Salam, Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri dahulu karena baru terdaftar menjadi anggota milis ini (setelah diundang tentunya). Saya Yudhi, berdomisili di Purwokerto - sebuah kota kecil di bawah Gunung Slamet yang terkenal dengan Baturraden-nya. Saya aktif di Komunitas Peduli Slamet (KOMPLEET), sebuah perkumpulan orang-orang yang "handarbeni" dengan kelestarian lingkungan khususnya Gunung Slamet.
Mengikuti diskusi-diskusi via mail yang masuk ke e-mail saya, sungguh menarik. Terutama yang disampaikan oleh Mang Ucup. Bagi yang hidup di tanah air, "dagelan-dagelan" memang banyak disuguhkan, Mang. Jadi saya tidak heran jika Yth. Alambai masih bisa berbangga atas prestasi Tol Cipularang sedangkan di "sabrang-laut" sana sudah beratus-ratus ribu kilometer. Lagian, menurut saya pejabat-pejabat di sini sering ketinggalan isu. Jika Mang Ucup menceritakan di Cina sana kawasan yang menjadi prioritas pembangunan adalah kawasan yang paling kumuh duluan, kalo di sini terbalik. Justru kawasan yang udah cantik dipermak habis dan yang kumuh tidak dilirik "babar blas". Pun begitu dengan normalisasi sungai. Jika di Australia sana, kebiasaan normalisasi sungai dengan cara menyodet sungai dari yang tadinya berkelok-kelok menjadi lurus dan membuat beton disepanjang sungai tidak dipakai lagi, pejabat di sini dengan bangganya bicara "Kita akan menormalisasi sungai dengan cara seperti yang dilakukan di Australia, yaitu menyodet sungai yang berkelok-kelok menjadi lurus dan membuat beton disepanjang sungai" (menyedihkan ya, kacian deh pejabat itu). Makanya, yang muncul bukanlah pembangunan yang mensejahterakan karena banyak kelompok masyarakat yang akhirnya menjadi tidak tenang karena setelah selama puluhan tahun merasa tenang dan nyaman tiba-tiba harus dihadapkan pada masalah penggusuran yang diatasnamakan "demi kepentingan umum". Kegelisahan ini semakin meningkat dengan dikeluarkannya Perpres 36/2005 - yang memiliki kecenderungan "meniadakan" hak milik atas tanah bagi warga negara. Semoga saja ada pejabat penting di Jakarta sana yang membaca cerita Mang Ucup. Kali aja mereka lebih dapat membuat perencanaan pemanfaatan ruang dengan lebih baik ("temtu" saja mampu memproyeksikan kebutuhan dalam jangka panjang). Jangan seperti sekarang, kesannya "grusa-grusu" mbangun ini - mbangun itu, setelah sepuluh tahun baru ketahuan ada kesalahan diperencanaannya sehingga harus digusur lagi segala sesuatu yang sudah dibangun. Segitu saja kalimat perkenalan dari saya. Maaf jika salah kata dan salah maksud. Selamat berdiskusi. Jabat Erat, Y U D H I *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/