** Mailing List Nasional Indonesia http://www.ppi-india.org ** 
** Situs milis nasional: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia ** 
** Info Beasiswa Indonesia http://informasi-beasiswa.blogspot.com **
http://www.indomedia.com/bpost/092005/26/opini/opini4.htm


"Jangan Beri Kami Uang!"


Secara tidak sadar, anak terlantar di Kalsel saat ini semakin hari semakin 
bertambah. Data terakhir dari Dinas Kesejahteraan Sosial Kalsel menyebutkan, 
kini jumlahnya lebih dari 33 ribu orang. Mereka terdiri atas anak yatim piatu, 
putus sekolah dan tidak mampu. 33 ribu jelas bukan jumlah yang sedikit, apalagi 
usia mereka masih sangat produktif dan potensial untuk bisa jadi lebih dari 
sekadar anak jalanan, yaitu dari nol hingga 18 tahun.

Kita mungkin sering mendapati mereka terutama di sekitar Kota Banjarmasin. 
Memperihatinkan memang, mandi asap kendaraan di bawah lampu merah untuk meminta 
recehan rupiah, di sekitar warung makan atau bahkan ada yang 'nekat' berada 
perkantoran pemerintah.

Keberadaan mereka disebabkan ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan mereka 
untuk mengecap pendidikan di sekolah. Bahkan orangtua mereka sendiri sengaja 
mengajak untuk meminta belas kasihan orang lain dengan menadahkan tangan. Tapi 
apa ini harus dibiarkan begitu saja? Jawabnya, tidak!

Pemerintah sebenarnya telah berupaya menertibkan mereka dengan menggelar razia 
bersama aparat Satpol PP. Tapi razia yang dilakukan hanya menjadi isapan jempol 
dan buang tenaga. Pasalnya, anak jalanan itu kembali lagi ke jalan karena 
mereka menolak dibina oleh Dinas Sosial. Panti sosial, sekolah gratis dan 
berbagai yayasan yang disediakan pemerintah menjadi lowong. Penyebabnya tidak 
lain adalah 'uang gampang' yang didapat dari pengendara atau 'dermawan' yang 
merasa kasihan melihat mereka menadahkan tangan.

Saat ini sebenarnya banyak pihak dan yayasan yang berusaha menolong mereka 
dengan memberikan sekolah, makanan dan rumah singgah gratis. Namun mereka tetap 
kembali ke jalan. Mengapa? Karena, uang gratis dari Anda. Setiap hari mereka 
memperoleh 'gaji' dengan modal menadahkan tangan paling sedikit Rp25.000. 
Artinya dalam sebulan mereka bisa memperoleh Rp750.000, bahkan bisa lebih 
kadang sampai Rp1 juta. Setingkat dengan gaji PNS yang bertahun-tahun bekerja. 
Tapi anjal hanya perlu waktu sebulan mendapatkannya tanpa harus kuliah. Luar 
biasa sekaligus mengenaskan! Jumlah yang cukup besar. Makanya tidak 
mengherankan jika mereka lebih memilih tetap di jalan dibandingkan mendapatkan 
pendidikan gratis tinggal di panti.

Kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Jangan sampai anjal atau 
terlantar dan gepeng di Kalsel jumlahnya mencapai jutaan. Jika semua terlena 
dan menganggap anjal adalah pemandangan biasa, maka 10-20 tahun mendatang 
mereka akan tetap berada di jalan dan bisa jadi menjadi preman yang tinggal di 
jalan. Akhirnya mereka akan menciptakan tunas anak kurang mampu dan yang tidak 
berpendidikan. Ini akan menjadi lingkaran setan daerah dan negara kita. Mereka 
bukan tidak punya pilihan lain. Apa yang bisa kita lakukan agar mereka tidak 
berada di jalan? Jawabnya, berhenti memberi memberi uang kepada mereka.

Dengan begitu kita menolong mereka dari risiko bahaya serta memberikan 
kesempatan menyambut uluran tangan yayasan dan melakukan hal berguna untuk masa 
depannya. Lewat tindakan dan kesempatan yang kita berikan, secara tidak 
langsung kita memulihkan hak asasi anak menurut Konvensi Hak Anak PBB yang 
diratifikasi dengan Keppres RI No 36/1990, yaitu memberikan mereka: Hak untuk 
hidup; Hak untuk tumbuh dan berkembang; Hak untuk memperoleh perlindungan; Hak 
untuk berpartisipasi.

Sikap dermawan sebenarnya sangat bagus. Tapi bersikap dermawan terhadap anjal 
dengan 'menggaji' mereka dengan uang receh, adalah hal yang tidak dianjurkan, 
bahkan dilarang. Dengan tidak memberi anjal uang, maka saya, Anda dan kita 
semua akan memberikan sumbangsih untuk masa depan mereka. Dengan berhenti 
memberi 'uang gampang', berarti kita menjadi sukarelawan pasif dalam usaha 
pemulihan hak asasi anak.

Di satu sisi kita kasihan melihat mereka. Namun jika kita memberi uang, maka 
mereka akan tetap seperti itu dan tidak mau menyambut uluran tangan yayasan 
yang berniat membantu mereka. Di sisi lain, dengan tidak memberikan uang, kita 
berharap masa depan mereka akan lebih baik dari sekarang. Mari kita galang 
kebersamaan hingga anak jalanan itu berkata: "Jangan Beri Kami Uang!"

Rasyid Ridho
Jurnalis SmartFM Network Banjarmasin
email; [EMAIL PROTECTED]

 


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give at-risk students the materials they need to succeed at DonorsChoose.org!
http://us.click.yahoo.com/Ryu7JD/LpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.org **
** Beasiswa Indonesia, http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Kirim email ke