KotaSantri.com : Kematian, akhir sebuah kehidupan,
akhir segala yang hidup. Kematian adalah terminal
wajib kehidupan, pemberhentian terakhir perjalanan
hidup manusia. Kematian menghentikan detak jantung
manusia, nafas terhenti. Kematian mengamputasi manusia
dari segala kepemilikannya, memisahkannya dari segala
yang dicintainya selama di dunia. 

Kematian, juga awal sebuah kehidupan, awal segala yang
hidup. Ia adalah sebuah pintu yang mengantarkan ruang
kehidupan menuju ruang kehidupan yang lain. Ia adalah
pembatas antara dua kehidupan dalam satu yang hidup. 

Kematian mengantarkan manusia pada kehidupan barunya,
kehidupan kubur, kehidupan akhirat. Kematian menuntun
manusia untuk memasuki alam kehidupan lain dimana
manusia harus mempertanggungjawabkan segala tingkah
polahnya sepanjang perjalanannya dalam kehidupan
dunia. Kematian adalah pembatas antara kehidupan amal
dan kehidupan pertanggungjawaban. 

Manusia mati, akhir kehidupannya, juga awal
kehidupannya. Jadi sebenarnya manusia hidup dan akan
dihidupkan lagi, hidup selamanya. Ia kekal. Ia abadi.
Namun, ia tak sekekal kekekalan Tuhan. Ia tak seabadi
keabadian Tuhan. Keabadian manusia lemah, sedang
keabadian Tuhan absolut. Dan jika dikehendaki-Nya,
keabadian manusia sebenarnya tak abadi, sedangkan
keabadian Tuhan adalah abadi. Kekekalan manusia adalah
untuk mempertanggungjawabkan segala tingkah polahnya.
Maha Adil lah Allah yang mengekalkan manusia,
memberikan "dua kehidupan dalam satu kehidupan". Satu
kehidupan pertama dalam wilayah ujian dan amal, dan
satu kehidupan kedua dalam wilayah pertanggungjawaban
dan pembalasan. Siapa yang tahan uji, bahagia ia dalam
keabadiannya. Dan siapa yang gagal uji, sengsaralah ia
dalam keabadian. 

Kematian hanyalah istilah untuk membedakan hidup
manusia dan hidup Tuhan. Hidup manusia adalah
kehidupan yang dihidupi. Sedang hidup Tuhan adalah
kehidupan yang menghidupi. Hidup manusia tanpa daya,
sedang hidup Allah Maha Daya, Maha Kuat, dan dengan
kasih sayang-Nya membelai hamba-hamba-Nya sehingga
cukuplah daya manusia untuk bisa berjalan di muka
bumi. 

Kematian adalah sebuah pintu yang memiliki banyak
pintu. Ada pintu kemuliaan, pintu kehinaan, pintu
kebodohan, pintu nafsu, ada pula pintu yang memiliki
pintu lagi, ia bagaikan pusaran yang akan membuat
bingung manusia yang melewatinya. Terserah, manusia
mau melalui pintu yang mana. Yang pasti, setiap pintu
akan mengantarkan pada ruangannya sendiri-sendiri. Ada
ruang kebahagiaan, ada pula ruang kesengsaraan, ada
pula lagi ruang kebingungan. Ruang kebingungan
sebenarnya juga menuju ruang kebahagiaan atau ruang
kesengsaraan, karena memang pada hakikatnya semua
ruang menuju dua ruang ini. Ruang kebingungan
memproses manusia lebih lama, menghisab manusia dengan
prosedur yang relatif panjang seiring daftar panjang
tingkah polah manusia. 

Kematian, ia diutus oleh Allah untuk menyeru manusia.
Ia mengingatkan para manusia yang sedang lupa agar
ingat kembali. Ingat Tuhannya Yang Maha Sempurna dan
ingat dirinya yang maha lemah. Ingat akan sebuah
ketaatan dan penghambaan. 

"Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati." (QS
Ali ‘imran : 175). 
"… dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan bekal apa
yang akan dibawanya untuk hari kemudian kelak..." (QS
Al-Hasyr : 18). (BN) 

________________________________________________________________________
Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" 
your friends today! Download Messenger Now 
http://uk.messenger.yahoo.com/download/index.html

____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Reply via email to