Sanak Yul,.. Makasih atas tanggapannya.
Itu sebabnya saya pernah mengatakan, bahwa bisa jadi semua cerita yang disampaikan oleh sanak Wady adalah mengajak kita berfikir untuk merubah suatu keadaan yang pada dasarnya itu realita yang terjadi di masyarakat ( ingat cerita tentang tuenollah di masyarakat Tiakar ( Tiaka ? ). Tetapi kesalahan tetaplah sebuah kesalahan, lihatlah bagaimana orang pada akhirnya berfikir.Bagi yang kurang memahami Al Quran akan mengatakan : benar juga apa yang dikatakan sanak Wady ( yang dalam cerita sebahagian ) yang ada di Al Quran bukan 100% firman Allah ? Padahal betapa bahayanya pendapat yang katanya : Masalah sepele, atau masalah kecil itu "? bila tertancap di hati sanubari kita ? Masalah mengatakan : " Al Quran bukan 100 % firmannya ", bukan masalah kecil, tapi sangat besar. bayangkan saja bagaimana andaikan orang berpendapat dengan perkataan nabi 2 pada kaumnya untuk menyembah Allah, bagaimana nasehat Luqman pada anaknya agar jangan mempersekutukan dengan Allah sesuatupun ? Orang akan berfikir, karena itu perkataan Luqman, bukan perkataan Allah, bisa saja berkelit bukan ? Akh..itukan bukan firman Allah, tapi perkataan Luqman pada anaknya,.? Begitupun dengan cerita2, perkataan2 para nabi dan sebagainya. Dan bagaimana kalau semua itu kisah nyata ? wajar kita bersikap tegas bukan ? Jangan pula kita ikut membela dengan berkelit yang tak ada dalilnya. Dan semua yang saya sampaikan inipun balasan atas cerita sanak Wady. Anggaplah semua itu jawaban atas ia yang belum sempat ditanyakan pada buyanya. Sekali lagi sebagaimana yang pernah saya sampaikan tergantung pada sang pembawa cerita apa niat yang terkandung, apakah ingin agar kita berfikir, atau justru turut ikut, atau membenarkan sebagaimana orang-orang yang dalam cerita tersebut. Sekali lagi tugas saya penyampai, dan insyaAllah akan memberikan jawaban sesuai dengan dalil yang saya fahami, tidak maksud untuk membodoh-bodohi orang sebagaimana yang dituduhkan pada saya. Dan semoga kita terhindar dari berdalil yang bukan dari Allah dan rasulNya, menyampaikan hujjah yang pada hakikatnya kita tak punya ilmu mengenai hal itu. Mengenai Jusfik, saya banyak dengar namanya, dan cukuplah sebagaimana apa yang disampaikan oleh mak Lembang Alam, Nofen, dan netter lainnya bagi saya.Dan bagaimana sikap beliau-beliau itu terhadap Jusfiq. Silahkan bagi sanak Wady menulis cerita semacam itu, bisa jadi bermanfaat buat semua, dan siap-siap juga, kalau dalam dunia maya dan cerita itu akan mendapat sikap ketegasan, bila ada yang " melenceng ", dari ajaran Islam. Dan siap-siap juga, kalau yang saya tegasi adalah si Wady yang dalam cerita itu juga. Apalagi terhadap pembelanya yang terpengaruh, dan mengatakan benar apa yang disampaikan, padahal tidak benar.( hehehe..) Wasalam. Rahima. .--- I Yul <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Sanak Rahima Yth, > Saya menilai yg disampaikan si Af tsb, adalah berupa > cerpen dan bukan kisah nyata. Tapi walaupun sebuah > cerpen, maka pengungkapannya juga harus sesuai dgn > kenyataan sehari-hari. Ota di lapau, memang seperti > itu. > Bila seorang Herge menulis kisah Tintin, ia akan > membawa pembacanya menyelami kisah sang wartawan > tsb. Demikian pintarnya ia mengolah kata, sehingga > kita ikut terhanyut dgn petualangan wartawan tsb. > Kisah Lima Sekawan, Hardy Boys dll juga seperti itu. > Namun demikian, dapat kah kita menyimpulkan bahwa > penulis adalah juga seorang detektif?. Sungguh naif, > bukan. Ia cuma (menurut saya) mengajak kita > berpetualang pikiran. Mungkin ia melihat sanak di > palanta ini banyak yang berilmu, maka ia mengajukan > semacam tantangan. _______________________________ Do you Yahoo!? Declare Yourself - Register online to vote today! http://vote.yahoo.com ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting ------------------------------------------------------------ Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib ____________________________________________________