** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=205605

Sabtu, 07 Jan 2006,



Hak Perempuan Masih Diabaikan


JAKARTA - Kaum perempuan Indonesia, tampaknya, harus lebih bersabar. Pasalnya, 
reformasi yang sudah berjalan tujuh tahun ternyata belum membawa perubahan 
terhadap nasib mereka. Hak-hak kaum hawa belum terakomodasi dengan baik.

Lebih ironis lagi, kini muncul banyak peraturan, baik di pusat maupun perda, 
berkaitan dengan otonomi daerah yang justru melecehkan hak kaum perempuan. "Ini 
sangat ironis. Kaum perempuan lebih banyak menjadi objek masalah," ungkap 
Direktur LBH Apik Ratna Bantara Munti kepada wartawan dalam catatan awal 2006 
di Jakarta Media Center (JMC) kemarin.

Intinya, lanjut Ratna, banyak peraturan di pusat maupun daerah yang tidak tepat 
sasaran dan salah kaprah yang mencerminkan "politik seksualitas negara". Tubuh 
dan seksualitas perempuan dianggap bersalah karena menjadi ancaman bagi norma 
dan etika masyarakat. Akibatnya, perempuan ditempatkan jadi sasaran, dikenai 
hukuman, dan sebagai target pengaturan. "Ini jelas tidak adil," ingatnya.

Ratna mencontohkan, peraturan pusat, seperti RUU Pornografi, RUU Pornoaksi, 
maupun RUU Revisi KUHP, dinilai sangat bias. Khususnya RUU Pornografi yang 
bakal memasung kreativitas kaum perempuan. "Pembahasan RUU tadi lebih banyak 
didominasi kaum laki-laki yang umumnya tak begitu paham akan hak kaum 
perempuan," ungkap Ratna.

Begitu juga, RUU Revisi KUHP yang nanti menempatkan kaum perempuan menjadi 
pesakitan. Sebab, RUU itu berisi pasal yang akan mengkriminalkan perempuan yang 
melacurkan diri di jalanan. "Lagi-lagi perempuan yang disalahkan dan jadi objek 
masalah," keluhnya.

Padahal, lanjut Ratna, banyak wanita terpaksa melacurkan diri karena harus 
menghidupi keluarganya. Di sisi lain, pemerintah seakan menutup mata dan 
telinga bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebagai salah satu 
penyebabnya karena beban hidup kaum perempuan miskin, khususnya di kota, paling 
menderita. 

"Pemerintah seharusnya ikut bertanggung jawab karena ikut terlibat pemiskinan 
warganya lewat kebijakan menaikkan harga BBM. Sekaligus pemerintah gagal 
memberikan pendidikan bagi perempuan miskin dan menciptakan lapangan kerja. 
Akibatnya, banyak wanita mengambil jalan pintas untuk bisa menghidupi 
keluarganya," tuturnya.

Dia menambahkan, banyaknya aturan di beberapa daerah seiring dengan 
pemberlakuan otonomi daerah makin membelenggu kreativitas perempuan. Mulai 
perberlakuan jam malam bagi kaum perempuan hingga harus mengenakan busana 
tertentu. 

"Ini jelas berdampak pada kreativitas perempuan yang pada gilirannya akan 
memasung hak-hak kaum perempuan," ungkapnya.

Ditanya kasus menonjol yang akan dihadapi kaum perempuan pada 2006, Ratna 
memprediksi tidak banyak berubah dari tahun sebelumnya. Kasus pemerkosaan, 
kekerasan dalam rumah tangga, penelantaran pekerja TKW, maupun trafficking 
(penjualan) kaum wanita mungkin tetap akan menonjol. 

"Karena itu, kami aktivis kaum perempuan berharap agar dalam pembahasan RUU 
lebih menonjolkan hak kaum perempuan. Bukan semata menjadi objek masalah," 
harapnya. (bh


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Clean water saves lives.  Help make water safe for our children.
http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Reply via email to