Jamannya GD, konon hampir tiap hari ada pesta di istana. Sampai-sampai Istana 
Kepresidenan berhutang ke beberapa hotel berbintang, karena kas istana 
habis.-------------------http://www.antara.co.id/arc/2008/6/21/ancaman-golput-gus-dur-tak-demokratis-kata-ulama-jatim/Ancaman
 Golput Gus Dur Tak Demokratis, Kata Ulama JatimSurabaya (ANTARA News) - Ulama 
yang juga pengasuh Pesantren Al-Falah, Ploso, Mojo, Kediri, Jatim, KH Zainuddin 
Djazuli menilai Gus Dur (Ketua Dewan Syuro DPP PKB KH Abdurrahman Wahid) tidak 
demokratis dengan ajakan golput (golongan putih atau tidak memilih)."Sebagai 
pemimpin bangsa, ajakan golput itu bertentangan dengan demokrasi, karena 
demokrasi itu membebaskan pilihan," kata mustasyar/penasehat PWNU Jatim yang 
akrab disapa Gus Din itu kepada ANTARA di Surabaya, Sabtu.Usai menghadiri 
halaqoh/simposium "Maslahah Ammah" (kepentingan masyarakat) PWNU Jatim di 
Surabaya yang dihadiri lima cagub Jatim itu, ia mengemukakan hal itu menanggapi
 ajakan Gus Dur dalam dialog kebangsaan di Jakarta pada Minggu (15/6) 
lalu."Kalau kami tetap dihalang-halangi ikut Pemilu 2009, ya sudah saya suruh 
golput. Gitu aja kok susah," kata mantan presiden itu, yang mengaku kesal 
dengan intervensi pemerintah dalam urusan hukum.Menurut Gus Din, sikap PWNU 
Jatim yang menawarkan konsep "Maslahah Ammah" (kepentingan masyarakat) kepada 
semua cagub-cawagub justru sangat bagus dan dewasa."Kalau golput itu tidak 
mendidik, tidak demokratis, tapi kalau netral dan melakukan komitmen bersama 
cagub itu sikap yang bagus dan dewasa," katanya.Oleh karena itu, katanya, 
Pesantren Ploso dan pesantren lainnya di Kediri akan bersikap netral. "Kalau 
para kiai pasti punya pilihan sendiri-sendiri, tapi pesantren itu netral," 
katanya.Senada dengan itu, Wakil Rois Syuriah PWNU Jatim, KH Agoes Ali 
Masyhuri, menyatakan NU Jatim tidak akan golput, tapi akan tetap netral, karena 
itu NU Jatim tidak akan mendukung dan juga tidak akan
 memproteksi cagub."Kalau NU mendukung atau memproteksi itu berarti kemunduran, 
karena itu NU akan memayungi semuanya. NU itu ibarat resi (guru)," kata 
pengasuh Pesantren Bumi Sholawat, Tanggulangin, Sidoarjo, itu.Halaqoh yang 
dihadiri lima cagub itu juga dihadiri beberapa ulama, antara lain KH Mas 
Subadar (Pasuruan), KH Zainuddin Zadjuli (Kediri), KH Sholeh Qosim (Sidoarjo), 
KH Mu`thi (Surabaya), KH Bashori Alwi (Malang), dan KH Nurul Huda (Kediri). (*)


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke