Sinar Harapan - Kamis, 04 Desember 2008

O P I N I

CIA dan Adam Malik: Kegagalan Weiner

Oleh: Thamrin Ely

Pemenang hadiah jurnalistik Pulitzer, Tim Weiner, hari-hari ini sedang 
menuai kecaman dari masyarakat Indonesia lantaran isi bukunya, Legacy of 
Ashes The History of CIA yang pertama kali terbit 2007. Terjemahan 
bahasa Indonesia diterbitkan oleh Gramedia setahun kemudian, bertajuk 
Membongkar Kegagalan CIA dengan subjudul “Spionase Amatiran Sebuah 
Negara Adidaya”. Berbeda dengan judul asli, terjemahan Indonesia memilih 
judul yang provokatif untuk mendongkrak penjualan buku. Yang menjadi 
bahan perbincangan masyarakat adalah kesimpulan Tim Weiner bahwa Adam 
Malik adalah Agen Central Intelligence Agency (CIA) yang direkrut dan 
dibiayai Amerika Serikat lewat organisasi intelijen tersebut (Lihat 
Edisi Indonesia Halaman 329-334).

Reaksi masyarakat bermacam-macam. Mulai dari pembelaan yang patriotik 
terhadap salah satu pahlawan Indonesia itu sampai dengan serangan balik 
yang berbau persaingan bisnis agar buku tersebut ditarik dari peredaran. 
Padahal, kalau kita mau sedikit nuchter akan ditemukan kelemahan yang 
bisa menjadi amunisi untuk melancarkan kritik kepada karya tersebut. 
Dengan kepustakaan bidang intelijen, khususnya buku Who’s Who in CIA 
karya Julius Mader (1968), tulisan ini ingin menawarkan dua pendekatan 
yang bisa digunakan secara objektif untuk membedah kebenaran isi buku 
Weiner.

Pertama, pendekatan teori jurnalistik. Sepandai-pandai Weiner melompat, 
dia tidak akan bisa berkelit dari sangkaan bahwa karyanya itu tidak 
memenuhi persyaratan jurnalistik yang elementer sekalipun. Sangat 
ironis, sebagai penerima penghargaan jurnalistik bergengsi, keterangan 
dari Clyde Mc Avoy maupun Bob Martens yang dijadikan narasumber utama 
tidak dicek kembali baik kepada yang bersangkutan atau ke alamat sumber 
lain yang kompeten. Kalau benar Adam Malik adalah agen, maka 
kedudukannya berada di bawah Clyde Mc Avoy, dan Bob Martens, yang adalah 
agen CIA yang disusupkan di Kedubes Amerika di Jakarta. Mc Avoy adalah 
Sekretaris 2 dan Martens menjabat Sekretaris 1. Mereka berdua dikontrol 
oleh Hugh Tovar sebagai Atase militer dan Kepala Stasiun CIA di Jakarta.

Akurasi Meragukan

Secara jurnalistik, tingkat akurasi buku Weiner juga cukup meragukan. 
Weiner yang adalah wartawan The New York Times menyebutkan bahwa Mc Avoy 
adalah operator yang membantu merekrut Perdana Menteri baru bagi masa 
depan Jepang. Padahal, Mc Avoy yang mahir berbahasa Indonesia dan 
meninggal pada usia 82 tahun 24 hari di Hawaii, sebelum bertugas di 
Indonesia, menempati pos di Bangkok. Ini pasti akal-akalan agen 
intelijen untuk menyamarkan segala sesuatu. Bisa jadi apa yang diucapkan 
Mc Avoy tentang Adam Malik kepada Weiner adalah juga untuk 
menyembunyikan tokoh yang sesungguhnya.

Kedua, pendekatan teori organisasi. Amerika Serikat memiliki struktur 
organisasi intelijen yang rumit. Di dalamnya, terdapat CIA yang 
bertanggung jawab kepada Intelligence Advisory Committee yang di atasnya 
masih ada National Security Council sebelum sampai ke lembaga 
kepresidenan. Artinya, kegiatan pada tingkat agen yang cukup ditangani 
di Office for Secret Activity atau Sector Operations Division atau 
Sector Personnel and Organization, tidak serta merta menjadi urusan 
negara dan menjadi concern di tingkat kepala negara.

Pola rekrutmen organisasi intelijen di seluruh dunia tidak banyak 
berbeda. Apa yang dilakukan Mc Avoy sebagai agen CIA sesungguhnya 
hanyalah pada tahap spotting dan vetting sebagai prosedur awal, sebelum 
rekrutmen yang berada di tangan kantor pusat. Aneh bila agen melakukan 
rekrutmen terhadap agen. Tapi yang menonjol dari CIA, organisasi ini 
selalu memilih menempatkan agen mereka yang dengan gampang bisa 
menggunakan kekebalan diplomatik jika dibutuhkan. Itu berarti bahwa di 
berbagai negara pada kedutaan besar maupun konsulat Amerika, ada 
ditempatkan agen CIA. Nama-nama Humphrey (yang pernah menjadi Wapres 
USA), dan dua bersaudara Bundy dalam buku Weiner ternyata juga pernah 
bekerja sebagai diplomat sekaligus Agen CIA.

Tim Weiner Gagal

Kerja para diplomat memang harus berhubungan dengan lingkungan 
masyarakat di mana dia ditempatkan. Maka wajar kalau Adam Malik adalah 
salah seorang tokoh yang banyak dihubungi untuk mendapatkan informasi 
yang jitu. Jika agen CIA bisa merekrut seorang agen baru, disadari atau 
tidak oleh sang calon seperti pengakuan Tim Weiner, berapa banyak yang 
sudah direkrut tanpa sadar? Artinya setiap orang yang berhubungan dengan 
pejabat Kedutaan Besar AS yang merangkap agen CIA, bisa diklaim sebagai 
agen tanpa sadar. Naif sekali.

Ada 3.000 agen CIA yang tersebar di 120 negara di seluruh dunia pada 
jangka waktu antara tahun lima puluhan sampai enam puluhan. Tujuh puluh 
delapan agen di antaranya beroperasi di Indonesia pada kurun waktu 
tersebut. Tapi, dari tiga nama Adams yang tercantum dalam buku Who’s Who 
in CIA tak seorang pun yang bernama Adam Malik. Dengan visi “to be the 
keystone of a US Intelligence Community that is pre-eminent in the 
world, known for both the high quality of our work and the excellence 
for our people”, CIA memiliki misi mendukung Presiden Amerika Serikat, 
The National Security Council, dan semua lembaga yang berperan dalam 
menentukan kebijakan keamanan nasional Amerika (lihat http://www.cia. gov
/cia/information/ mission.html) .

Pertanyaan akhir yang muncul, begitu rendahkah martabat Adam Malik yang 
hanya berurusan di tingkat paling bawah dari sebuah organisasi intelijen 
negara asing dan dibayar Rp 50 juta? Sementara pada waktu itu Adam Malik 
adalah pejabat tinggi yang sangat berperanan, sebelum kemudian menjadi 
Wakil Presiden RI? Tim Weiner telah gagal meyakinkan pembacanya di 
Indonesia.

* Penulis adalah mantan wartawan. Pengamat Intelijen. Direktur Center 
for Separatism Studies (Cenforses).

















      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke