RIAU POS Sabtu, 09 September 2006
Data Kemiskinan di Riau Badan Pusat Statistik (BPS) harus berbenah diri. Sebab, hasil pendataan yang dikeluarkan lembaga resmi kepemerintahan-Badan Pusat Statistik ini dinilai tidak akurat. Baik menyangkut jumlah penduduk miskin, jumlah angkatan kerja dan pengangguran, anak putus sekolah, dan sebagainya. Kondisi ini tidak saja dirasakan secara nasional, tapi juga hingga ke tingkat pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia. Tidak akuratnya hasil pendataan ini pun berpangkal dari sistem yang dilakukan BPS dalam pengolahan data di lapangan yang hanya dengan pola sample dan proyeksi secara berkala tanpa harus turun ke lapangan secara door to door setiap tahunnya. Lihat saja hasil pendataan penduduk/keluarga miskin Provinsi Riau 2004. Persentase rumah tangga dan penduduk miskin Provinsi Riau pada tahun 2004 di sebelas kabupaten/kota masing-masing adalah 23,69 persen dan 22,19 persen. Persentase rumah tangga dan penduduk miskin yang relatif tinggi terdapat pada 3 (tiga) kabupaten, yaitu Kabupaten Indragiri Hilir (31,95 persen), Kabupaten Indragiri Hulu (31,44 persen), dan Kabupaten Kuantan Singingi (27,45 persen). Persentase rumah tangga dan penduduk miskin paling rendah di Kota Pekanbaru yang mencapai 10,91 persen. Persentase rumah tangga dan penduduk miskin di kabupaten/kota lainnya berkisar antara 17 hingga 23 persen. Meski telah berselang dua atau tiga tahun, ternyata yang dipakai hingga kini pun masih data tersebut. Padahal setiap tahunnya mobilitas penduduk yang masuk dan keluar Riau cukup tinggi. Ini pun terbukti dengan tidak diketahuinya ada dua desa baru dengan penduduk yang ramai di Pelalawan dan sebagainya. Bukan rahasia lagi, jika pemerintah daerah minta penambahan dana bagi hasil (DBH) pusat dan daerah, baik melalui dana alokasi umum (DAU) maupun dana alokasi khusus (DAK), serta menaikkan angka anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), jumlah penduduk miskin, pengangguran dan putus sekolah cenderung dibesarkan dengan harapan jumlah DBH akan lebih besar ke daerah untuk penyukseskan program yang terkait di daerah. Sebaliknya, menyikapi kebijakan untuk pertanggungjawaban pemerintah kepada legislatif dan masyarakat serta menunjukkan keberhasilan pemerintah, maka data yang dipakai cenderung lebih mengecil dari tahun ke tahun. Hal ini pun teekait kebijakan politis dengan maksud menarik simpati masyarakat terhadap pemerintah yang tengah berkuasa. Tidak heran, ketika pemerintah ingin membagikan dana pengentasan kemiskinan, raskin dan kartu sehat bagi keluarga miskin, pihak pemerintah yang berpegang pada data BPS sulit mengidentifikasi masyarakat mana saja yang benar-benar miskin itu. Akibatnya banyak terjadi kesalahan dalam penyaluran dana raskin, BOS, taskin dan sebagainya itu. Lain halnya dengan data yang dikeluarkan BKKBN. Meski variabelnya lebih banyak dibanding yang digunakan BPS, namun objek yang dimaksud bisa diidentifikasi secara detil hingga ke tingkat RT dan RW. Hal ini disebabkan, BKKBN dalam melakukan pendataan selama ini memakai sistem door to door atau dari rumah ke rumah, bukan sistem sample dan proyeksi. Satu hal yang perlu jadi catatan pemerintah, akankah sistem pendataan tetap berpegang dengan pola BPS atau sistem kerja BPS yang harus diformat ulang yang tidak hanya puas dengan sistem perkiraan atau proyeksi, tapi juga harus turun mendata secara door to door. Jika indikator seperti ini dilakukan, tingkat keakuratan data yang nantinya dilansir pun akan lebih baik dari pada sebelumnya. Sekali lagi, semua terpulang pada kebijakan pemerintah dan legislatif, ingin asal bapak senang (ABS) atau ingin mengentaskan kemiskinan rakyat dengan cara mengungkap data sebenarnya.** [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/