** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.suarapembaruan.com/News/2006/03/05/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 

Boven Digoel, Kota Bersejarah yang Terlupakan

Sejarah mencatat Boven Digoel (kemudian disebut Boven Digul) sebagai bagian 
integral dalam lintasan sejarah Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Di tempat itu 
banyak bukti sejarah yang terdiam kaku tak terawat. Padahal, benda-benda 
bernilai historis itu merupakan alat bukti, bahkan bisa dijadikan bahan 
pelajaran sejarah perjuangan pendiri bangsa ini bagi generasi sekarang. 

 

Sejarah mencatat pula, pada zaman Belanda, Digul merupakan tempat yang 
menakutkan, jauh terisolasi di tengah lebatnya hutan belantara. Mengerikan. 
Bukan hanya karena alamnya demikian keras, namun juga ada siksaan kaum 
kolonialis, ada tangisan kesedihan, kegeraman dan kertakan gigi, bahkan darah 
yang tertumpah untuk sebuah perjuangan membebaskan diri dari belenggu 
kolonialis. 

Kini, Boven Digul bukanlah Digul yang dulu. Saat ini Digul telah menjadi 
kabupaten baru yang disebut Kabupaten Boven Digul. 

Bila ditilik sejarahnya, sesungguhnya ada hal yang terlupakan. Nusantara ini 
seharusnya dihitung dari Sabang di ujung barat, hingga Boven Digul di ujung 
timur, sebagai bingkai Negara Kesatuan RI. 

Melalui catatan sejarah itulah kita diingatkan bingkai Negara Kesatuan RI sudah 
saatnya diperlebar hingga ke Boven Digul, sehingga tempat itu tidak boleh 
dilupakan. 



 

Kota Sejarah 

Kabupaten Boven Digul dibentuk dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 
Tahun 2002, hasil pemekaran dari Kabupaten Merauke, bersamaan dengan sejumlah 
kabupaten lain di bagian selatan Pulau Cenderawasih, yakni Kabupaten Asmat dan 
Kabupaten Mappi. Kabupaten Boven Digul tercatat sebagai salah satu kabupaten di 
wilayah Perbatasan RI - Papua Nugini, dengan ibu kotanya di Tanah Merah. 

Kabupaten Boven Digul, terdiri atas Distrik Kouh, Distrik Waropko, Distrik 
Mindiptana, Distrik Jair, dan Distrik Mandobo, yang akan bertambah dengan 
sejumlah distrik karena pemekaran. Wilayah itu juga terdiri atas 88 kampung, 
namun juga akan ada penambahan seiring kebutuhan dan perkembangan 
kemasyarakatan dan perencanaan Tata Pemerintahan dan Pembangunan. 

Sesuai dengan UU No 26 Tahun 2002, disebutkan kabupaten ini mempunyai batas 
wilayah. Sebelah utara berbatasan dengan Distrik Suator Kabupaten Asmat, dan 
Distrik Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang. Sebelah timur berbatasan dengan 
Negara Papua Nugini. Sebelah selatan berbatasan dengan Distrik Muting dan 
Distrik Okaba Kabupaten Merauke. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Edera, 
Distrik Obaa, dan Distrik Citak Mitak Kabupaten Mappi. 

Semasa penjajahan Belanda, Kabupaten Boven Digul, yang dahulu dikenal dengan 
sebutan Digul Atas, merupakan lokasi pengasingan tokoh-tokoh pejuang 
kemerdekaan Indonesia. Digul Atas, terletak di tepi Sungai Digul Hilir, Tanah 
Papua bagian selatan. 

Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jilid 4, disebutkan Boven Digoel 
dipersiapkan dengan tergesa-gesa oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk menampung 
tawanan "pemberontakan November 1926". Boven Digul kemudian digunakan pula 
sebagai tempat pembuangan pemimpin-pemimpin pergerakan nasional. Jumlah 
tawanannya tercatat 1.308 orang. 

Tokoh-tokoh pergerakan nasional yang pernah dibuang ke sana antara lain Sayuti 
Melik (1927-1938), Mohammad Hatta (1935-1936), Muchtar Lutffi, Ilyas Yacub 
(tokoh Permi dan PSII Minangkabau). 

Luas Boven Digul sekitar 10.000 hektare. Daerah itu berawa-rawa, berhutan 
lebat, dan sama sekali terasing. Hubungan ke daerah lain sulit, kecuali melalui 
laut. Berbagai suku Irian (Papua) yang masih primitif berdiam di sepanjang 
tepian sungai. 

Karena belum tersedia sarana kesehatan, penyakit menular sering berjangkit. 
Penyakit malaria membawa banyak korban dengan serangan demam dan kencing hitam. 
Sebagai contoh, Ali Arkham meninggal dunia karena penyakit ini. 

Tempat pembuangan pejuang kemerdekaan itu terbagi atas beberapa bagian, yakni 
Tanah Merah, Gunung Arang (tempat penyimpanan batu bara), zone militer yang 
juga menjadi tempat petugas pemerintah), dan Tanah Tinggi. Sewaktu rombongan 
pertama datang, Digul sama sekali belum merupakan daerah permukiman. 

Rombongan pertama sebanyak 1.300 orang, sebagian besar dari Pulau Jawa, 
diberangkatkan pada Januari 1927. Dan akhir Maret 1927 menyusul rombongan yang 
lain dari Sumatera, jumlahnya ratusan orang. Mula-mula mereka ditempatkan di 
Tanah Merah. Dua tahun kemudian, melalui seleksi ketat, sebagian dipindahkan ke 
Tanah Tinggi. 

Pada tahun-tahun pertama, ratusan orang meninggal karena kelaparan dan sakit. 
Penderitaan itu menyebabkan banyak orang buangan mencoba melarikan diri ke 
Australia. Mereka menggunakan perahu-perahu kecil buatan sendiri, tetapi 
sedikit saja yang berhasil. Sebagian terpaksa kembali, lainnya mati tenggelam. 
Selain itu, muara sungai dijaga kapal Belanda, sementara orang Irian, ketika 
itu menunjukkan sikap tak bersahabat. 

Pada waktu Perang Pasifik meletus dan Jepang menduduki Indonesia, tawanan Boven 
Digul diungsikan oleh Belanda ke Australia. Pemindahan itu didasari 
kekhawatiran tahanan akan memberontak jika tetap di Boven Digul. Diharapkan, 
orang-orang Indonesia yang dibawa ke Australia akan membantu Belanda. Ternyata, 
tahanan politik itu mempengaruhi serikat buruh Australia untuk memboikot 
kapal-kapal Belanda yang mendarat di Benua Kanguru. Nantinya setelah Sekutu 
berhasil memperoleh kemenangan, tawanan itu dikembalikan ke tempat asalnya di 
Indonesia. 



 

Monumen 

Di kabupaten itu ada sejumlah peninggalan Pemerintah Belanda dan juga para 
tawanan politik ketika itu. Di antaranya rumah sakit Belanda, rumah para 
bestuur (pengurus), penjara bawah tanah, dan makam tawanan. Untuk untuk 
mengenang kaum Digulist di kabupaten itu didirikan monumen yang dikenal dengan 
nama Digul Dalam Tembaga di Taman Makam Pahlawan di Ujung B Desa Sokanggo 
Distrik Mandobo. 

Sayangnya, kata Bupati Boven Digul Yusak Yaluwo, SH, MSi, 
peninggalan-peninggalan semasa Pemerintahan Hindia Belanda itu, saat ini tak 
terawat. Peninggalan-peninggalan itu tidak mendapat perhatian dari pemerintah 
pusat maupun provinsi dan kabupaten sebelumnya. Padahal, konsep pendirian 
bangsa ini sedikitnya pernah tercetus dari Boven Digul, yang merupakan 
penyatuan ribuan nusa menuju Indo- nesia Raya. 

Ketiadaan perhatian terhadap peninggalan sejarah itu menimbulkan kekhawatiran, 
dalam waktu yang relatif singkat Bangsa Indonesia akan kehilangan sejumlah 
bukti sejarah perjuangan kemerdekaan, yakni lenyapnya bangunan bersejarah di 
Tanah Merah di sisi Sungai Digul. Abrasi sungai selebar 500 meter itu menjadi 
ancaman serius. Makam para tawanan lainnya dikhawatirkan akan hilang lenyap, 
tanpa pernah tersentuh perawatan. Padahal, sejarah mencatat, para tahanan di 
daerah itu mempunyai kontribusi "memajukan" penduduk setempat, mulai dari 
memperkenalkan cara bercocok tanam modern, perdagangan sederhana, hingga 
membaca dan menulis kepada masyarakat sekitar. 


Pembaruan/Gabriel Maniagasi 


Last modified: 3/3/06 

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Kirim email ke