Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh

Berikut saya copy-kan sebuah artikel menarik.
Semoga bermanfaat & menambah ilmu bagi kita semua.

Wassalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh

Note : harap turut menyebarluaskan risalah ini
--
Muhammad Haryo
http://haryodakwah.my.or.id/ <http://anNajiyah.notLong.com>
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Jika email ini masuk folder spam/ bulk/ junk, harap tandai sebagai NOT spam/
bulk/ junk!
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~

BERHENTILAH WAHAI SAUDARAKU
Rabu, 11 April 07, selengkapnya klik di sini:
http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatannur&id=423


Saudaraku tercinta! Sesungguhnya alam semesta ini, yang besar maupun yang
kecil, semuanya menghadap kepada Allah subhanahu wata'ala, bertasbih
kepada-Nya, mengagungkan dan bersujud kepada-Nya. Allah subhanahu wata'ala
berfirman yang artinya, "Dan tak ada satu pun melainkan bertasbih dengan
memuji-Nya". (QS. Al-Isra: 44).

Sesungguhnya seluruh makhluk yang Allah ciptakan menundukkan kepalanya,
merendahkan diri kepada-Nya dan mengakui keutamaan-Nya. Akan tetapi, tinggal
di alam semesta ini makhluk kecil yang rendah dan hina. Diciptakan dari
setetes air hina (mani) tiba-tiba saja ia menjadi penentang yang nyata. Dia
berada di suatu lembah dan seluruh alam semesta di lembah yang lain. Ia
meninggalkan ketaatan, tidak mau tunduk dan bertasbih kepada-Nya, meskipun
segala sesuatu yang ada di sekelilingnya tekun berdzikir dan bertasbih
kepada Allah subhanahu wata'ala. Makhluk kecil ini ialah manusia yang
bermaksiat kepada Allah subhanahu wata'ala. Alangkah dahsyatnya kebatilan
ini! Alangkah besarnya kedunguan ini! Dan Alangkah rendah dan hinanya ketika
ia menjadi penyakit di alam yang teratur ini.

Berapa banyak ditawarkan kepada nya pertaubatan namun ia enggan untuk
bertaubat. Berapa kali ditawarkan kepadanya untuk kembali kepada Allah
subhanahu wata'ala, namun dia enggan untuk kembali, malah sebaliknya ia
berlari dari-Nya. Berapa banyak ditawarkan kepadanya perdamaian bersama
kekasihnya namun ia enggan berdamai dan mengangkat kepalanya menyombongkan
diri.

Saudaraku tercinta! Sebelum engkau bermaksiat kepada Allah subhanahu
wata'ala berpikirlah sejenak tentang dunia ini dan kehinaannya. Berpikirlah
tentang penghuni dan pencintanya. Dunia telah menyiksa mereka dengan siksa
yang beraneka ragam. Memberi minum dengan minuman yang paling pahit. Membuat
mereka sedikit tertawa dan banyak berlinang air mata.

Sebelum engkau bermaksiat kepada Allah subhanahu wata'ala bepikirlah tentang
kehidupan akhirat dan kekekalannya. Ia adalah kehidupan yang sebenarnya. Ia
adalah tempat kembali. Ia adalah penghujung perjalanan.

Sebelum engkau bermaksiat kepada Allah subhanahu wata'ala pikirkanlah
sejenak tentang api neraka, bahan bakarnya, gemuruhnya, kedalaman jurangnya
dan kedahsyatan panas apinya. Bayangkanlah betapa pedihnya siksa yang
dirasakan penghuninya. Mereka di dalam air yang sangat panas dalam keadaan
wajah yang tersungkur. Di dalam neraka mereka seperti kayu bakar yang
menyala-nyala.

Sebelum engkau bermaksiat kepada Allah subhanahu wata'ala,wajib bagimu untuk
berpikir tentang surga dan apa yang telah dijanjikan oleh Allah subhanahu
wata'ala kepada orang-orang yang mentaati-Nya. Di dalam surga terdapat
sesuatu yang belum pernah terlihat oleh mata, telinga belum pernah
mendengarnya dan tidak pernah terlintas dalam hati dan benak manusia, berupa
puncak kenikmatan dengan kelezatan yang paling tinggi berupa berbagai macam
makanan, minuman, pakaian, peman dangan, dan kesenangan-kesenangan yang
tidak akan disia-siakan kecuali oleh orang-orang yang diharamkan untuk
memasukinya.

Saudaraku tercinta! Sebelum engkau bermaksiat kepada Allah subhanahu
wata'ala, ingatlah berapa lama engkau akan hidup di dunia ini? Enam puluh
tahun, delapan puluh tahun. Seratus tahun, seribu tahun? Kemudian apa
setelah itu? Kemudian kematian pasti akan datang. Apakah yang akan engkau
tempati? Surga-surga yang penuh dengan kenikmatan ataukah neraka jahim?

Saudaraku tercinta! Yakinlah dengan keyakinan yang sebenar-benarnya,
bahwasanya Malaikat Maut yang telah mengunjungi orang lain, sesungguhnya ia
sedang menuju ke arahmu. Hanya dalam hitungan tahun, bulan, minggu, hari,
bahkan hitungan menit dan detik ia akan meghampirimu. Lalu engkau hidup
seorang diri di alam kubur. Tiada lagi harta, keluarga dan sahabat-sahabat
tercinta. Camkanlah dan renungkanlan gelapnya kubur dan kesendirianmu di
dalamnya, sempitnya ruangannya, sengatan binatang-bintang berbisa, ketakutan
yang mencekam dan kedahsyatan pukulan Malaikat Adzab.

Saudaraku tercinta! Ingatlah hari Kiamat. Hari di mana kehormatan di tangan
Allah subhanahu wata'ala. Ketika rasa takut mengisi hati. Ketika engkau
berlepas diri dari anakmu, ibumu, ayahmu, istrimu, dan juga saudaramu.
Ingatlah kondisi dan keadaan-keadaan saat itu. Ingatlah hari di mana neraca
diletakkan dan lembaran-lembaran amal manusia beterbangan. Berapa banyak
amal kebaikan di dalam bukumu? Berapa banyak celah-celah kosong dalam
amal-amalmu? Ingatlah tatkala engkau berdiri di hadapan Al-Malikul Haqqul
Mubin Dzat Yang engkau berlari dari-Nya. Dzat Yang memanggilmu namun engkau
berpaling dari-Nya. Engkau berdiri di hadapan-Nya dan di tanganmu lembaran
catatan amal yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar,
melainkan ia mencatat semuanya.

Maka lisan manakah yang engkau gunakan untuk menjawab pertanyaan Allah
subhanahu wata'ala,ketika Ia bertanya kepadamu tentang umurmu, masa mudamu,
perbuatanmu, dan juga hartamu. Maka kaki manakah yang engkau gunakan untuk
berdiri di hadapan Allah subhanahu wata'ala? Dengan mata yang mana engkau
memandang-Nya? Dan dengan lisan manakah engkau menjawab-Nya ketika Ia
berkata kepadamu, "Hamba-Ku, engkau menganggap remeh pengawasan-Ku padamu,
Engkau anggap sebagai orang yang paling hina dari orang-orang yang
memperhatikanmu. Bukankah Aku telah berbuat baik kepadamu? Bukankah Aku
telah memberi nikmat kepadamu? Lalu mengapa engkau mendurhakai-Ku padahal
aku telah memberi nikmat kepadamu."

Saudaraku tercinta! Tidakkah engkau bersabar menjalankan ketaatan kepada
subhanahu wata'ala di hari-hari yang pendek ini? Detik-detik ini begitu
cepat, setelah itu engkau akan meraih kemenangan yang sangat besar yang
engkau akan bersenang-senang di dalam kenikmatan yang abadi.

Saudaraku tercinta! Di sana terdapat segolongan manusia yang berkeyakinan
bahwasanya mereka diciptakan sia-sia belaka dan dibiarkan begitu saja.
Kehidupan mereka hanya diisi dengan senda gurau dan permainan belaka.
Penglihatan mereka tertutup, telinga mereka tuli untuk mendengar petunjuk,
hati mereka terbalik, mata mereka buta dan nurani mereka tak berfungsi sama
sekali. Engkau akan mendapati di majlis-majlis mereka segala sesuatu kecuali
Al-Qur'an dan untaian dzikir kepada Allah subhanahu wata'ala.

Mereka meninggalkan Allah subhanahu wata'ala, padahal mereka adalah
hamba-hamba-Nya yang berada di hadapan dan genggaman-Nya. Allah subhanahu
wata'ala memanggil mereka namun mereka tidak memenuhi panggilan-Nya, mereka
lebih mendahulukan panggilan syetan, keinginan, dan hawa nafsu mereka. Luar
biasa keadaan mereka! Bagaimana mereka memenuhi ajakan syetan dan
meninggalkan seruan Allah subhanahu wata'ala. Ke manakah perginya akal
mereka?!

Allah subhanahu wata'ala telah berfirman, artinya, "Karena sesungguhnya
bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam
dada." (QS. Al-Hajj:46).

Apa yang dilakukan Allah subhanahu wata'ala terhadap mereka sehingga mereka
mendurhakai dan tidak menaati-Nya?! Bukankah Allah subhanahu wata'ala telah
menciptakan mereka? Bukankah Dia telah memberi rizki kepada mereka? Bukankah
Dia telah mencukupi harta mereka dan menyehatkan tubuh mereka? Apakah Allah
subhanahu wata'ala Yang Maha Lembut dan Maha Mulia telah menipu mereka?

Apakah mereka tidak takut jikalau kematian mendatangi mereka di saat sedang
bermaksiat kepada Allah subhanahu wata'ala? Sebagaimana firman-Nya, artinya,
"Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)?
Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang merugi." (QS.
Al-A'raf: 99).

Hindarilah dirimu untuk menjadi bagian dari mereka dan jauhkanlah dirimu
dari mereka. Beramallah untuk sesuatu yang karenanya engkau diciptakan
(beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala). Sesungguhnya -demi Allah-
engkau diciptakan untuk sebuah masalah yang sangat agung. Allah subhanahu
wata'ala berfirman yang artinya, "Tidaklah Aku (Allah) menciptakan jin dan
manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku". (QS.Adz-Dzariyat:56).

Saudaraku tercinta! Wahai engkau yang sedang bermaksiat kepada Allah!!
Kembalilah kepada Tuhanmu dan takutlah akan api neraka. Sesungguhnya di
hadapanmu terbentang berbagai kesulitan. Sesungguhnya di hadapanmu
terbentang dua pilihan, kehidupan penuh nikmat atau lingkungan hidup penuh
siksa. Sesungguhnya di hadapanmu terhampar kalajengking-kalajengking,
ular-ular dan masalah-masalah sukar dan pelik. Demi Allah yang tidak ada
tuhan yang berhak untuk diibadahi kecuali Dia, tawa tidak dapat memberi
manfaat kepadamu. Nyanyian-nyanyian, film-film, dan perkara-perkara hina
tidak bisa memberi manfaat kepadamu. Aneka surat kabar dan majalah-majalah
tidak bisa memberi manfaat kepadamu. Isteri, anak-anak, teman dan sahabat
tidak dapat memberi manfaaat kepadamu. Harta yang melimpah tidak bisa
memberi manfaat kepadamu. Tidak ada yang bisa memberi manfaat kepadamu
kecuali kebaikan-kebaikan dan amal-amal shalih yang engkau kerjakan selama
hidupmu di dunia.

Saudaraku tercinta! Demi Allah tidaklah aku menulis perkataan ini melainkan
karena kekhawatiranku kepadamu. Aku khawatir wajah putihmu ini berubah
menjadi hitam pada hari Kiamat. Aku khawatir wajah bercahayamu ini akan
berubah menjadi gelap. Aku khawatir tubuh yang sehat ini akan dilalap oleh
api neraka. Maka bersegeralah -semoga Allah subhanahu wata'ala memberi
taufik kepadamu- untuk membebaskan dirimu dari api neraka. Umumkanlah ia
sebagai bentuk taubat yang sebenarnya dari sekarang. Yakinlah bahwasanya
selamanya engkau tidak akan menyesal melakukan itu. Bahkan sebalikya -dengan
izin Allah subhanahu wata'ala- engkau akan merasakan kebahagiaan. Hindarilah
keraguan atau mengakhirkan semua itu. Sesungguhnya aku -demi Allah- menjadi
penasihat bagimu.
(Zainal Abidin)
Disarikan dari, "Akhil Habib Qif", Ibrahim Al-Ghamidy


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke