http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=168932

Sabtu, 30 Apr 2005,


Aklamasi dan Perpecahan


Tiga partai politik dilanda perpecahan gara-gara aklamasi. Yakni, PDIP, PKB, 
dan yang terbaru adalah Partai Bintang Reformasi (PBR) pimpinan Zainuddin M.Z. 
Ketiga partai itu kini dilanda konflik serius gara-gara pada waktu pemilihan 
orang nomor satunya -ketua umum untuk PDIP dan PBR dan ketua umum Dewan Syura 
untuk PKB- menggunakan cara aklamasi.

Lalu, apa yang salah dari aklamasi? Sebagai sebuah sistem pengambilan 
keputusan, tentu tidak ada yang salah. Dalam sistem demokrasi, aklamasi bisa 
dilakukan bila keputusan yang hendak diambil itu memang telah disepakati semua 
pemilik suara. Bila tidak -kendati hanya satu suara- maka votinglah yang harus 
ditempuh. 

Jadi, untuk melakukan aklamasi, kata kunci yang harus dipatuhi adalah 
disepakatinya keputusan itu oleh semua pemilik suara secara bulat. Karena itu, 
jika akhirnya PDIP, PKB, dan PBR dilanda konflik gara-gara aklamasi, berarti 
ada yang kurang benar dari aklamasi itu. 

Bila kita cermati peristiwa yang terjadi di ketiga partai tersebut, maka 
jelaslah bahwa aklamasi itu dilakukan dengan penuh ketidakdisiplinan. Pertama, 
ketidakdisiplinan waktu. Baik di PDIP, PKB, maupun PBR, aklamasi diambil pada 
saat jadwal kongres atau muktamar belum memasuki waktu pemilihan ketua umum.

Ketidakdisiplinan kedua adalah ketidakdisiplinan dalam hal persyaratan 
aklamasi. Yakni, aklamasi diambil dalam kondisi semua pemilik suara tidak 
benar-benar bulat. Aklamasi diambil hanya berdasarkan pandangan umum dari DPW 
(pengurus tingkat provinsi) yang mayoritas mencalonkan kandidat tertentu. 

Celakanya, itu juga bukan semua DPW, tapi hanya mayoritas DPW. Padahal, seperti 
disinggung sebelumnya, aklamasi harusnya diambil dalam kondisi semua pemilik 
suara benar-benar bulat, tidak lonjong.

Dan yang lebih fatal lagi, pemilik suara semestinya bukan hanya pengurus 
tingkat provinsi/wilayah. Pengurus tingkat cabang juga punya hak suara. 
Artinya, bila proses pemilihan dilakukan secara normal, maka DPW tidak bisa 
mewakili suara DPC. Pengurus cabang memiliki hak sendiri, yang bisa jadi, 
berbeda dengan suara pengurus tingkat provinsi.

Di sinilah persoalannya. Aklamasi diciptakan dengan penuh rekayasa. Panitia 
kongres/muktamar -khususnya pimpinan sidang- sengaja menciptakan itu untuk 
memenangkan calon tertentu dan menutup peluang calon lainnya. Aklamasi tidak 
dijalankan sebagaimana mestinya untuk menciptakan keputusan yang benar-benar 
bulat.

Jadi, dapatlah dikatakan bahwa demokrasi yang diterapkan ketiga partai tersebut 
belum menyentuh substansi demokrasi yang sesungguhnya. Mereka baru sebatas 
menjalankan prosedur demokrasi (demokrasi prosedural), belum menyentuh 
substansinya (demokrasi substansial).

Karena itu, ke depan, untuk menghindari p
reseden buruk seperti itu (perpecahan pascamuktamar/kongres), elite partai 
harus mau menjalankan demokrasi secara benar. 

Demokrasi memang dianggap sebagai sistem yang terbaik dibanding dengan sistem 
lainnya. Dengan catatan, demokrasi dijalankan dengan sepenuh hati dan penuh 
kejujuran. Bila tidak, maka demokrasi tidak ada bedanya dengan oligarki atau 
bahkan sama dengan tirani (*)



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke