Tanggapan atas Catatan A. Umar Said: "Suharto bersama Orde Barunya adalah najis bangsa"
(Mohon dimaklumi terlebih dahulu, bahwa dalam tulisan kali ini terdapat kalimat-kalimat yang bernada agak keras, yang disengaja untuk sekadar menekankan persoalan-persoalan atau memperkuat ungkapan-ungkapan tertentu) Pertama-tama perlu dijelaskan tentang arti kata "Najis". Arti Najis Najis adalah setiap benda yang di anggap kotor oleh Syariat Islam, dan wajib di bersihkan karena menjadi penghalang seseorang dalam beribadah kepada Allah. Benda- benda najis Benda-benda yang termasuk najis adalah : a.) bangkai (selain bangkai manusia, ikan dan belalang), termasuk kulit dan bulunya. b.) Darah c.) Nanah d.) Segala sesuatu yang keluar dari kubul dan dubur, kecuali air mani. e.) Semua jenis minuman keras f.) Anjing dan babi g.) Bagian yang di potong dari binatang yang masih hidup (selain bulu hewan yang dagingnya di mana seperti wol, atau minyak misik) h.) Susu binatang yang dagingnya tak di makan (selain air susu ibu) Dari penjabaran diatas, jelas-jemelas diterangkan bahwa "Najis" itu diartikan sebagai suatu "benda", yang oleh Syariat Islam dianggap kotor. Nampak disini bahwa penulis sudah salah kaprah menggunakan kata benda "Najis, hanya untuk melampiaskan nafsu-dendam politiknya. Kesalah kaprahan dapat dimaklumi karena doktrin komunisme yang sudah menjalar ketulang sumsum, sehingga sama sekali tidak memahami ajaran agama. Sebagai gelandangan politik yang kabur meninggalkan rekan-rekannya di Indonesia, penulis ingin menunjukan kesetiaan Kameraad sesama anggota PKI, yang diekspresikan dengan ber-fantasi dan ber-onani politik. Besok, tanggal 30 September 2009 pk.16.00 WIB akan dilangsungkan Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti - Lubang Buaya, untuk mengenang gugurnya para Pahlawan Revolusi dalam peristiwa pembrontakan G30S/PKI. Kali ini yang mendapat giliran menyampaikan kata sambutan adalah Ibu Amelia Yani; putri Jenderal TNI. (Anumerta) Achmad Yani. Mudah-mudahan suatu hari Penulis diberi kesempatan untuk mengikuti Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Sumatera Selatan, 29 September 2009. Yap Hong Gie. ---------------- Catatan A. Umar Said Suharto bersama Orde Barunya adalah najis bangsa (Mohon dimaklumi terlebih dahulu, bahwa dalam tulisan kali ini terdapat kalimat-kalimat yang bernada agak keras, yang disengaja untuk sekadar menekankan persoalan-persoalan atau memperkuat ungkapan-ungkapan tertentu) Kedatangan tanggal 30 September sekarang ini membuat berbagai kalangan di Indonesia teringat kembali kepada pembunuhan besar-besaran terhadap jutaan orang yang tidak bersalah (atau yang tidak berdosa apa-apa sama sekali !) di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan tempat-tempat lainnya. ---(CUT)---