Siapa yang akan mengekspansi bisnis / skala perusahaannya tahun 2009?

Entahlah,
mungkin ada beberapa industri akan bertambah maju di saat krisis, tapi
satu institusi yang saya yakin akan memaksakan ekspansi adalah "PT.
Republik Indonesia."

Karena uang tersedot untuk membayar
pinjaman & riba perbankan, setiap tahun kemiskinan bertambah,
masalah sosial juga bertambah, dan sebagai hasilnya persoalan yang
dilempar kepada pemerintah juga ikut bertambah.

Untuk
"menyelesaikan" masalah, pemerintah kemudian ekspansi dan menambah
jumlah pegawai negeri, yang menurut mereka masih juga kurang untuk
"menyelesaikan" masalah. Atau jangan-jangan itu bagian dari solusi
pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran?

Namun sayang, pemerintah tidak punya uang. Solusi mereka dengan menambah jumlah 
pegawai negeri akan dibiayai dengan cara:
- Menarik lebih banyak lagi pajak dari rakyatnya
- Mencetak surat hutang (yang akan dibayar juga oleh rakyatnya lewat pajak) 
dan....
- Meminjam ke negara lain / hutang.

Minggu
kemarin saya baca di koran, menteri ekonomi kita, Ibu Sri Mulyani pergi
ke Jepang untuk mencari hutangan baru untuk anggaran 2009, menurut
koran bersangkutan perjalanan itu penting karena tanpa hutangan baru,
uang di kas pemerintah bahkan tidak cukup untuk membayar gaji pegawai
negeri mereka.

Heran juga... Kalau begitu mengapa masih menambah
jumlah pegawai negeri?? Bukannya lebih logis kalau memangkas jumlah
pegawai negeri??

Sebagai seorang pegawai swasta, saya sedikit
sedih ketika tiap bulan gaji saya dipotong secara otomatis oleh
perusahaan saya untuk membayar pajak penghasilan, dan setiap bulan saya
menghibur diri dengan mengatakan kepada diriku mungkin uang yang saya
bayarkan benar-benar dipakai untuk membangun sekolah, jalan raya, dan
infrastruktur lainnya untuk kemajuan bangsa.

Otak saya pening
dan selera makan saya hilang mencoba memahaminya, solusi yang tengah
dicoba pemerintah adalah berhutang lebih banyak agar dapat
"menyelesaikan" masalah? Yang cara pembayarannya adalah memaksakan
rakyatnya yang masih bekerja / belum bangkrut untuk membayar lebih
banyak pajak?" Saya sedikit penasaran, akankah tiba suatu hari di mana
tidak ada lagi pegawai swasta? Hari di mana pemerintah menjadi "big
bos" , di mana setiap warga negara hanya memiliki satu pekerjaan,
sebagai pegawai negeri?

Kawan.. Angka-angka elektronik di pasar
finansial bisa melompat drastis dalam waktu dekat, tetapi produksi kita
tidak. Kalau hutang akan dibayar oleh kita lewat produksi riil, seperti
hasil pertanian, pertambangan, perkebunan, atau kerajinan tangan, kita
tidak bisa serta-merta menaikkan produksi secepat perubahan kurs &
harga komoditi.

Ingat-ingat saja, hanya beberapa bulan yang lalu
kurs Yen terhadap rupiah adalah 70, sekarang sudah 130 (+85%). Hanya
beberapa bulan yang lalu harga tembaga adalah $8000/ton, sekarang
tinggal $3700/ton.

Tanyalah pada petani sanggupkah mereka
meningkatkan panen beras 85% dalam 3 bulan, tanyalah pada penambang
batubara, emas, tembaga, dll apakah mereka bisa sesuka hati
meningkatkan hasil tambang puluhan persen dalam sekejap! Sorry... Tidak
ada yang bisa!

Negara miskin terus berhutang, tetapi barang yang
mereka produksi untuk membayar hutang tunduk pada mekanisme yang di
luar kendali mereka (nilai mata uang dan harga komoditi).

Benar-benar mengkhawatirkan... Ke mana negara kita ini akan menuju?

source : http://pohonbodhi.blogspot.com/2008/12/ekspansi-2009.html



      

Kirim email ke