--- In ppiindia@yahoogroups.com, "sunny" <am...@...> wrote:
>
> Refleksi : Selain organisasi Harakat Al-Muqawwamat Al-Islamiyyah (Hamas)
> juga antara lain Hizbut Tahrir, Moslem Brotherhood, Hizbullah adalah
> organisasi terlarang di Mesir.
>
> http://www.riaupos.com/main/index.php?mib=berita.detail&id=16479
>
> Sabtu, 04 Juli 2009 , 08:59:00
>
>
> Gubri Minta Deplu Lakukan Pembelaan
> Tiga Mahasiswa Riau Disiksa di Mesir
>. Polisi Mesir meringankan pekerjaan Densus 88 *nti (eror @olri
>
>
>
> MESIR (RP) - Empat mahasiswa Indonesia, tiga di antaranya berasal dari
> Kabupaten Rokan Hulu Riau, yang menuntut ilmu di Universitas Al Azhar, Kairo,
> menjadi sasaran pelecehan dan penyiksaan psikis kepolisian Mesir. Mahasiswa
> itu dituduh terlibat dengan jaringan organisasi Palestina, Harakat
> Al-Muqawwamat Al-Islamiyyah alias Hamas. Mereka diamankan dari bangunan dua
> lantai yang menjadi tempat tinggal mereka di Nasr City pada Ahad (28/6) dini
> hari waktu setempat.
>
> "Mahasiswa kita ditangkap tanpa ada surat perintah oleh Polisi Sektor Nasr
> City dan dilepas Rabu (1/7) dini hari," ujar pejabat fungsi konsuler Kedutaan
> Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo Muhammad Abdullah ketika dihubungi JPNN
> dari Jakarta, Jumat (3/7).
>
> Abdullah kemudian menceritakan kronologis kejadian. Pada Ahad (28/6) dini
> hari sekitar pukul 03.30 waktu setempat, flat yang terletak di daerah
> Tubromli Distrik 10 Nasr City itu tiba-tiba didatangi sekitar 22 orang.
> Sekitar 20 orang di antaranya membawa senapan laras panjang dan berseragam
> lengkap sedangkan dua orang berpakaian preman.
>
> Mereka kemudian menginterogasi dan mengintimidasi enam orang mahasiswa
> Indonesia yang kedapatan ada di dalam bangunan itu. "Mereka melakukannya
> tanpa surat perintah dan instruksi jelas. Itu yang membuat kami geram,"
> terang Abdullah.
>
> Setelah melakukan penggeledahan, dua orang mahasiswa yang hanya numpang tidur
> di flat itu dilepas. Sedangkan, empat sisanya yang merupakan penghuni tetap
> tempat itu diamankan. Tiga dari empat mahasiswa tersebut berasal dari
> Kabupaten Rokan Hulu Riau yakni Faturrahman, Arzil dan Tasrih Sugandi.
> Sedangkan, Ahmad Yunus berasal dari Kecamatan Bangun Purba, Sumatera Utara.
> Tapi informasi berbeda disampaikan Ketua DPD KAI Riau Ramlan Comel. Menurut
> pengacara yang akan melakukan pembelaan terhadap kasus ini, keempat mahasiswa
> itu berasal dari Kabupaten Rokan Hulu.
>
> Peristiwa itu dipicu karena empat mahasiswa itu kedapatan membuka situs
> ikhwan online yang di dalamnya terdapat gambar tokoh Hamas yakni Syekh Ahmad
> Yasin. Di salah satu tembok kamar juga didapati poster tokoh yang sama.
> Mengetahui hal itu, Kepolisian Mesir langsung menangkap empat mahasiswa
> Indonesia itu. "Sempat ada kekerasan juga di tempat itu," kata Abdullah.
>
> Pejabat Penerangan Sosial Budaya KBRI Kairo Danang Waskito menambahkan bahwa
> diduga polisi mencari Ismail Nasution, mahasiswa Indonesia asal Tapanuli
> Selatan, yang selama ini dianggap banyak berteman dengan orang Mesir. "Namun
> saat pengerebekan di kos, Ismail tidak ada di tempat dan keempat temannya
> yang menjadi sasaran penangkapan," kata dia.
>
> Setelah ditangkap, mata mereka ditutup dan dibawa ke penjara. Bahkan, di
> dalam kantor polisi keempat mahasiswa diinterogasi dengan kaki terikat.
> Mahasiswa itu juga mengaku sempat disentrum dan ditelanjangi selama proses
> penahanan yang berlangsung tiga hari dua malam. "Memang ada bukti kekerasan
> dan itu akan menjadi acuan nota protes," tegas Danang.
>
> Abdullah mengatakan bahwa KBRI telah menempuh langkah hukum dan melakukan
> pembelaan. Bahkan, mahasiswa itu akhirnya bisa bebas setelah ada bantuan
> pengacara dan rentetan lobi kepada otoritas setempat. Dua di antara empat
> mahasiswa itu memang baru berada di Mesir selama tiga bulan dengan Bahasa
> Arab yang pas-pasan dan itu ikut menyulitkan komunikasi dengan polisi.
>
> "Aparat Mesir menggunakan Undang-undang darurat perang sebagai dasar
> penangkapan sehingga kami sempat sulit melakukan pembelaan," paparnya.
>
> Kini, para mahasiswa itu telah diamankan oleh pihak KBRI dan sedang dalam
> proses recovery. KBRI juga belum menerima kejelasan dari pemerintah setempat
> terkait aksi pelecehan itu.
>
> Untuk itu, KBRI telah melayangkan nota protes yang intinya sangat keberatan
> dan menyayangkan cara penangkapan dan penanganan para pelajar asa Indonesia
> itu. Apalagi, otoritas setempat juga tidak memberitahukan kepada KBRI perihal
> penangkapan itu. "Kami telah memproses upaya pembelaan kepada Universitas Al
> Azhar agar tidak ada sanksi apapun dan mereka memahaminya," ungkap Abdullah.
>
> KAI Riau Mengecam
> Menyikapi kejadian ini, Ketua DPD Kongres Advokat Indonesia (KAI) Riau H
> Ramlan Comel SH mengecam tindakan polisi Mesir. Kepada wartawan, Jumat (3/7),
> Ramlan Comel mengatakan bersedia untuk membantu para mahasiswa tersebut untuk
> memperoleh keadilan di negeri Piramid itu.
>
> ''Saya sangat mengecam keras perbuatan aparat hukum Mesir terhadap penyiksaan
> empat mahasiswa asal Riau ini. Kita dari KAI Riau siap untuk memberikan
> bantuan hukum kepada empat mahasiswa ini,'' ungkap Ramlan Comel didampingi
> Humas KAI Riau Zulhijman Rusli SH.
>
> Advokat senior ini mendesak pemerintah untuk dapat memberikan perhatian
> kepada mahasiswa tersebut. Apalagi dengan adanya kejadian ini empat mahasiswa
> tersebut dikabarkan mengalami trauma sehingga akan berdampak pada masa depan
> kehidupannya kelak. Mereka adalah putra bangsa yang diharapkan bisa membangun
> negeri ini.
>
> ''Jika dimungkinkan akan kita kirimkan beberapa orang perwakilan advokat Riau
> ke Kairo Mesir untuk mendampingi empat mahasiswa tersebut,'' tambah Zulhijman.
>
> Disebutkan Ramlan Comel, dalam waktu dekat KAI Riau akan segera menyurati dan
> mendesak sekaligus menemui Menteri Luar Negeri bersama advokat di Jakarta
> yang tergabung didalam DPP KAI untuk menyusun langkah-langkah pembelaan.
>
> Gubri Minta Deplu Lakukan Pembelaan
> Penyiksaan mahasiswa Riau oleh polisi Mesir ini memantik reaksi Pemerintah
> Provinsi Riau. Gubernur Riau HM Rusli Zainal SE MP langsung meminta
> Departemen Luar Negeri Republik Indonesia mengajukan protes resmi, melakukan
> upaya pembelaan, meneliti dan menyelesaikan kasus ini secara tuntas.
>
> "Saya sangat prihatin dengan peristiwa yang menimpa mahasiswa kita ini. Saya
> minta dengan sangat, Deplu untuk dapat meneliti dan mengusut peristiwa ini
> secara tuntas, tentu saja dengan melakukan pembelaan terhadap kekerasan dan
> penyiksaan yang menimpa mereka, '' ujar Gubri yang sedang berada di Teluk
> Kuantan, Kuansing saat dihubungi Riau Pos, malam tadi.
>
> Untuk mengetahui persoalan yang sebenarnya, Gubri mengatakan, Pemprov Riau
> akan meminta laporan lengkap dari Deplu untuk mengetahui persoalan yang
> sebenarnya.
>
> "Bila tidak ada indikasi mengenai tuduhan itu, tentu kita menyayangkan. Kita
> minta sebuah proses pembelaan yang obyektif. Sebab, masalah ini menyangkut
> keberadaan seluruh mahasiswa Riau di Mesir. Kejadian ini bisa mengganggu
> konsentrasi dan memberi pengaruh negatif terhadap psikologis mereka,'' ujar
> Gubri.
>
> Gubri juga berpesan kepada mahasiswa Riau yang menuntut ilmu di luar negeri
> untuk memperhatikan peraturan yang berlaku di Mesir. Selain menimba ilmu di
> negeri orang, sebaiknya juga memperhatikan apa yang terjadi di daerah
> tersebut.
>
> Selain usaha tersebut, Pemprov Riau juga akan memberikan bantuan kepada
> mahasiswa tersebut. "Kita minta dulu laporan resmi dari Deplu. Kita juga akan
> menelusuri informasi melalui koordinator mahasiwa Riau yang ada di sana,
> termasuk kemungkinan kita memberikan bantuan yang diperlukan,'' ujar Gubri.
>
> Sayangnya, hingga tengah malam, Riau Pos tidak berhasil mendapatkan respon
> simpatik dari Pemkab Rohul terhadap kejadian naas yang menimpa mahasiswa asal
> Rohul ini.
>
> Bupati Achmad yang sedang berada di Jakarta, tidak bisa dihubungi. Sedangkan,
> Wakil Bupati Sukiman, saat dihubungi mengaku sedang berada di jalan di area
> sulit dihubungi. ''Saya di jalan. Halo..., putus-putus,'' katanya. Setelah
> itu, handphone-nya tidak aktif dan sms konfirmasi yang dikirim kepadanya
> tidak dibalas.(zul/iro/jpnn/lim/fia)
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>