Mawar Merah Café Bandar:

SUNGAI SEINE DAN KISAH-KISAH LAINNYA  [21].



"ECRIVAINS EN GUERRE"

1.


"Ecrivains en Guerre". "Para penulis dalam perang". Kata-kata ini terpampang 
dalam huruf-huruf besar di halaman depan Mingguan  "Courrier International" 
[CI], Paris nomor , No. 822-823-824, 03-23 Agustus 2006. Edisi khusus CI kali 
ini dimaksudkan untuk membahas masalah Perang Baru yang dilancarkan oleh Israel 
terhadap Libanon berdalih untuk mendapatkan kembali dua prajuritnya yang 
diculik oleh Hisbullah [otograf Perancis: Hezbollah]. 


Adanya nomor-nomor khusus dengan tema-tema khusus begini, sudah menjadi hal 
umum dilakukan oleh semua koran dan majalah di Paris. Bahkan harian Le Monde, 
menerbitkan secara berkala edisi khusus dengan nama "Manière de Voir" [Sudut 
Pandang atau Cara Memandang]. Edisi-edisi khusus, umumnya diisi oleh para pakar 
atau para penulis yang memang menangani bidang-bidang yang ditulis dengan jam 
terbang tak tanggung.


Jika CI memilih tema "Ecrivains en Guerre" sebagai edisi khususnya dalam 
menyorot perang baru yang dilancarkan oleh Israel terhadap Libanon, kukira 
bukanlah hal kebetulan. Penulis atau sastrawan baik dari negeri-negeri Arab 
atau pun Israel yang dimunculkan dalam edisi khusus CI ini,  melihat masalah 
perang dari kacamata mereka sebagai republik berdaulat sastra-seni, penuh 
dengan kebebasan berpikir mereka. Mereka tidak melihat perang dari kaca mata 
partai-partai politik atau pemegang kekuasaan politik di Israel atau 
negara-negara Arab atau negara mana mana pun.


Tentu juga bukan kebetulan, jika  pada saat yang bersamaan, majalah mingguan 
"Le Nouvel Observateur", Paris [No. 2178, 03-09 Agustus 2006], pimpinan 
wartawan kawakan dan pemikir Jean Daniel, menerbitkan edisi  khusus bertemakan 
"L'amour vu par les grands philosophes" ["Cinta di mata para filosof besar"].  
Kubaca edisi khusus Le  Nouvel Observatuer ini bukan  sebagai suatu kebetulan 
karena perang dan cinta adalah dua kutub tindakan yang bertolakbelakang.  
Pendekatan yang digunakan untuk keperluan edisi khusus ini adalah pendekatan 
sejarah sehingga dengan pendekatan demikian, para pembaca diajak melihat 
perkembangan masalah dari zaman ke zaman. Dari zaman bahela hingga sekarang. 
Diharapkan dengan pendekatan begini, pembaca diharapkan bisa melihat masalah 
secara utuh. Tidak sepenggal-penggal. Tidak melihat penggalaan ekor atau kaki 
gajah sebagai ujud gajah sebenarnya.Untuk ini maka  Le Nouvel Observateur 
menampilkan antara lain pandangan-pandangan Plato, Lucrèce, Rousseau, 
Schopenhauer, Kierkegaard, Sartre.


Sedangkan CI , pada nomor khususnya tentang perang Libanon,  lebih 
menitikberatkan pada  pendekatan perbandingan, metode yang tentu saja tidak 
bertentangan dengan pendekatan sejarah. Perbedaan antara dua metode ini, 
barangkali lebih terletak pada titikberat belaka. Untuk ini, CI membandingkan 
pendapat-pendapat para penulis seperti Adonis, Abbas Beydoon , Edna Calo Livnè, 
David  Grossman, Etgar Keret, Lina Khoury, Sami Michael, Wajdi Mouawad, Zafer 
Senocak, dan Abraham B. Yehoshua.


Dalam tajukrencananya berjudul "Jangan Terbius Kata-kata Muluk",  mengantar 
edisi khusus CI ini,  Philippe Thureau-Dangin, antara lain menulis:


"Apabila dalam edisi khusus ini kita menyisihkan segala macam analisa dan 
berbagai rupa reportase dengan tujuan mengangkat ke permukaan, agar kita bisa 
mendengarkan suara musik lain. Baik itu suara yang dinyanyikan oleh Adonis, 
sang penyair, atau  seperti nasehat romansir [romancier] Yehoshua, agar "para 
penulis jangan terbius oleh kata-kata para ideolog, para fundamentalis atau 
para politisi tentang "demokrasi", "keamanan" atau "kedaulatan" yang tak punya 
nilai bagai "putera-puteri bumi" dan "esok". Sementara dari kata-kata Sami 
Michael ketika berbicara tentang "pembunuhan gila-gilan dan membabi-buta", kita 
bisa membayangkan dan merasakan apa- bagaimana perasaan orang-orang Israel dan 
Libanon".  


"Ecrivain en guerre", "penulis panarung". Kata-kata ini terbaca padaku sebagai 
sapaan mengingat ulang tentang apa-siapa penulis , tentang misi manusiawi  
sastrawan dan seniman. Bahwa  penulis, sastrawan-seniman itu adalah anak 
manusia yang sadar benar akan makna kemanusiawiaannya dan terus mencoba menjadi 
manusia, "putera-puteri bumi" dan "esok". 


Beberapa artikel-artikel para penulis, baik yang dari Israel atau pun 
negeri-negeri Arab, tentang Perang Libanon sekarang,  akan kucoba membawanya ke 
mari. Barangkali berguna. ***


Paris, Agustus 2006.
---------------------------
JJ. Kusni



[Bersambung....]



Catatan:
Foto-foto  terlampir : Albert Camus dan teman-temannya di Stockholm pada 
upacara pemberian Novel Sastra untuk A.Camus. Sedangkankan foto lain melukiskan 
Coluche, aktor dan pelawak terkenal Perancis sedang mengangkat barang-barang 
keperluan "Restoran Hati" [Restaurant de Coeur] yang dibangun oleh sang artis 
dan pelawak untuk membantu kaum  miskin seluruh Perancis pada musim dingin. 
Restoran ini berlangsung sampai sekarang dan mendapat sokongan dari semua 
pihak. [Dari Dok. Jelitheng & JJK].

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke