bismi-lLah wa-lhamdu li-lLah wa-shshalatu wa-ssalamu 'ala rasuli-lLah
wa 'ala alihi wa ashhabihi wa ma-wwalah, 
amma ba'd, assalamu 'alaikum wa rahmatu-lLahi wa barakatuH.

'tuk direnunkan, ini azza komentar saya kali ini!  biasaaaa
kiriman...., silah!

wa bi-lLahi-ttaufiq wa-lhidayah, subhanaka-lLahumma wa bihamdiKa
asyhadu alla Ilaha illa Anta, astaghfiruKa wa atubu ilaiK. 
wassalamu 'alaikum

Bahaya Dengki.

Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda yang
artinya:” Hasad akan memakan kebaikan yang ada, sebagaimana kayu
memakan api”.

Betapa jeleknya sifat iri atau dengki ini, karena semua kebaikan yang
kita lakukan akan sia-sia, hanya karena adanya rasa iri atau dengki
kita pada seseorang pada karunia yang diberikan oleh Allah Ta’ala
pada orang yang kita kenal, ataupun yang tidak kita kenal sama sekali.

Mungkin kita sering melihat secara langsung dengan mata kepala kita
sendiri, atau ditelevisi akan kebakaran yang menimpa gedung-gedung yang
bertingkat, gedung mewah, atau bahkan gubuk derita sekalipun,
ludes ditelan api dalam sekejap mata memandang. Lihatlah pagaruyung
yang mewah itu, jangankan bangunan utamanya, bangunan disampingnyapun
bisa terkena hembusan api yang menyala-nyala, merah merekah, bak apel
yang lagi ranum saking merahnya. Ini baru api dunia yang memakan
bangunan, apatah lagi api neraka yang warnanya bisa hitam pekat, tidak
bisa dibayangkan oleh pikiran kita betapa panasnya api neraka tersebut.

Seperti itulah perumpamaan bagaimana hasad memakan kebaikan yang selama
bertahun-tahun kita lakukan, amalan ibadah yang sudah tunggang tanggik
kita kerjakan, pagi siang-malam, sampai lutut dan kening pegal, dan
berwarna kehitaman dikarenakan ibadah yang kita kerjakan, namun semua
ludes, hanya dikarenakan satu perkara saja kita kerjakan, yang
dikerjakan bukan oleh tangan, hanya sekeping daging yang lembut dan
lunak, itulah yang dinamakan hati. Hasad itu berasal dari dalam hati
seseorang.

Rasulullah pernah memberitakan pada para sahabatnya sampai beberapa
kali Akan ada kedatangan seseorang ahli surga. Setelah berkata hal
tersebut, maka datanglah seorang lelaki. Keesokan harinyapun
begitu.Sampai ada seorang sahabat penasaran akan amalan apa sih yang
dilakukan oleh pemuda ini, sampai-sampai ia dikatakan Rasulullah
penduduk surga? Maka sahabat itupun meminta izin untuk menginap dirumah
lelaki tersebut.Setelah beberapa hari menginap, dilihatnya ibadah
lelaki tersebut biasa-biasa saja, ngak ada yang istimewa. Akhirnya ia
bertanya pada lelaki tersebut, dan menceritakan sebab
ia menginap dirumahnya.Apa jawab lelaki tersebut?.”Saya sebelum
tidur setiap harinya selalu merenungkan diri saya, dan tidak ada
sedikitpun dihati saya ada rasa iri atau dengki pada siapapun.

Jadi, betapa besarnya pengaruh sifat dengki pada diri seseorang, dan
betapa seseorang bisa masuk surga hanya karena tidak adanya setitikpun
rasa iri atau dengki pada sesama. Pada adik kita, pada anak kita, pada
suami/istri kita, pada teman kita, pada tetangga kita, atau bahkan pada
madu kita sekalipun.Karena kita harus menyadari, “likulli syaiin
maziyyah”(Pada setiap orang masing-masingnya punya kelebihan yang
telah ditetapkan oleh Allah Ta’ala).

Allah Ta’ala berfirman dalam Q.S Annisa ayat 32, Dan janganlah
kamu berangan-angan dengan pemberian kelebihan yang telah ditetapkan
oleh Allah kepada sebahagian kamu, bagi para lelaki telah ditetapkan
kadar nasibnya sesuai dengan amalannya, bagi perempuanpun telah
ditentukan kadar nasibnya sesuai dengan amalannya juga…”

Orang yang hasad, menginginkan agar karunia yang telah diberikan oleh
Allah Ta’ala kepada orang yang diirikannya itu hilang, dan
beralih kepada dirinya, baik itu kelebihannya, kasih sayang orang
kepadanya,
keutamaannya, kekayaannya, kepintarannya, atau apapun yang merupakan
kelebihan orang tersebut, hilang lenyap, bahkan ia tak segan-segan
berupaya membuat tipu daya, segala macam cara agar karunia dan rahmat
serta kelebihan yang ada para orang tersebut hilang diterpa angin,
kalau bisa tak berbekas sama sekali.Dan karunia, atau kelebihan itu
beralih kepada dirinya, saking hasadnya ia pada orang tersebut.betapa
jeleknya sifat ini, wajar saja kebaikan, amalan ibadah kita bisa
terlahap sampai hangus, kehitaman, yang ada hanya debu-debu
berterbangan, karena betapa jeleknya sifat iri ini.

Kalau kita tak ingin amalan ibadah kita lenyap begitu saja, ada baiknya
kita sering-sering mengingat hadits tersebut, terutama disaat melihat
kebakaran, atau minimal melihat kayu ditungku saat kita memasak, atau
melihat orang sedang masak.Kita sadar, begitulah rasa
iri, dengki, atau hasad memakan segala kebaikan yang telah
bertahun-tahun kita kerjakan.Apakah kita mau amalan kita sia-sia bagai
angin menerbangkan daun kering?betapa rapuhnya daun yang telah kering
kerontang itu.

Allah Ta’ala menyuruh kita agar berlindung dari memiliki sifat
hasad, dan dari kehasatan orang lain kepada kita dengan perintahnya
dalam Q.S Al falaq ayat 5:”Dan (aku berlindung)dari kejahatan
orang yang hasad
apabila ia telah memiliki sifat iri(dengki)”.

Hanya ada rasa hasad didalam diri seseorang yang diperbolehkan oleh
agama sebagaimana sabda Rasulullah yang kira-kira bermaknakan:”
Tidak diperbolehkan hasad kecuali dalam dua perkara, seseorang yang
diberikan
oleh Allah ta’ala akan harta lalu ia menafkahkan hartanya itu
pada jalan Allah, dan seseorang yang diberikan karunia oleh Allah
Ta’ala akan ilmu dan ia mengamalkan ilmunya serta memberikannya
pada orang
lain…..”.

Lantas bagaimana cara kita agar kita terhindar dari sifat iri
tersebut?Caranya cukup mudah, asal ada kemauan yang kuat.

Pertama:.Kita harus menyadari bahwa kalau kita iri, segala amalan kita
akan rusak.

Kedua: Kita harus menyadari, dan bersyukur atas karunia yang telah
diberikan oleh Allah ta’ala, Allah berfirman.Jika kamu bersyukur
maka nikmatku akan kutambah, tetapi bila kamu kafir (tak bersyukur),
maka
tunggulah azabKu yang maha pedih 

Ketiga:Kita harus menyadari bahwa ada beberapa perkara yang tidak bisa
diganggu gugat oleh manusia dari ketentuan yang pencipta,yaitu,
kelahiran, kematian, rezeki dan jodoh seseorang, telah ditetapkan dari
Allah Ta’ala.

Keempat: Tak perlulah kita mencari-cari aib, atau kesalahan seseorang,
hal ini akan menimbulkan dosa dan rasa iri dengki kita saja pada orang
tersebut.Allah berfirman:”Janganlah kamu bertajassus(mencari-cari

kesalahan orang lain)”Dan janganlah kamu bergunjing.(bergunjing
hanya dibolehkan agama dalam beberapa perkara, salah satunya bila ada
niatan baik untuk merubah orang yang kita gunjingkan tersebut.)

Tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang tak memiliki kesalahan,
yang benar datangnya dari Allah Ta’ala, yang salah berasal dari
diri saya sendiri dan syetan. 


"Fa maadza ba'da-lhaqq, illa-dl_dlalaal"

Leo Imanov
Abdu-lLah
AllahsSlave
http://sudjanamihardja.multiply.com
http://imanov.jeeran.com
phone: +49 241 1 89 93 69
mobile: +49 1 76 63 01 56 79


      ___________________________________________________________
Yahoo! Answers - Got a question? Someone out there knows the answer. Try it
now.
http://uk.answers.yahoo.com/ 

Kirim email ke