http://www.antara.co.id/arc/2009/4/11/abhisit-dipermalukan-ktt-asia-timur-gagal-total/

*Abhisit Dipermalukan, KTT Asia Timur Gagal Total*


*Pattaya, Thailand (ANTARA News/Reuters)* - *KTT Asia* di Thailand resmi
dibatalkan, Sabtu, setelah demonstran anti pemerintah membanjiri tempat
penyelenggaraan acara hingga menimbulkan keraguan mengenai daya tahan
pemerintahan baru Thailand.

Gejolak ini akan menambah tekanan pada perekonomian negeri itu yang berada
di jurang resesi, khususnya jika turis asing hengkang karena mengkhawatirkan
kisruh dan para demonstran yang kian bersemangat mengintensifkan
perlawanannya demi melengserkan *Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva*.

Abhisit sendiri telah memberlakukan keadaan darurat selama beberapa jam di
Pattaya, satu wilayah pantai berjarak 150 km arah selatan Bangkok yang
terkenal dengan kehidupan malamnya yang cabul dan menjadi tempat
persinggahan para pelaut AS, yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan KTT
Asia Timur.

Abhisit memberlakukan keadaan darurat beberapa saat setelah para pemimpin
berbagai negara meninggalkan Thailand dimana setengah dari mereka diungsikan
lewat helikopter dari tempat acara ke pangkalan angkatan udara terdekat.

Kegagalan penyelenggaraan KTT sangat mempermalukan pemerintahan Abhisit yang
naik ke tampuk kekuasaan Desember lalu melalui pembangkangan parlemen yang
dituduh kelompok oposisi sebagai hasil rancangan tentara.

Gejolak yang terjadi sepanjang akhir pekan ini juga menimbulkan pertanyaan
mengenai sampai seberapa jauh pemerintah Abhisit bisa bertahan.

Empat perdana menteri yang memerintah dalam 15 bulan terakhir telah gagal
mengatasi perbedaan politik yang sangat tajam antara kaum royalis
(kerajaan), militer dan elite bisnis di satu sisi, menghadapi mayoritas
pedesaan yang loyal kepada PM terguling Thaksin Shinawatra di sisi lainnya.

Saat ditanya Reuters apakah Abhisit berencana mengundurkan diri, sang PM
menjawab singkat, "Kami harus memulihkan hukum dan ketertiban."

Sabtu ini, ratusan pendukung Thaksin berbaju serba merah menembus barikade
tentara dan menduduki media centre yang terletak berdekatan dengan tempat
penyelenggaraan acara, Hotel Royal Cliff, kemudian membunyikan peluit,
melambai-lambaikan bendera dan meneriakan "Abhisit Keluar."

Tentara berusaha menghentikan mereka dengan serentak meluncur mengusir
demonstran melalui jendela besar yang ada di media centre sehingga para
demonstran lari ketakutan. Tentara kemudian memblokade jalan untuk
melindungi hotel dimana para pemimpin Asia sedang makan siang.

Malu Besar

Setelah mengamuk di media centre, seorang wanita tua berkursi roda bergegas
mendekati para wartawan dalam satu jumpa pers mendadak di sekitar pusat
konferensi dengan mengeluarkan kutukan bahwa pemerintahan Abhisit itu anti
orang miskin.

KTT Asia Timur mempertemukan 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa
Asia Tenggara (ASEAN) dengan China, Jepang, Korea Selatan, India, Australia
dan Selandia Baru guna membahas masalah perdagangan, ekonomi dan keamanan
kawasan.

Para investor melihat kegagalan pemerintah dalam menghentikan demonstran
untuk tidak mendekati area KTT sebagai isyarat ketidakmampuan memutuskan
dari Abhisit, meskipun itu demi menghindari pertumpahan darah.

Insiden ini bahkan mengancam kepemimpinan pemimpin Partai Demokrat kelahiran
Inggris dan alumnus Universitas Oxford ini.

Kongkiat Opaswongkarn, Kepala Eksekutif Asia Plus Securities, Bangkok,
menyebut insiden ini sebagai, "sangat, sangat memalukan."

"Perekonomian sudah memburuk dan setelah kejadian seperti ini. Jelas sekali
sektor-sektor bisnis seperti pariwisata benar-benar akan jatuh dari tebing
yang curam," katanya.

Gejolak politik lalu telah merugikan negara 3,7 miliar dolar AS akibat
penutupan dua bandara utama di Bangkok selama protes sebelumnya tahun lalu,
kata Kongkrit Hiranyakij, presiden Dewan Pariwisata Thailand.

Demonstran berbaju merah akhirnya bergegas meninggalkan Pattaya untuk
kembali ke Bangkok guna melanjutkan unjuk rasa di sini, meskipun ibukota
Thailand itu libur memperingati Tahun Baru Thai.

Rabu lalu mereka menggelar 100 ribu demonstran untuk mengepung Gedung
Pemerintah dan mengubah pusat kota Bangkok menjadi lautan merah.

"Kami kembali ke Gedung Pemerintah untuk melanjutkan perjuangan. Kami menang
kali ini karena kami mampu menunjukkan pada ASEAN bahwa kami tidak
memerlukan perdana menteri ini (Abhisit)," kata pengunjukrasa bernama
Kittisak Chimplewanasom.

Thaksin, yang tinggal di pengasingan untuk menghindari penjara karena
tuduhan korupsi dan diyakini mendanai demonstrasi, telah menelepon
demonstran baju merah di Gedung Pemerintah malam ini.

Dengan tampil kurang bersemangat dibanding biasanya, dia berterimakasih pada
demonstran atas pengorbanan mereka di masa libur ini dan meminta mereka
untuk bersabar sampai beberapa hari lagi saat akhirnya bisa mencapai hal
yang diinginkan mereka.

"Jika rakyat kita di Bangkok dan di seluruh provinsi bersatu, saya yakin
kali ini kita bisa mengubah negara. Kita akan menyaksikan demokrasi yang
sesungguhnya dengan raja sebagai kepala negaranya," katanya.

Thaksin berupaya memaksa Abhisit terguling untuk kemudian menyelenggarakan
pemilu baru yang dipercaya para pendukung akan dimenangkannya.

Milyuner yang disingkirkan kudeta tahun 2006 namun kemudian partai
reinkarnasinya berkuasa lagi melalui pemilu, telah mendorong demonstrasi
berbulan-bulan selama tahun lalu yang dilakukan oposisi berbaju kuning.

Kelompok berbaju merah menyatakan mereka berniat berunjuk rasa secara damai
namun kemudian menjadi marah saat kelompok tandingan berbaju biru yang pro
pemerintah dengan dipersenjatai pentungan, batu dan katapel tiba di lokasi
sama. Thaksin menuduh kelompok ini adalah terdiri dari polisi dan tentara
yang menyamar jadi sipil. (*)


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke