Komentar HNW seperti dikutip detik. com di bawah ini dalam menanggapi sikap radikal PKS yang pernah dipimpinnya---dan tentu saja masih mempunyai gaung ke tubuh partai tersebut---sekali lagi menunjukkan kematangan dan kenegarwanan tokoh yang dikenal sebagai bersih dan sederhana ini.
Kita tentu masih ingat ketika beberapa saat menjelang Pilpres II, HNW dengan tegas mengatakan bahwa pengkhiantan yang dilakukan oleh beberapa orang oknum Fraksi Partai Demokrat di DPRD DKI yang menyebabkan gagalnya calon PKS meraih jabatan Ketua DPRD DKI, tidak mengubah kesepakatan PKS untuk mendukung pasangan SBY-Kalla. Sikap radikal PKS ini tentunya menyebabkan kondisi yang dilematis bagi SBY. Di satu pihak beliau tentu tidak mau memperlihatkan bahwa beliau bisa didikte oleh siapa saja, yang akan bisa merongrong kewibawaanya. Tetapi di lain pihak SBY sangat membutuhkan dukungan PKS di parlemen yang dapat diandalkannya lebih dari pada Partai Demokrat sendiri bukan karena jumlah kursi, tetapi karena kedisiplinannya khususnya dalam menghadapi manuver-manuver politisi bu s…u....(gak saya terusin, soale lagi puasa) Forum Kebangsaan---yang seperti ditulis Editorial Majalah Tempo beberapa pekan yang lalu---dari sebuah rapat yang dilakukan Forum tersebut akan berusaha menganjal SBY-Kalla dengan berbagai cara k…t….r. Bahkan ada yang dengan jumawanya mengatakan bahwa umur kepersidenan SBY tidak lebih dari satu tahun (yang untuk sementara boleh mereka lupakan dengan naiknya HNW dan paket Forum Kerakyatan sebagai Ketua MPR). Tetapi apakah memang SBY terlalu "naif" atau tidak punya visi ekonomi sehingga begitu saja akan merekrut menteri-menteri yang dekat dengan Dana Moneter Internasional (IMF) yang seperti dikemukakan Tifatul Sembiring dkk hanya akan menggiring perekonomian Indonesia ke arah keterpurukan? Buat yang beranggapan iya, barangkali ada baiknya membaca tulisan pakar ekonomi dari UGM Dr Revrisond Baswir---yang bersama-sama dengan Faisal Basri dikenal sebagai ekonom yang sangat kritis dan berintegritas tinggi---berjudul "Esbeyenomics" pada Harian Republika, Senin, 18 Oktober 2004 (lihat posting berikutnya). So what? Kalau diingat bahwa SBY, di samping cerdas dan mungkin juga mempunyai integritas---karena bagi saya soal kecerdasan dan integritas, pasangan Amien Rais-Siswono tidak ada duanya---SBY adalah seorang ahli strategi yang sangat genius, sehingga bisa keluar sebagai pemenang Pilpres tahap II dengan perolehan suara yang begitu meyakinkan, saya yakin bahwa nominasi SBY terhadap Dr Sri Mulyani dan Dr Marie Pangestu, bukan tanpa pertimbangan yang matang. Walaupun saya ini hanya analis politik amatiran---ya apalah awak ini---menurut hemat saya hal itu dikaitkan dengan keinginan beliau untuk menegosiasikan hutang RI dengan IMF, World Bank dan negara-negara kelompok CGI, karena beliau tentunya sadar, dengan besarnya pembayaran pokok pinjaman yang membebani APBN setiap tahunnya, sangat sukar bagi beliau untuk melakukan manuver dalam kebijakan fiskal yang dapat mendorong pertumbuhan PDB pada tingkat yang dapat membuka lapangan kerja baru secara signifikan dan menjadi stimulus bagi kegiatan sektor swasta.. Lalu dapatkah kita membayangkan upayanya akan berhasil kalau dalam tim ekonominya terdapat tokoh-tokoh seperti Kwik atau Rizal Ramli (walaupun harus diakui buah beliau-beliau ini juga orang-orang baik dan pintar)? Lalu apakah iya Bu Hajjah Sri Mula\yani dan Mbak Marie Pangestu akan lebih loyal kepada IMF atau siapapun lebih dari pada kepada bangsa dan negaranya sendiri. Dan lebih-lebih lagi apakah iya SBY-Kalla akan sudi dalam keadaan apapun mengekor begitu saja kepada IMF atau kekuatan-kekuatan asing lainnya. Tidakkah pantas kalau SBY-Kalla yang memperoleh mandat yang begitu besar dari rakyat diberi kesempatan minimal selama 100 hari untuk meletakkan dasar dan menunjukkan ke mana negara dan bangsa ini hendak di bawa? Bangsa---yang kalau data yang pernah saya baca di sebuah postingan di salah satu milis benar---yang PDB perkapitanya hanya sekitar USD 800 pertahun, dengan menggunakan mistar USD 900 pertahun, masih termasuk bangsa miskin, yang tidak sukar untuk diterima sebagai kenyataan dengan melihat tingginya tingkat pengangguran dan masih besarnya jumlah penduduk miskin? Begicu Darwin (yang dalam Pilpres II yang lalu tidak memilih SBY-Kalla, maupun MSP-HM) Hidayat: Terlalu Dini Tanggapi Seleksi Calon Menteri SBY Reporter: Astrid Felicia Lim detikcom - Jakarta, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan masih terlalu dini untuk menanggapi seleksi calon menteri yang dianggap dekat dengan Dana Moneter Internasional (IMF). Karena kenyataannya hingga kini Presiden terpilih Jendral TNI Purn. Susilo Bambang Yudhoyono belum ada seorang menteri pun yang diangkat. "Tapi masyarakat memang perlu mengkritisi sehingga pak SBY tidak salah memilih menteri dan perubahan dapat direalisir. Tapi terlalu dini jika sekarang berkomentar Pak SBY menghiananti janjinya untuk melakukan perubahan," kata Hidayat usai berbuka puasa bersama di rumah AM Fatwa, Jalan Denpasar Raya, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (17/10/2004) malam. Sebelumnya, Presiden PKS Tifatul Sembiring menyatakan, pihaknya menolak calon menteri yang dekat dengan Dana Moneter Internasional (IMF). PKS beranggapan, IMF hanya akan menggiring perekonomian Indonesia ke arah keterpurukan. Kepada detikcom dan Trans TV ketika ditanyakan mengenai pendapat pribadi Hidayat tentang sejumlah calon menteri yang dipanggil SBY untuk mengikuti fit and proper test, jawab Hidayat, "Tentu saya tidak bisa menyampaikan secara terbuka, tapi saya punya catatan tersendiri mengenai calon-calon tersebut yang mungkin akan saya sampaikan langsung kepada pak SBY." Mantan presiden PKS yang sukses mengantarkan SBY ke kursi kepresidenan pada pilpres putaran kedua ini mengingatkan bahwa salah satu yang tujuan SBY memanggil secara terbuka kandidat menteri adalah untuk uji kelayakan. Dan masyarakat memiliki kesempatan untuk menyampaikan keberatan terhadap calon yang sebelumnya sulit dilakukan. (dni) ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting ------------------------------------------------------------ Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib ____________________________________________________