http://www.antara.co.id/arc/2008/12/13/bi-rate-2009-bisa-di-bawah-8-persen/

*BI Rate 2009 Bisa di Bawah 8 Persen*

Jakarta  (ANTARA News) - Pengamat ekonomi Tony A Prasetyantono mengatakan
tahun depan BI Rate bisa diturunkan hingga di bawah delapan persen untuk
menggerakkan sektor riil.

"Dengan asumsi inflasi 2009 sekitar 7 persen, maka BI Rate bisa diturunkan
setidaknya hingga 8 persen pada medio 2009. Kalau masih memungkinkan, baru
diturunkan lagi," katanya kepada ANTARA, Sabtu.

Menurut dia, setidaknya ada beberapa alasan bahwa Bank Indonesia (BI) dapat
mulai terus menurunkan suku bunga acuannya itu. Dari sisi nilai tukar,
menurut dia, rupiah mulai menuju kesetimbangan yang baru yang dapat
digunakan sebagai modal untuk menurunkan BI Rate.

"Ada tanda-tanda rupiah mulai menemukan ekuilibriumnya yang baru, yang
menurut perkiraan saya antara Rp 10.000 s/d Rp 11.000 per dolar AS. Ini
modal yg bagus untuk menurunkan sukubunga acuan BI Rate," katanya.

Selain itu pada 2009, menurut dia, merupakan momentum bagi penurunan suku
bunga yang lebih agresif karena gejolak inflasi telah turun, sehingga
kekhawatiran penurunan suku bunga terhadap inflasi dapat dikurangi. "Inflasi
pasti turun," katanya.
Di sisi lain, katanya, penurunan suku bunga tidak akan memicu gejolak aliran
dana keluar (capital outflow) karena hampir seluruh dunia telah menurunkan
suku bunganya.

Sementara itu, BI pada Desember ini baru saja menurunkan suku bunga BI Rate
sebesar 0,25 persen menjadi 9,25 persen. Namun penurunan tersebut dianggap
kurang oleh kalangan pengusaha.

Kebijakan penurunan BI Rate di bulan Desember merupakan pertama kalinya suku
bunga acuan diturunkan sejak Januari-November 2008, setelah BI menaikkan
suku bunga secara berkala sejak Mei hingga Oktober sebesar 0,25 persen
setiap bulannya. Dari 8 persen pada Mei menjadi 9,5 persen Oktober dan
sempat ditahan pada level 9,5 persen pada November.

Dinaikkanya sejak Mei hinggga Oktober suku bunga tersebut seiring dengan
kebijakan uang ketat BI untuk mengendalikan inflasi.
Naiknya suku bunga acuan membuat perbankan menyesuaikan dengan menaikkan
suku bunga kreditnya. Hal ini membuat kalangan pengusaha terbebani karena
naiknya suku bunga kredit.


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke