Syalom pak Danar, juga mas Phyllobates, jawabannya
digabung saja deh..! Baru buka internet diberondong
banyak pertanyaan nih... untuk mas Radityo sabar dulu
ya..!

Mas Phyllo, pertanyaan mas tentang bagaimana sikap
Hermann Hesse tentang agama menarik juga, walau saya
tidak begitu banyak membaca karya-karya sastranya
(maklum jarang baca buku sastra)! 

Menurut saya Hesse menjadi spektakuler pada masa itu
karena beberapa hal: (1) Ia menerima nobel di bidang
sastra th 1946, saat mana 34 tahun lamanya bangsa
jerman sepi dari penghargaan sastra tingkat
internasional, terakhir sastrawan jerman Gerhart
Hauptmann menerima hadiah nobel th 1912, sehingga
penghargaan itu menjadi kebanggaan (rightfully proud)
bagi dunia sastra jerman (sebenarnya sih yang
menghebohkan justru bule Perancis Jean Paul Sartre
yang MENOLAK hadiah nobel th 964), (2) Spektakuler
yang lain adalah petualangannya untuk melakukan
passing over melintasi batas-batas iman dan budaya ke
india dan cina, dan merupakan keberanian tersendiri
pada masa itu (ya, semacam spiritual journey lah),
sehingga tanpa sadar pola berpikirnya banyak
dipengaruhi oleh sang budha sidharta gautama, itulah
sebabnya ia menulis buku yang berjudul Sidhartta.
Seorang teman keturunan Myanmar di Jerman menulis
motto di thesisnya: THE DEITY IS WITHIN YOU NOT IN
IDEAS AND BOOKS, yang ternyata dia mengutip kata-kata
itu dari buku Hesse yg berjudul  "Narcissus and
Goldmund". Sepintas walau saya belum baca bukunya,
dari motto itu saya dapat mengenali bagaimana Hesse
dalam berketuhanan, yang tampaknya sudah terpengaruh
ajaran-ajaran budha, confusinisme dan hindu. Dan
Selanjutnya (3) cerita tentang keluarnya dia dari
pendidikan seminary, juga spektakuler karena dia
terlahir dari keluarga religius yang taat bahkan
penganut pietiesm (dugaan saya penganut ajaran
pietiesm-nya John Wesley, karena pada era itu (1920an)
ajaran ini menggurita di eropa barat).
Jadi pandangan Hesse tentang agama cenderung ke
agama-agama timur, walau terkadang dia tidak
konsisten, salah satu mottonya yang sering dikutip
orang adalah TRUTH IS LIVED, NOT TAUGHT (hampir mirip
socrates).

Pertanyaan mas Phylo tentang Deutsche Evangelische
Kirche, sebenarnya hanya soal bahasa saja, Kirche itu
artinya gereja. Jadi kalau di-translate ke english:
Germany Evangelist Church atau Gereja Injili. Tapi
jangan salah lho, sebab nazi pernah punya slogan:
KIRCHE, KUCHE UND KINDER (gereja, dapur dan anak), ya
sebuah misi terselubung (hidden mission) nazisme dalam
propaganda politiknya untuk merangkul gereja dan kaum
proletar. Dan uniknya di jerman, gereja-gereja yang
menggunakan  bahasa inggris dalam ibadahnya tidak
pakai kata church tapi kirche, sehingga ada istilah
englische kirche.

Untuk pak Danar, pertanyaannya amat kritis sampai saya
keder juga nih...! Semoga Tuhan menolong saya untuk
menjawab pertanyaan sang pakar satu ini.....,
he...he...!

Aliran Unitarian ini sebenarnya terbelah menjadi dua
kutub: Unitarian Mainstream (Unitarian Theologi) dan
Unitarian Universalis (Unitarian Liberal). Munculnya
unitarian sebenarnya didasari oleh semangat untuk
kembali ke faith abrahamic pattern yang menurut
pandangan unitarian lebih original dalam hal
monotheism, dan juga berlandaskan pada ajaran arius
(arianisme) yang tentu bapak sudah memahami 
polemiknya antara arius dan anathasius.

Unitarian mainstream masih berakar pada sendi-sendi
historis kekristenan, Alkitab masih menjadi pegangan,
walau tidak seluruh isi bible diakui (tentang hal ini
saya pernah posting di ppiindia untuk menjawab
pertanyaan Pak Satrio Arismunandar), nanti saya
posting ulang.
 

Khusus unitarian universalis, ini yang sekarang
menjadi masalah pak, liberalnya gak ketulungan lagi.
Mereka banyak merujuk pada konsep Hosea Ballou
(1771-1825), pemimpin universalist Amerika yang
menulis buku A Treatise of Atonement
(1805). Dalam perkembangannya unitarian universalis
mengarah ke ajaran-ajaran humanisme, sehingga orang
atheis pun bisa bergabung pada aliran ini. Dan Amerika
pusatnya aliran universalis ini.  Sejarah unitarian di
Amerika berkembang dalam perpecahan. Tahun 1825
dibentuk American Unitarian Association (mainstream),
lalu th 1961 karena ada perbedaan pandangan, kaum
liberal membentuk Unitarian Universalist Association
(UUA) berpusat di Boston. Kaum Universalis menempatkan
akal budi (rasional-humanis) sebagai pijakan iman dan
menolak Alkitab (hal ini sebenarnya sudah keluar dari
semangat monotheism). Kaum maistream masih menggunakan
bible, karena prinsip-prinsip monotheism ada di
dalamnya! Itulah sebabnya, khususnya di Amerika ada
istilah Theist-Unitarian dan Atheist-Unitarian. 

Mungkin karena terlalu liberal, tidak menutup
kemungkinan kaum universalis mengembangkan ajarannya
dari dimensi yang lain, bisa jadi ada sentuhan 
sinkretisme, gnoticism, dll

Pak Danar, mungkin itu sepintas yang dapat saya
jelaskan! Don't worry, be continued.....!

Salam,

Lukas Kristanto



      Instant Messaging, free SMS, sharing photos and more... Try the new 
Yahoo! Canada Messenger at http://ca.beta.messenger.yahoo.com/

Kirim email ke