Dear all;

Kesan yang paling melekat di benak saya dari perjalanan selama 
hampir dua bulan di Tanah Air kemarin ini adalah dua kata: 
kemiskinan dan kekerasan. Kesan ini sudah termasuk yang saya peroleh 
dari menyaksikan tayangan berita canek TV kita yang jumlahnya banyak 
itu.Lalu, berita saya forwardkan dari milis sebelah di bawah ini 
tampaknya ada kaitannya dengan dua kata itu. 

Inilah berita yang dari milis sebelah itu: 


GANGGUAN JIWA SEMAKIN MENINGKAT - 26 JUTA.

Thursday, Oct. 12, 2006 Posted: 7:28:41PM PST

Tindakan bunuh diri merupakan penyebab ketiga kematian di banyak
negara. Di Indonesia, Data WHO 2006 mengungkapkan 26 juta penduduk
Indonesia mengalami gangguan jiwa.

"Kira-kira 12 sampai 16 persen atau 26 juta dari total populasi
mengalami gejala-gejala gangguan jiwa," kata perwakilan WHO untuk
Indonesia Albert Maramis dalam diskusi menyambut Hari Kesehatan Jiwa
Sedunia di Jakarta, Selasa (10/10).

Menurut hasil survei kesehatan mental rumah tangga (SKMRT) tahun
1995, 185 dari 1.000 penduduk rumah tangga dewasa memperlihatkan
gejala gangguan kesehatan jiwa. Sedangkan gangguan mental emosional
pada usia 15 tahun ke atas adalah 140 per 1.000 jiwa dan kelompok
usia 5-14 tahun prevalensinya 104 per 1.000 penduduk.

Menurut Albert, gangguan jiwa dalam tingkat ringan dan tidak perlu
perawatan khusus antara lain panik, cemas, dan depresi. Selain itu
ada juga penggunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA),
penggunaan alkohol dan rokok, dan kepikunan. Dalam tahap berat ada
alzheimer, epilepsi, dan schizophrenia.

"Data-data yang ini belum menjadi data nasional karena kita belum
punya sistem informasi yang baik," jelasnya.

Menurut WHO, setiap tahun sekitar satu juta orang bunuh diri dan
separuh di antaranya disebabkan gangguan jiwa dan penyalahgunaan
narkoba. Untuk itu, gejala gangguan mental perlu dikenali sejak dini.

"Bunuh diri merupakan masalah kesehatan masyarakat. Karena itu, perlu
dibangun kesadaran masyarakat untuk mendeteksi adanya gejala gangguan
mental pada pelaku sejak awal," kata Direktur Bina Pelayanan
Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan, Pandu Setiawan di tempat yang
sama.

"Pada 1997, negara mengalami kerugian Rp 31 triliun dalam satu tahun
karena hilangnya masa produktivitas dari rakyatnya yang mengalami
gangguan jiwa," tuturnya.

Masalah yang sering dijumpai pada kasus bunuh diri adalah krisis yang
menyebabkan penderitaan berat dan putus asa, tidak berdaya, dan stres
berat. Orang-orang yang rentan bunuh diri, antara lain kehilangan
status, pekerjaan dan pendapatan, kerap mengulangi kata-kata
seperti "takdir yang menentukan", "mendengar suara dari
Tuhan". "Mengenali orang yang berusaha bunuh diri penting, tetapi
bukan hal mudah," ujar Kepala Departemen Psikiatri Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Dr Irmansyah SpKJ.

Isyarat pada remaja yang ingin bunuh diri, yakni mereka menarik diri
dari pergaulan, mengancam hendak bunuh diri, tak tahan menghadapi
hidup, dan ingin segera mati.

Irmansyah menyatakan, para penderita gangguan jiwa sering kali
diperlakukan diskriminatif.

Akibatnya, stigma masyarakat terhadap penderita gangguan jiwa belum
juga bisa mencair. Berbagai perlakuan diskriminatif kepada penderita
gangguan jiwa, terlihat dari masih adanya pengucilan, pembatasan
memperoleh akses pelayanan kesehatan, hingga pemasungan
fisik. "Itulah kenyataan yang dihadapi para penderita gangguan jiwa.
Masyarakat dan pemerintah sama-sama memperlakukan mereka
diskriminatif. Padahal, gangguan jiwa bukanlah penyakit yang tidak
bisa disembuhkan," katanya.

  




***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke