Kompas

 Rabu, 27 Oktober 2004

SBY, Presiden Ke-8, Bukan Ke-6


Oleh Asvi Warman Adam

TERJADI kekeliruan sejarah pada tulisan yang disampaikan di berbagai media massa bahwa 
Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) adalah presiden ke-6 Republik Indonesia (RI). Anggapan umum 
bahwa tokoh yang
pernah menjadi Presiden RI berturut-turut Soekarno, Soeharto, Habibie, Abdurrahman 
Wahid, Megawati,
dan kini SBY.

Pada Kompas tanggal 20 Oktober 2004 ditulis bahwa masa jabatan Presiden Soekarno 
berlangsung dari
tanggal 18 Agustus 1945 sampai dengan 22 Februari 1967. Dalam hal ini ada dua tokoh 
yang terlewat,
yaitu Sjafruddin Prawiranegara dan Assaat.

Keduanya tidak disebut, bisa karena alpa, tetapi mungkin juga disengaja. Sjafruddin 
Prawiranegara
tidak disebut karena ia kemudian dianggap terlibat Pemerintah Revolusioner Republik 
Indonesia
(PRRI). Sedangkan Assaat jarang disebut karena tidak dipahami bahwa ia menjabat kepala 
negara saat
RI menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat.

PDRI

Akhir tahun 1948 Belanda melakukan agresi militer kedua. Soekarno-Hatta mengirimkan 
telegram
berbunyi, "Kami, Presiden Republik Indonesia memberitakan bahwa pada hari Minggu 
tanggal 19 Desember
1948 djam 6 pagi Belanda telah mulai serangannja atas Ibu-Kota Jogyakarta. Djika dalam 
keadaan
Pemerintah tidak dapat mendjalankan kewadjibannja lagi, kami menguasakan kepada Mr 
Sjafruddin
Prawiranegara, Menteri Kemakmuran RI untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Sumatra".

Telegram itu tidak sampai ke Bukittinggi saat itu, namun ternyata pada saat bersamaan 
Sjafruddin
Prawiranegara telah mengambil inisiatif yang senada. Dalam rapat di sebuah rumah dekat 
Ngarai
Sianok, Bukittinggi, 19 Desember 1948, ia mengusulkan pembentukan suatu pemerintah 
darurat
(emergency government). Gubernur Sumatra Mr TM Hasan menyetujui usul itu "demi 
menyelamatkan Negara
Republik Indonesia yang berada dalam bahaya, artinya kekosongan kepala pemerintahan, 
yang menjadi
syarat internasional untuk diakui sebagai negara".

Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) dijuluki "penyelamat Republik". Dengan 
mengambil lokasi
somewhere in the jungle di daerah Sumatera Barat dibuktikan bahwa Republik Indonesia 
masih eksis
meskipun para pemimpin Indonesia seperti Soekarno-Hatta telah ditangkap Belanda di 
Yogyakarta.
Sjafruddin Prawiranegara menjadi Ketua PDRI dan kabinetnya terdiri dari beberapa orang 
menteri.
Meskipun istilah yang digunakan waktu itu "ketua", namun kedudukannya sama dengan 
presiden.

Sjafruddin menyerahkan mandatnya kemudian kepada Presiden Soekarno pada tanggal 13 
Juli 1949 di
Yogyakarta. Dengan demikian, berakhirlah riwayat PDRI yang selama kurang lebih delapan 
bulan
melanjutkan eksistensi Republik Indonesia sebagai negara bangsa yang sedang 
mempertahankan
kemerdekaan dari agresor Belanda yang ingin kembali berkuasa.

RI bagian RIS

Dalam perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) yang ditandatangani di Belanda tanggal 
27 Desember
1949 diputuskan bahwa Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat 
(RIS). RIS
terdiri dari 16 negara bagian di mana salah satunya adalah Republik Indonesia. Negara 
bagian lainnya
seperti Negara Pasundan, Negara Indonesia Timur, dan lain-lain.

Karena Soekarno dan Hatta telah ditetapkan menjadi Presiden dan Perdana Menteri RIS 
berarti terjadi
kekosongan pimpinan pada Republik Indonesia. Assaat adalah Pemangku Sementara Jabatan 
Presiden RI.
Peran Assaat sangat penting. Kalau tidak ada RI saat itu berarti ada kekosongan dalam 
sejarah
Indonesia bahwa RI pernah menghilang dan kemudian muncul lagi. Namun, dengan mengakui 
keberadaan RI
dalam RIS yang hanya beberapa bulan, tampak bahwa sejarah Republik Indonesia sejak 
tahun 1945 tidak
pernah terputus sampai kini. Kita ketahui bahwa kemudian RIS melebur menjadi negara 
kesatuan
Republik Indonesia tanggal 15 Agustus 1950. Itu berarti, Assaat pernah memangku 
jabatan Presiden RI
sekitar sembilan bulan.

Selama memangku jabatan, Assaat menandatangani statuta pendirian Universitas Gadjah 
Mada di
Yogyakarta. "Menghilangkan Assaat dari realitas sejarah kepresidenan Republik 
Indonesia sama saja
dengan tidak mengakui Universitas Gadjah Mada sebagai universitas negeri pertama yang 
didirikan oleh
Republik Indonesia," ujar Bambang Purwanto dalam pidato pengukuhan sebagai guru besar 
UGM September
lalu.

Dengan demikian, SBY adalah presiden ke-8 RI. Urutan Presiden RI adalah sebagai 
berikut: Soekarno
(diselingi oleh Sjafruddin Prawiranegara dan Assaat), Soeharto, BJ Habibie, 
Abdurrahman Wahid,
Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono. Pada kesempatan ini saya juga 
mengusulkan
kedua orang yang pernah menjadi Presiden Republik Indonesia, yaitu Sjafruddin 
Prawiranegara dan
Assaat, diangkat sebagai pahlawan nasional.

Asvi Warman Adam Sejarawan LIPI







------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke