurrahim, dari diskusi Ellywarti ini, saya
melihat bahwa Dr. Su'ad yang sekarang menjabat Dekan
Fak Studi Islam dan Bahasa Arab Putri Universitas Al
Azhar Cairo, mempunyai perhatian cukup tinggi terhadap
mahasiswi Indonesia dan ini pula yang saya dengar
selama ini. 

Sebelumnya Dr. Su'ad menjadi Ketua Jurusan Syari'ah
ketika itu banyak mahasiswi kita (Indonesia) yang
berhasil menyelesaikan studi di bidang syari'ah ke
tingkat magister dan doktor.



Kita berharap semoga Dr. Su'ad ini diberi panjang umur
oleh Allah SWT, dan kita berharap pula ada pihak-pihak
tertentu yang akan mengundang beliau ke Indonesia dan
dapat menyaksikan langsung perkembangan Islam dan
masalah kewanitaan di Indonesia.



Ellywarti telah menambah khazanah intelektual Islam
lulusan Al-Azhar dan tentu hal ini akan menambah harum
nama wanita minang dan KMM (Kesepakatan Mahasiswa
Minang) Mesir.

 

Siapa Ellywarti?

 

Ellywarti Maliki, begitu nana lengkapnya adalah
seorang wanita yang dilahirkan tahun 1960, 45 tahun
yang lalu di Jalan Pedati Rawamangun, Jakarta dari ibu
dan ayahnya asli orang Kinari Solok, Sumatera Barat. 

Elly kecil sama sekali tidak membayangkan dapat
melanjutkan pelajarannya ke Cairo. Waktu itu hanya
berlatih dan giat belajar mengaji Al-Qur’an dan masuk
sekolah PGA di kawawan Rawamangun. Setelah khatam
Al-Qur'an, Elly terus berusaha menghafal Al-Qur’an dan
kemudian menjadi guru di MDA.

 

Pada suatu hari Elly sakit, dan oleh ibunya dibawa ke
dokter terdekat, yang secara kebetulan bernama dr.
Tarmizi Thaher, yang kemudian berkiprah menjadi
Menteri Agama RI. Pak Tarmizi Thaher melihat anak yang
sakit ini tampak tabah dan membantunya untuk
melanjutkan pelajarannya ke Mesir. Atas dorongan ini,
Elly berangkat ke Cairo, melanjutkan pelajarannya.
Elly tahun 1979, terdaftar di Fak. Study Islam Puteri 
Univ. Al-Azhar dan setiap tahun berhasil lulus dengan
nilai A (Excelence). Atas kejeniusan wanita ini dia
segera di terima di tingkat Magister (MA) di Fak.
Syari’ah.

 

Elywarti Maliki tahun 1979 adalah salah seorang
pendiri  organisasi mahasiswi  Wihdah bagi mahasiswi
Indonesia di Kairo. Saat ini jumlah anggotanya sudah
mencapai lebih dari 300 orang. Atas jasa-jasanyanya
Wihdah saat ini sudah menjadi badan otonom dari PPMI(
Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia).

Menurut salah seorang mahasiswi Minang di Cairo,
dahulu sebelum adanya Wihdah, organisasi mahasiswi
Indonesia di Kairo ikut bahagian organisasi pria, dan
masih dibawah bimbingan mahasiswa, sekarang mahasiswi
sudah bebas bergerak melakukan kegiatan apa saja,
walau masih tetap dibawah naungan PPMI, namun acara
terpisah (tidak bercampur baur antara pria dan
wanita).

Suatu kebanggaan bagi masyarakat Minang, untuk yang
kedua kali ada mahasiswi asing, berasal dari Sumatera
Barat, Indonesia, berhasil mencapai tingkat doktor
dengan nilai sumacumlaude, yang pertama adalah Prof.
Dr. Hj. Zulfa Usman Abdul Ghani tahun 1977, berasal
dari Pakan Sinayan, Banuhampu, Bukittinggi, alumni
Sumatera Thawalib Parabek dan Diniyah Putri Padang
Panjang.
 
Suatu prestasi yang cukup membanggakan dan perlu
didukung oleh masyarakat Minang khususnya, Indonesia
umumnya, ucap mahasiswi tersebut lebih lanjut.

Menurut yang hadir, seperti dilaporkan bahwa hal yang
menarik dan membuat suasana begitu tegang, seru, dan
penuh perdebatan, perbedaan pendapat antara pendapat
promotor, penulis dan penguji, saat diskusi tersebut
adalah pembahasan mengenai hadist "Laanikaaha illa
biwaliyyin". (Tidak sah nikah tanpa adanya wali).

Apakah mungkin seorang wanita yang berakal, baligh,
mampu memanage keuangannya sendiri, lantas untuk
masalah kehidupannya, masalah masa depannya dalam
berumah tangga lantas untuk menentukan dan untuk
menikah harus pakai wali, dan diatur oleh walinya.?

Permasalahan yang cukup menarik saat itu terjadi.
benar-benar seru ! dikahiri dengan tepuk tangan yang
riuh, karena promotor, Prof.Dr. Su'ad bersikeras
dengan pendapatnya, dan mengatakan, jangan masukkan
racun didalam madu, jangan persamakan kebebasan yang
diajukan dunia Barat yang ingin menghancurkan Islam
dengan permasalahan kebebasan yang diharapkan Islam
bagi wanita.

Disana diperdebatkan antara madzhab Imam Syafi'i, yang
cenderung kepada kehati-hatiannya dan mazhab Imam
Hanafi cenderung pada keringanan bagi wanita. 

 

Ely menikah dengan Fuad Arbi yang bekerja di Jeddah
dan dikaruniai 2 orang putri dan seorang putra.(ZS)

 





                
__________________________________ 
Do you Yahoo!? 
Yahoo! Small Business - Try our new resources site!
http://smallbusiness.yahoo.com/resources/ 

____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke