Aisyah, Izinkan Aku..

By: agussyafii

Diriwayatkan oleh Atha' dari Aisyah, Rasulullah bersabda, 'Aisyah, izinkan aku 
menyembah Tuhanku,' Aisyah menjawabnya, 'Aku lebih senang berada didekatmu 
tetapi aku tidak dapat mencegahmu untuk mengutamakan menyembah padaNya.' Maka 
aku izinkan beliau meninggalkanku. Kemudian beliau mengambil wudlu, menggunakan 
secara hemat. Selanjutnya beliau berdiri melakukan sholat, lalu menangis 
sehingga air mata beliau mengalir sampai dada lalu beliau ruku' dan menangis, 
kemudian sujud dan menangis lalu mengangkat kepala dan menangis tiada hentinya 
beliau berada dalam kondisi yang begitu sampai Bilal mengumandangkan azan Subuh.

Begitulah gambaran Baginda Nabi Muhamad SAW begitu sangat menghargai istrinya 
yang tengah dalam ketentraman sehingga bertutur dengan lembutnya, 'Aisyah, 
Izinkan aku..' Sebuah penuturan Rasulullah menanamkan kesadaran kepada Sang 
Khaliq, juga menanamkan kesadaran kewajiban seorang suami kepada istri berarti 
mengajak istri agar berlatih ikhlas dalam setiap perjuangan dalam mengarungi 
bahtera kehidupan.

Bila suami sebagai nakoda maka istri berperan sebagai awak kapal. Tugas awak 
kapal lebih banyak memainkan peran yang penting. Seperti tugas navigator yang 
harus mengingatkan jalan mana yang harus dilewati. Bila didepan ada karang atau 
badai maka awak kapal yang berteriak paling keras untuk mengingatkan Sang 
Nakodanya jangan sampai kapalnya tenggelam karena menabrak karang atau terkena 
badai.

Dalam samudra kehidupan yang damai dengan mudah mendialogkan berbagai 
permasalahan, suami maupun istri bisa saling mendengarkan namun ketika badai 
datang menghadang, kondisi rumah tangga sedang memanas seperti suami terkena 
PHK dan istri yang mencari nafkah, kondisi ini cukup mudah menyulut 
pertengkaran. Sang Nakoda, tiba-tiba kehilangan kepercayaan diri untuk memimpin 
kapal sementara awak kapal merasa dirinya berhak untuk menjadi nakoda karena 
dia yang bekerja sehingga saling menonjolkan dan mempertahankan egonya 
masing-masing.

Disinilah menjadi penting hadis diatas bagi suami sebagai nakoda kapal dan 
istri sebagai awak kapal mengemban hak & kewajiban masing-masing dengan 
dilandasi keikhlasan. Meskipun berat keikhlasan menjadi sebuah kemaslahatan 
bersama. Tidak ada alasan bagi suami untuk tidak memuliakan istri bahkan 
seperti yang dicontohkan oleh Baginda Nabi Muhamad untuk melakukan sholat 
malampun meminta izin istrinya. Jadi kuncinya terletak kepada suami berakhlak 
baik kepada istri dan bila istri mendapati suami sedang lalai maka tugasnyalah 
untuk mengingatkan suaminya. Sebagaimana Sabda Nabi Muhamad SAW suami dan istri 
adalah pemimpin. Setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban.

' Setiap orang diantaramu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban 
atas kepemimpinannya. Seorang suami menjadi pemimpin dalam keluarga dan akan 
dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang istri menjadi 
pemimpin rumah tangganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas 
kepemimpinannya. (HR. Abdullah Ibn Umar)

Wassalam,
agussyafii

--
Yuk, sambut tahun baru hijriyah bersama anak-anak Amalia. Dalam program 
kegiatan 'Amalia Cinta Muharram (ACM) pada hari Ahad, 20 Desember 2009 di Rumah 
Amalia. Kirimkan dukungan dan komentar anda di http://agussyafii.blogspot.com 
atau http://www.facebook.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12 431








      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke